7 ● Try

13K 468 8
                                    

Mencoba untuk mencintai? Mungkin aku harus segera melakukannya.

____Shea Arruel____

Semua telah berkumpul di sebuah ruangan yang sudah di persiapkan untuk acara keluarga Leo juga Shea, pagi menjelang siang hari ini.

Dua pasangan yang sudah duduk bersanding di depan penghulu itu, mengekspresikan keadaan masing-masing. Sepertinya Leo tengah gugup, dan Shea yang terlihat malu dengan tatapan para undangan.

Leo berkali-kali menghela nafasnya, tidak bisa tenang sendiri. Tapi mengingat impiannya lamanya, ia menjadi lebih semangat untuk menyelesaikan tanggungan hari ini. Menjadikan Shea sebagai pendamping hidupnya juga sebagai sesuatu yang wajib ia miliki.

"Saudara Leo, sudah siap?" Tanya penghulu yang akan segera memulai.

Leo mengangguk mantap, menegakkan badanya dengan di iringi senyum. Acarapun di mulai dengan sangat lancar. Leo tidak ada salah pengucapan sama sekali.

Shea tidak berhenti berpikir, di lain sisi ia teringat oleh seseorang. Namun yang sekarang ia hadapi adalah kenyataan hidup yang seharusnya. Sebisa mungkin ia menyingkirkan ingatannya, ia harus fokus dengan posisinya sekarang.

"Sah!!!" Seruan dari berbagai orang itu membuat Shea kembali pada dunianya.

Sekarang apa yang akan ia lakukan, semua akan melewati tahap ke tahap. Kehidupannya berubah, mulai dari statusnya yang telah menjadi istri Leo.

"Makasih udah buat mimpi aku kenyataan." Bisik Leo, lembut dan tulus.

Shea tersenyum, mungkin ini akan segara di mulai. "Sama-sama. Aku akan berusaha untuk menjadi istri yang baik. Bantu aku ya?"

Leo mengangguk, kemudian mencium kening perempuannya itu. Leo bahagia, bahkan orang-orang yang melihatnya juga ikut merasakan bahagianya mereka. Namun, entah dengan seorang pria yang hanya menatap mereka berdua tanpa ekspresi di sana.

"Jaga putri ku, Leo. Apapun yang ia alami akan menjadi tanggung jawab mu sekarang. Jangan sakiti dia, awas kamu!" Celetuk Miko, memberi peringatan.

Leo terkekeh, "Siap, Om! Nggak akan saya sakiti. Perjuangan saya sangat sulit, saya tidak akan menyiakan hasil dari perjuangan saya sendiri." Jawabnya.

"Panggil Papa, saja. Tidak usah Om segala macem. Sekarang kamu bagian dari keluarga saya." Sahut Miko, cepat.

Leo mengagguk, kemudian mengucap terimakasih pada semua yang ada di sana. Terutama orang tuanya, juga Papa Shea yang sudah menjadi mertuanya itu.

Acara telah selesai, semua orang mulai berpamitan pulang. Tinggal keluarga Leo dan Shea yang ada di sana. Mereka masih berbicara banyak hal mengenai pengantin baru tersebut. Tidak sungkan-sungkan mereka menggoda Leo juga Shea. Tapi yang di goda hanya tersenyum malu saja, tidak bereaksi beelebihan.

💍💍💍

"Hahhhhh... akhirnya mandi juga." Shea telentang di kasur milik Leo setelah selesai membersihkan diri.

"Sheaaa!!! Rambut kamu basah!!!" Seruan Leo yang baru saja masuk ke kamar.

Shea memejamkan mata, tidak memperdulikan Leo yang mengomel di sampingnya. Yang ia ingin hanya menikmati waktu istirahatnya setelah mati-matian di tikam perasaan gugup. Shea butuh istirahat banyak.

"Astaga! Bangun dulu, keringin rambutnya." Ucap Leo lagi. "Sini biar aku yang keringin."

Shea membuka matanya, lalu bergerak duduk. Ia cemberut, kesal dengan Leo yang mengganggunya itu. "Nyebelin."

ALLEO (Not My Boyfriend) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang