KEMBALI INGAT, SUKA LAGI

9 0 0
                                    

Tak seperti halnya pelangi menghapus hujan, tak terbersit niatan Aras mengubur Arum dari ingatan. Hanya kebetulan, Arum tak sedang berseliweran di akun media sosialnya dan Aras dihujam lain perhatian. Mulai dari skripsi, jualan buku hingga jadi relawan di Rumah Yatim.

Kurang lebih satu bulan Arum tak mondar-mandir di kepala Aras. Ia seperti lepas dari perhatian Aras. Hal yang Aras syukuri sekaligus Aras bingungkan. Syukurnya, batin Aras, perhatiannya tak direnggut bulat oleh Arum. Sedang kebingungannya, itu karena meski tak terpikirkan tentang Arum, rindu itu, lagi dan lagi, selalu datang. Ganjil. Rindu yang entah dalam rupa apa, gerutu Aras.

Kemudian Aras tiba pada pikiran bahwa rasanya tak timbul hanya karena persoalan paras. Bukan sekedar tentang teduhnya Arum.

Dalam sebuah senggang, dua jam yang lalu, Arum mucul di feed Instagram Aras. Wanita itu unggah foto yang berhasil menggurat senyum Aras, dan memang selalu begitu. Lonjakkan gembira di batin, Aras tekan sedemikian rupa. Entahlah. Itu magis baginya. Aras gusar, betapa mudahnya ia takluk. Tapi ia juga paham, jatuh cinta tidak perlu dimarahi.

Aras coba berdamai. Berdalih, mencaripembelaan bahwa ia bukan budak pandangan. Lantas Aras berujar, 'akumasih selalu damba aneka hal di balik lekuk rahangnya, di balik manis ronabibir dan di balik lembut pandangnya; nilai-nilai yang dianutnya'

MODOLOGWhere stories live. Discover now