e l e v e n

6.5K 710 3
                                    

Jungkook menukikkan lutunya. Memendamkan kepalanya diantara tangannya, keringat dingin tidak berhenti mencucur di keningnya.
Baru saja diculik dan setelah ini apa lagi?

Jungkook menuju kearah telepon rumah didekat ranjang mamanya, lalu hendak menelpon mamanya itu yang berada di kantor.

Tut.. tut.. tut..

'Maaf, nomor yang anda tuju sedang---'

"Ha? Kok gak bisa.."

Jungkook menutup telepon tersebut lalu keluar dari kamar mamanya. Kembali mengintip kearah kamarnya di dekat pintu.
Matanya sudah tak menemukan bayangan orang tersebut, jungkook menghela napasnya lega.

Dengan cepat jungkook menyambar ponselnya lalu hendak keluar dari kamarnya. Tapi saat ingin memegang kenop pintu, dirinya harus mematung kembali di tempat.

Tuk tuk tuk

Jungkook melirik kebelakang, disana ada bayangan itu lagi! Tapi tinggi nya tidak setinggi bayangan orang tadi.

"Hey, jungkook! Ini aku jimin, buka pintunya cepat!"

Jungkook tak ingin membuka pintu tersebut, bisa saja kan, suara itu bukan jimin. Melainkan orang tadi yang bisa meniru suara-suara orang yang dikenal jungkook.

"Jung, ini aku jimin. Beneran jimin, taehyung ingin bertemu denganmu! Tolong buka sebentar saja"

"..."

"Aku tadi melihat seseorang berdiri di balkonmu terus menerus tanpa bergerak. Orang itu sepertinya belum pergi dari sini, cepat buka jungkook!"

Jungkook melotot, lalu dengan cepat menyibak tirai balkonnya dan membuka pintu kaca tersebut.

Dan Ya, itu beneran jimin.

"Jimin hyung!"

Jungkook memeluk erat jimin, saking eratnya sampai jimin tak bisa bernapas. tapi yang terukir di wajah jimin hanya raut wajah senang.
Senang karena jungkook tak apa.

"A-apa itu benar hyung? Aku tadi memang sedang di tungguin orang di balkon. Aku melihatnya! A-aku melihat orang itu memegang pisau"

"Sudah-sudah. Tak perlu takut, sekarang ayo pergi dari sini"

Jungkook mengangguk, menutup balkonnya lalu memegang jimin erat. Setelah itu jimin membawa jungkook cepat kearah hutan.





.

.

.

"HYUNGIE!"

Jungkook memekik senang saat bertemu dengan taehyung. Taehyung yang posisinya sedang membelakangi jungkook langsung menoleh kebelakang.
Dan seketika taehyung tersenyum sangat lebar. Sangat tampan bagi jungkook.

Tapi darah yang berada di mulut taehyung itu merusak pemandangan saja.

"Hyungg, kau memakan hewan lagi ?"

"Maaf jung. Sudah terbiasa."

Jungkook duduk sedikit jauh dari taehyung, jungkook tidak menyukai bau darah dari makanan taehyung tersebut. Padahal dirinya sudah melarang taehyung untuk memakan daging hewan yang masih hidup tapiㅡ
Kalau sudah terbiasa mau bagaimana lagi.

Jungkook masih menatap taehyung yang makan lalu jungkook terkejut saat melihat taehyung yang spontan menatap dirinya.

"Apa hyung? Kenapa menatapku?"

Taehyung berdiri lalu dengan cepat mendekati jungkook, dan langsung mengendus leher jungkook rakus.
Jungkook yang masih sadar jika mulut taehyung yang dipenuhi darah hewan langsung berontak.

"Hyungㅡmulutmu bersihkan dulu!"

"Diam."

Jungkook diam. Mendengar suara berat milik taehyung itu jungkook tidak bisa berkata apa-apa lagi, taehyung masih setia mengendusi leher jungkook. Dan beberapa detik kemudian taehyung berhenti dan menatap jungkook.
Jungkook juga menatap taehyung dengan wajah polosnya itu.

"Kauㅡ bau mu beda jung. Mengganti parfum?-- ah bukan. Ini bukan bau parfum. Baunya seperti dari serigala kelompokku." Kata taehyung

"Katakan. Kau dengan siapa tadi ?" Lanjut taehyung dan menatap tajam jungkook.

Ih. Galak. Ih. Posessive. Pikir jungkook sambil mengedipkan matanya polos
"I-itu, tadi ada orang di balkon ku dan aku tidak tahu siapa dia hyung. Orang itu memegang pisau, aku takut hyung. Makanya aku kesini" ucap jungkook menunduk, dia tak mau melihat wajah seram taehyung.

"Lalu ?"

"Dan aku kesini denganㅡ

"Kelinci mu bareng aku taehyung. Bau nya berbeda mungkin tadi dia memelukku."
Taehyung dan jungkook menoleh, mendapati jimin sedang berdiri kelewat santai. Taehyung bernapas lega, taehyung pikir jungkook dengan orang lain yang taehyung tak kenal.

"Ternyata kau jim. Kenapa baumu berbeda?"

"Tidak tahu"

Sialan. Rasanya ingin mencakar-cakar mulut jimin dengan kuku nya yang sudah beberapa minggu ini tidak dia potong. Begitu santai saat mengatakan kalimat 'tidak tahu'  . Taehyung menghembuskan napas nya lalu pergi ke dekat danau untuk membersikan mulutnya.

Jungkook mengikuti taehyung di belakang seperti anak ayam yang sedang mengikuti induknya. Jimin menatap sisa makanan milik taehyung lalu sedikit merasa jijik dengan cara makan taehyung. Wajah nya ia buat seolah-olah tidak menyukai nya.

"Apa-apaan ekspresi itu?" Kata taehyung saat menyadari raut wajah jimin.

"Ew tae. Kau memakannya benar-benar berantakan sekali"

Jimin itu udah sering menghabiskan waktu dengan Yoongi, jadi jimin disuruh untuk memakan makanan normal milik manusia jika jimin ingin terus bersama dengan yoongi.
"Heol, kau keseringan memakan makanan manusia jadinya seperti itu? Menatap daging hewan langsung membuatmu jijik? Ingat jim. Dulu juga kau begitu"

"Malah dulu kau lebih parah dariku. Ingat lah satu tahu yang lalu kau memakan semua hewan di kawasan yang dulu dan akhirnya kelompok kita harus berpindah tempㅡ"

"YAK! HENTIKAN!"

Taehyung tertawa keras sekali, sedangkan jimin berusaha menahan malu nya yang begitu luar biasa. Dia tidak ingin jika kebiasaan dulunya diketahui oleh jungkook yang sedang menatap dirinya dan juga taehyung.
Karena tidak tahan jimin pergi entah kemana.

"Hyung.. tidak baik seperti itu. Kasihan jimin hyung"

"Hahaha, membuatnya seperti itu membuatku senang jungkook"

"Dasar. Sepertinya aku akan berada disini dulu, aku tidak ingin kembali kerumah"

Taehyug mendapat kabar seperti itu merasa senang dong. Kekasihnya akan menginap bersama  dirinya di rumahnya. Taehyung tahu bahwa jungkook ketakutan, setelah kejadian jungkook di culik jungkook menjadi penakut sedikit.

"Ah tentu saja sayang. Tapi, mama mu?"

"Ituㅡ"







TBC.

hehe. Setelah lama tidak update:)
Semakin hancur saja ini book:)

KIM WOLF;tk ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang