n i n e t e e n

4.5K 516 0
                                    

"kenapa tiba-tiba sayang?" kata mama jeon yang sedang menatap anaknya dengan dalam, mama jeon sudah sangat tau jika anaknya itu sedang dalam msalah. Naluri seorang ibu itu sangat kuat, bahkan mama jeon bisa tau dari raut wajah jungkook.
Jungkook tersenyum lalu menggeleng kepada ibunya mengatakan bahwa dirinya sedang tak dalam masalah.

"aku hanya rindu nenek saja. Boleh ya mah? Sekarang kita berangkatnya?" jungkook memelas pada mamanya, kalau sudah begini tidak dapat di tolak. Mamahnya mengambil ponsel lalu mengecek apakah mama jeon bisa atau tidak.

"sepertinya mama 2 hari kedepan tidak ada kerjaan. Ya sudah, kamu siap-siap dulu. Nanti jam 4 sore kita pergi ke nenek" kata mama jeon lalu berdiri dari tempat duduknya, jungkook juga segera masuk kekamar untuk mempersiapkan apa saja yang akan dibawanya. Untung saja mamanya itu tidak tahu jika anaknya sedang dalam keadaan sedih, bagaimana jika mamanya itu tahu jika ia sedang sedih?

Setelah jungkook memasukkan barang-barang yang akan ia bawa, dirinya sejenak menatap kearah jendela. Matanya menatap langit sore, matahari memancarkan sinarnya tidak terlalu terang yang menandakan sedikit lagi matahari itu akan tenggelam ditelan bumi.
Jungkook berdiri membuka jendelanya, merasakan angin sepoi yang masuk perlahan kedalam kamarnya. Matanya tertutup tidak sengaja, membayangkan apa yang baru saja terjadi.

Pikirannya tidak tenang, sama sekali tidak tenang. Tanpa sadar air matanya terjatuh menyentuh pipi nya. Semakin erat dirinya menutup mata, semakin sesak pula hatinya.

Suara kepakan sayap burung terdengar ditelinga jungkook, begitu membuka matanya remaja itu langsung terbayang wajah taehyung. Jujur, jungkook menyesal mengatakan hal itu. Remaja itu hanya terbalut kemarahan saja, dan tanpa sadar mengatakan kata-kata itu.

Tok tok

"sudah siap sayang?" jungkook mendengar suara ketukan pintu kamarnya tapi dia tak menghiraukannya. Hidungnya memerah karena menangis, bayangan wajah taehyung terus menerus ada dikepalanya. Oh yatuhan, jungkook tidak bisa menahannya.

BRAK!

"Sayang aㅡ"

"MAAF MAH! AKU PERGI DULU!"

Jungkook tiba-tiba saja membuka pintu kamarnya lalu berlari keluar seperti orang gila, menuruni tangga dengan cepat hampir saja dia terjatuh. Buru-buru memakai sepatunya dan meninggalkan rumah.
Mamanya meneriaki namanya berulang kali tapi jungkook tak membalasnya, dipikiran anak itu hanyalah kekasihnya.

Hatinya sesak, sudah pasti taehyung saat ini sedang menangis.

Orang-orang yang berlalu lalang memperhatikan jungkook dengan aneh, air matanya tidak bisa berhenti. Saat dia tiba di rumah yoongi, saat itulah matahari sudah benar-benar tenggelam. Bumi menjadi gelap, malam ini tidak ada bintang sama sekali.

Tok tok

"YOONGI HYUNG! YOONGI HYUNG BUKA PINTUNYA!"

Jungkook berteriak didepan rumah yoongi sambil menggedor pintu yoongi itu. Pasti nya suara ribut itu menganggu tetangga tapi siapa yang perduli.
Tak lama pintu yoongi terbuka menampilkan seorang pria tinggi yang sedang menatap jungkook dengan tatapan sedih.

Itu jimin. Dibelakang nya ada yoongi yang sedang memegang tangan jimin erat.

"hah.. J-jimin hyung, taehyung hyung mana? Mana taehyung!?" jerit jungkook sambil berusaha menstabilkan napasnya yang ngos-ngosan.

"jungkookㅡ

"mana taehyung!? Minggir!" jungkook mendorong jimin menerobos masuk rumah yoongi, mengedarkan matanya menelusuri rumah yoongi. Kakinya melangkah naik ketangga menuju lantai dua, tapi taehyung tidak ada.
Kembali lagi ke lantai satu tapi taehyung nya sama sekali tidak ada.

"jungkook tenangkan dirimu, jangan seperti ini" kata yoongi, berusaha menenangkan diri sahabatnya itu.
Jungkook kembali menangis, dia terjatuh sambil menjambak rambutnya erat.

"a-aku tidak menemukan taehyung, hyung.. Dimana taehyung?!" lirih jungkook sambil menatap yoongi.
Jimin mendekati jungkook lalu memegang pundak bergetar itu.

"jung, dia kembali ke hutan. Lebih tepatnya ke tempat ayahnya, ada hal yang harus kau ketahui, jika dia kembali ke ayahnya dia tidak bisa bertemu denganmu lagi jung.." ucap jimin. Jungkook berdiri lalu menatap yoongi dan jimin secara bergantian.

"kalau begitu aku yang aku menemui nya. Kalau dia tak bisa menemui ku, aku yang akan menemui nya. Tolong jimin hyung, bantu aku sekali ini saja kumohon." jimin menggaruk kepalanya tidak gatal lalu melirik yoongi yang sedang menatap jungkook dengan sedih.

Yoongi tahu bahwa jimin menatapya, setelah itu yoongi mengangguk bahwa menandakan dia mengizinkan jimin untuk membantu sahabatnya itu.

"baiklah, ayo segera. Sebelum benar-benar malam" kata jimin. Jungkook tersenyum lalu tiba-tiba memeluk yoongi erat mengucapkan kalimat terimakasih terus menerus.

"tidak apa jungkookie, kalian cepatlah. Aku akan menunggu dirumah" kata yoongi, jimin keluar lebih dahulu dari rumah yoongi lalu diikuti jungkook.
Didepan halaman rumah yoongi, jimin membungkuk membuat jungkook bingung.

"apa yang kau lakukan hyung?"

"naik kepunggung ku. Aku akan menggendongmu, itu akan lebih cepat" jungkook mengangguk dan menaiki punggung jimin.
Setelah ini ia akan bertemu dengan taehyung, dia harus meminta maaf. Dia tidak ingin ini semua terjadi. Pastinya taehyung saat ini menangis membayangkan kata-kata jungkook.

Taehyung ku harap kau memaafkan ku..




TBC.

Hey, gimana nih? Huhu aku payah banget buat ginian:") kalau ada salah, boleh komen ya. Ngasih saran juga boleh. Hehe

Happy ending atau sad ending nih?

KIM WOLF;tk ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang