s e v e n t e e n

4.7K 556 1
                                    

Jungkook mengalihkan pandangannya, dia melihat kebelakang tubuh mark. Disana tidak terlalu jauh, ada Jimin yang sedang berdiri dengan beberapa orang di belakangnya. Beberapa orang mengenakan jaket kulit dan sisannya tidak mengenakan pakaian atas, jungkook memicingkan matanya. Disana tidak ada taehyung, kekasihnya tidak bergabung dengan jimin.
Dan entah kenapa hati jungkook rasanya seperti teriris melihat kekasih kesayangannya tak berada disana untuk menolongnya.

Mark dan juga yang lainnya menoleh kebelakang, melempar tatapan remeh kepada pria berbibir tebal tersebut. Hanya beberapa detik saja melihat jimin lalu berbalik lagi untuk menatap jungkook.

"wah, sepertinya ada yang menyelamatkanmu hm?" suara mark sangat tidak disukai jungkook, dingin dan juga seperti tidak ada kehangatan didalamnya. Jungkook berusaha lepas dari pegangan pria dibelakangnya. Tapi percuma saja, jungkook itu lemah. Pria itu kembali memegang jungkook dengan erat. Bahkan lebih kencang.

"lepaskan jungkook, mark!" teriak jimin, sepertinya jimin benar-benar marah. Terlihat bahwa kuku-kuku nya berubah menjadi panjang, dan juga matanya berwarna merah.
Mark hanya tersenyum mendengar suara jimin lalu membalikkan badan menghadap pria itu. Berjalan sedikit mendekat dengan jimin diikuti oleh beberapa anak buahnya.

"jim, kupikir kau sudah mati waktu kejadian kebakaran hutan tahun lalu?" suara mark benar-benar  seperti mengajak ribut dengan jimin. Jimin mengepalkan tangannya karena diingatkan oleh masa lalunya, jimin menatap mulut mark yang sedang menampilkan seringaian. Dalam hati jimin berjanji akan merobek mulut jelek itu dan mematahkan rahang mark.

"tidak usah mengungkitnya. Kenapa suka sekali mengangguku dengan pertanyaan seperti itu? Apa kau tak punya pertanyaan lain?" jimin membalas mark dengan tangan yang dilipat didadanya.

"ohh~ bagaimana setelah ku hancurkan kau, lalu jungkook, lalu... Yoongi?" jimin membulatkan matanya, tubuhnya panas dingin saat mendengar mark mengucapkan nama yoongi kekasihnya.

"SIALAN! KALAU KAU BERANI MENYENTUH YOONGI, AKAN KU CABIK KAU MARK!" keparat, emosi jimin tidak bisa ditahan jika sudah menyangkut yoongi. Jimin melayangkan pukulan kuat tiba-tiba kepada pipi mark dan membuat mark jatuh, darah merembes dari sudut bibir mark.
Pria itu kembali berdiri menatap jimin dengan matanya yang gelap. Lalu mulai tertawa bak orang gila.

Jungkook meringis saat melihat mark terpukul, sepertinya itu benar-benar sakit. Tapi remaja manis itu juga sedikit takut dengan tawa mark. Jungkook masih berusaha melepas genggaman pria dibelakangnya ini.

"kalau kau bergerak lagi, aku akan memberimu kepada mark. Memangnya kau mau?" bisik pria tersebut. Jungkook rasanya ingin menangis saja, dia berharap jimin cepat menyelesaikan hal ini dan menyelamatkan dirinya.

BUG!

Sekali lagi hantaman keras mengenai perut mark dan membuat mark mengeluarkan darah segar. Yah, pokoknya jangan macam-macam dengan kelompok ayah taehyung. Isinya kuat-kuat, bahkan dengan satu pukulan mungkin bisa menghancurkan bendungan. Memang terdengar alay dan mustahil, tapi itu adalah faktanya.
Jimin mengangkat tangannya lalu memberi isyarat kepada teman-teman lainnya untuk menghajar anak buah mark. Sedangkan jimin hanya tetap terfokus pada tubuh mark yang terkapar sambil memegang perutnya.

"sialan park jimin, isi perutku hampir keluar bajingan." mark berdiri lalu mulai menghajar mark. Mark itu hanya banyak cakap, kemampuan nya memang bagus tapi jika berhadapan dengan jimin itu sudah tidak menjadi kata bagus lagi.
Jimin yang memang terbawa emosi sejak tadi terus menerus menghajar mark hingga ia sudah tidak bisa berdiri lagi. Aspal yang di pijak mark sampai memenuhi darahnya sendiri, jimin hanya terluka di bagian lutut dan tangan kiri.

Anak buah mark yang lain telah ambruk, jimin memperhatikan sekitarnya lalu menatap pria yang sedang menahan jungkook. Pria itu sedikit terkejut dengan tatapan jimin, apalagi wajah jimin sebagian ditutupi oleh darah membuat hal itu sedikit seram.

"hey! Jangan mendekat. Kau tak mau kan, dia terluka?" pria itu mengeluarkan pisau lalu mendekatkannya pada leher jungkook, jungkook menutup matanya erat tidak sanggup menerima bahwa mungkin setelah ini dia akan mati.

"jangan mendekat jimin hyung! Ku mohon.." air mata jungkook mulai jatuh ke pipinya, jimin tersenyum melihat jungkook menangis lalu mendekat sedikit kearahnya.

"kenapa kau menangis jung? Dia yang akan mati duluan" jimin memberikan pria itu senyuman yang amat lebar lalu tiba-tiba pegangan pria itu melemas, jungkook melirik kebelakang dan apa didapatkan oleh mata jungkook?
Kepala pria tersebut terputar kebelakang dan berbunyi 'krek' seperti patahan tulang. Lalu darah tiba-tiba saja menyembur dari leher si pria tersebut.

Jungkook menjerit melihat pria itu terjatuh ke tanah dengan leher terputar, darah nya juga mengenai rambut dan wajah jungkook. Karena jungkook pertama kali melihat orang yang dibunuh dengan sadis seperti itu, dia terjatuh lemas dan menangis.

"sayang? Kau tak apa?" jungkook mengangkat wajahnya melihat siapa yang didepannya ini. Ah, itu taehyung. Pacarnya. Jungkook semakin menangis hingga suaranya benar-benar kencang di daerah sepi itu.
Taehyung memeluk erat jungkook lalu mencium kening sang pacar. Menyerbu wajah jungkook dengan ciuman taehyung, pria serigala itu juga memperhatikan tubuh jungkook. Takut jika ada luka.

"syukurlah kau tak apa, astaga jungkook.." taehyung kembali memeluk erat jungkook, sangat erat sekali.
Membenamkan kepalanya di ceruk leher jungkook, sialan. Taehyung benar-benar cemas sama remaja didepannya ini.
Jungkook masih terisak tapi tidak membalas pelukan dari kekasihnya itu.

"aku sangat takut kehilangan mu sayang, aku takut kau terluka karena mereka. Tapi syukurlah, kau tak apa. Ya tuhan jungkook..." suara taehyung benar-benar lembut saat mengatakan itu, tapi tidak tahu kenapa jungkook masih sakit hati.










Bukan tubuhku yang luka hyung.. Hatiku.. Hatiku sakit sekali hyung..










TBC.

Hayoo, yang kemaren bilang jungkook  di selamatkan oleh taaehyung mana^^ emang iya, taehyung nyelamatin si kelinci tpi bukan yang pertama:'
Maap kalo ceritanya ada kesalahan kata.

Makasih sudah membaca! Jangan lupa votement

KIM WOLF;tk ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang