S i x t e e n

4.5K 560 4
                                    

Jungkook buru-buru meminum americano nya lalu segera berdiri dari kursi nya, mark hanya menatap jungkook datar tapi remaja manis itu tahu bahwa mark sedang tersenyum kecil. Masa bodo dengan sopan santun, jungkook harus keluar lalu pulang.

"sㅡsebaiknya aku pulang, mama ku baru saja memberiku sms. Terimakasih minumannya mark ssi, selamat tinggal" jungkook membungkuk lalu keluar dari sana dengan cepat. Memanggil taksi lalu segera masuk, perasaan jungkook benar-benar kacau.

Dia ingin menangis karena ketakutan, kenapa selalu saja banyak yang membuat jungkook panik. Ini yang membuat jungkook sedikit takut untuk keluar rumah, tapi jika ia tak kelur rumah ia tidak bisa membeli kebutuhannya.

Dari dalam taksi jungkook menoleh kebelakang memperhatikan bayangan mark yang masih terduduk di kursi cafe, tapi setelah itu jungkook samar-samar melihat tangan mark terangkat. Melambai. Mark melambai kearah dirinya.
Jungkook tiba-tiba menjadi drop seketika, tubuhnya benar-benar lemas. Tangannya mengambil ponselnya lalu masuk ke kontak, mencari nomor telpon mamanya dan langsung memencetnya.

"mah? Aku habis ini pulang. Mama dirumah kan?"

"iya sayang, mama dirumah. Emang kenapa?"

"gak papa maㅡ"

Omongan jungkook berhenti saat matanya tak sengaja melihat kaca yang digantung dekat kaca depan mobil. Supir yang membawa taksi itu sedang tersenyum dan menatap jungkook dari depan, tapi bayangannya masih bisa dilihat dari kaca.
Jungkook menelan ludah kasar, pikirnya apa yang kali ini dia dapatkan?. Jungkook merutuki kebodohannya,  seharusnya ia jalan kaki saja.

"nak? Jungkook?"

"a-ah, iya mah. Aku tutup dulu ya, dah ma."

Panggilan ditutup jungkook memasukkan ponselnya kembali kedalam tas lalu melihat kearah luar jendela. Tinggal beberapa belokkan lagi dia sudah sampai di daerah rumahnya, tapi taksi yang ia tumpangi melewati daerah rumah jungkook. Jungkook memberitahu kepada supir tersebut bahwa rumahnya telah terlewat. Tapi supir itu hanya tersenyum kepada jungkook.

"maaf pak, saya turun disini saja."

Jungkook diabaikan, dan mereka telah pergi cukup jauh dari daerah rumah jungkook.

"pak, anda tidak mendengar saya? Saya bilang saya turun disini saja! Hey pak!? Bapak kalau mau macem-macem saya telpon polisi loh pak!" tiba-tiba taksi tersebut berhenti secara mendadak, kepala jungkook terbentur oleh tempat duduk depan. Jungkook meringis sedikit lalu menatap wajah si supir saat menoleh ke arah jungkook.

"hahaha, coba saja telpon. Emang apa yang bisa polisi bodoh itu lakukan terhadapku?" supir itu melepas topi yang ia pakai, mengusap rambut putihnya kebelakang lalu tersenyum kepada jungkook. Jungkook pikir bahwa supir ini adalah seorang bapak tua, nyatanya tidak. Wajahnya seperti masih umur 20 tahunan.
Jungkook mencoba membuka pintu taksi itu dan syukur saja tidak terkunci. Begitu terbuka jungkook langsung berlari keluar, samar-samar jungkook mendengar suara pintu taksi terbuka juga.

"hey! Kelinci nakal kembali!" teriak supir tersebut. Jungkook semakin cepat berlari menghindari orang itu dan berharap menemukan orang lain di jalanan ini. Jungkook walaupun sudah lama tinggal di seoul tapi dia tidak tahu jalan yang sedang ia singgahi ini.
Benar-benar sepi dan ini seperti jalan tol yang sangat besar dan luas.

Tapi tiba-tiba jungkook dihadang oleh beberapa orang, salah satunya jungkook baru saja kenal. Ada mark diantara orang-orang itu. Jungkook tidak tahu dari mana mereka datang. Yang jelas jungkook pikir jika mereka sama seperti pacarnya, bukan manusia.

"o-oh? Kita ketemu lagi ya jungkook?" ucap mark dengan seringaian diwajahnya. Jungkook mundur tapi sayangnya bahunya di tahan oleh orang tadi yang membawa taksi.
Jungkook tidak kuat, air matanya sudah mulai keluar karena takut.

"KALIAN MAU APA HAH!? TOLONG JANGAN BUNUH AKU, kumohon tinggalkan aku sendiri.." bentak jungkook, pikirannya sudah tidak tenang lagi. Apalagi disini tidak ada orang sama sekali.

"jangan menangis kelinci ku, kau tidak akan kami bunuh.. Tapi mungkin bermain sedikit?" bisikkan dibelakang jungkook membuat jungkook memalingkan wajahnya.

"kalian gila! Aku tidak melakukan kesalahan apapun! Kenapa suka sekali mengganggu ku!?" sumpah demi apapun, jungkook tidak kuat lagi bicara. Dia benar-benar takut.

"mau ikut dengan ku, sayang?" kata mark lalu memegang dagu jungkook kasar, jungkook menutup matanya erat takut menatap wajah mark dan juga matanya.





"HEY LEPASKAN JUNGKOOK, DASAR BRENGSEK!"

Tbc.

Siapa hayo, yang teriak? Maaf sekali karena aku jarang update, kondisi kuota data menipis:"(

KIM WOLF;tk ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang