'I am waiting for your next effort, to make me fall in love'
____Shea Arruel____
"Makan malam di luar sekalian, ya?" Pinta Shea, menatap harap pada Leo yang sedang menyetir.
"Ya jelas, lah! Orang nanti sampek disananya udah sore, terus fotoin kamunya juga bisa ngampek magrib."
Shea terkekeh, ia bergeser mendekat ke Leo dan bersandar di pundaknya. Leo tidak terganggu, ia bersikap santai dengan tetap menyetir. Mungkin sedikit perasaan aneh memang ada. Tapi Leo memaklumi keadaan.
"Kenapa?" Tanya Shea, mendongak menatap wajah Leo.
Leo menggeleng, melihat istrinya sebentar. "Nggak papa, cuman kamu manjanya kok makin parah, ya? Malesnya juga."
"Syukuri aja, lah."
Leo diam sebentar, lalu berkata sesuatu. "Besok kamu ke dokter?"
Shea mengangguk, "Iya. Aku mau ngobrol sama Dokter Sella." Balasnya.
"Ngobrol apaan?" Penasaran Leo.
Shea mengangkat kepala tegak seperti semula. "Ya ngobrol. Kamu nggak usah nanya terus, dong!"
"Ya kan, aku kepo." Balas Leo.
"Kamu nggak usah kesel gitu sama aku. Kalau kayak gitu, mendingan kita balik rumah aja." Celetuk Leo, sadar akan raut wajah Shea.
Shea mendengus, mengambil ponselnya dari dashboard dan mulai memainkannya. Sekarang ia tidak berfoto, karena ada satu aplikasi yang membuatnya kalang kabut jika sedang bored.
Shea begitu serius bermain game, melupakan Leo yang sempat memperingatinya. Tidak tahu kenapa Shea merasa bete dengan Leo.
"Udah sampek, nih! Mau main game terus, apa ke pantai?" Sewot Leo.
Shea menjatuhkan tangannya ke pangkuan dengan mematikan layar ponsel. Lalu meraih ranselnya yang berada di jok belakang. Ia membuka pintu mobil tanpa melihat ke arah Leo yang terus memperhatikannya.
"Dasar sensian banget." Gumam Leo, kemudian menyusul Shea.
Shea berjalan menuju bangku yang berada di sebelah toilet umum. Ia meletakan tasnya di sana, berlanjut melepas sepatunya.
Leo ikut duduk di sebelah Shea sembari menelisik area sekitar dengan mata birunya. "Kamu mau makan dulu?" Tanyanya.
Shea sibuk mempersiapkan kameranya, tapi masih menanggapi Leo. "Nanti, kalau udah laper." Balasnya, datar.
Leo menoleh, mengambil alih kamera yang di pegang Shea. "Ayo aku fotoin kalau gitu."
Shea sudah melupakan rasa kesalnya, ia begitu semangat jika sudah menyangkut berfoto. Dengan cepat ia berdiri dan berlari menuju tepian pantai yang tidak terlalu jauh dari tempatnya duduk tadi.
"Jangan ceroboh!" Teriak Leo, menatap was-was istrinya yang berlari mendahuluinya.
Shea tersenyum, namun senyum dengan tubuh yang mmebelakangi Leo. Jadi senyumnya tidak dapat di ketahui oleh cowok tersebut.
"Udah, sini aja Leo!" Ucap Shea antusias dengan mempersiapkan diri untuk di foto.
Leo menurut, ia segera membidik pose terbaik Shea. Mengulanginya berkali-kali dengan sedetail mungkin, takut jika tidak bagus akan membuat sang istri mengomel.
Ckrikkk!
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLEO (Not My Boyfriend)
Teen Fiction#Selesai dan dihapus sebagian. +++ "Aku tau, kamu belum bisa mencintai ku. Tapi mulai sekarang cobalah, aku akan membantu." "Aku bersyukur dengan hadirnya dia di sini." Leo memeluk Shea dari belakang dengan tangan yang barada tepat di perut rata...