SUDAHAN YANG MASIH INGIN TERUS

29 0 0
                                    

Aras akhirnya benar-benar terbunuh. Detik ini adalah sekitar dua tahun sejak pesan terakhirnya ia layangkan pada Arum. Entah apa isinya, yang pasti Aras tak mengingatnya. Dan, beruntung, ia sudah berdamai dengan luka. Aras sudah fasih tak mengirimi Arum pesan.

Dan kehidupan seolah memihak padanya. Begini, sekitar dua tahun yang lalu itu, waktu mulai tak mengetik kata-kata bodohnya dan mengirimkannya pada Arum, Aras diwisuda.

Tanggal 12 September 2015, bertepatan dengan hari ulang tahunnya, pagi buta, Aras bahagia melihat gurat senyum di bibir Bapak dan Ibunya. Pak, Bu, bujang kunyukmu bakal pakai toga hari ini, batinnya. Dan satu jam sebelum itu, pergolakan hebat terjadi.

Aras di kamar, baru bangun tidur. Dengan masih lunglai terkapar di atas kasur kapuk berseprai Manchaster United, tangan Aras lekat menggenggam telepon genggam. Sementara matanya lurus menatap atap triplek, pandangannya jauh menembus itu, menembus langit pekat.

Dalam hatinya, Aras ingin bergegas mengetik, aku wisuda. Tapi, tak bisa dimungkiri, Aras tak terlalu dungu juga. Gerutunya, sebegitu rendahkah aku hingga harus mengabarkan berita wisudaku pada ia yang tak menaruh peduli padaku, tapi aku cintai. Dan di detik itu, Aras memutuskan, tak ada lagi pesan untuk Arum. Tak ada lagi rindu untuknya.

Sayang, tak pernah ada perubahan yang mudah! Usai kumpulkan kesadaran, Aras bangkit dari kasur lapuknya. Lepas basuh muka, Aras keluar dari kamar mandi dengan senyum yang agak dipaksakan, dengan kenangan manis tapi pedih yang ia tinggalkan di toilet jongkok. Katanya, mulai sekarang, aku adalah Aras yang baru. Arum? Siapa dia? Sudahlah!

Ya, sudah dikatakan, semesta bak memihak padanya. Di hari deklarasi melupakan Arum itu dirayakan seluruh keluarga Aras. Juga oleh teman kuliahnya. Bahkan hingga petinggi kampusnya. Untuk merayakan Aras yang baru ini, Ibu Aras akan mengenakan busana terbaiknya yang biasa dikenakannya ke kondangan. Bapaknya bakal berjas lengkap degan dasinya. Rektor kampus di mana Aras kuliah pun akal menyalaminya, mengucapkan selamat menempuh hidup baru, tanpa rasa rindu pada Arum!

Lalu tibalah pukul 11 siang. Seremoni wisuda selesai. Seketika, semuanya sirna, sesingkat itulah perayaan wisuda, perayaan melupakan Arum. Hari wisuda Aras kering, hanya diisi dengan melinting tali di topi toga selama bapak-bapak sepuh berpidato di depan para wisudawan. Hingga maghrib pun tiba, saat Aras di kamar, sendiri, tanpa nomor kontak Arum di telepon genggamnya karena baru dihapus tadi pagi.

Lalu hening sampai ke hati. Aras sedikit ngeri mengingat kehidupan ke depan yang akan dihadapinya saat itu, menjadi sarjana dengan tanpa garansi penerimaan dari perusahaan buat menerimanya mengabdi. Juga ngeri atas tekad yang baru dideklarasikan tadi pagi, bahwa tak ada lagi pesan untuk Arum, tak ada lagi rindu untuknya. Tepat saat berpikir tentang itu, Aras kebingungan hingga ke ubun-ubun. Semakin dipikirkan, semakin penat kepalanya. Bodohnya, Aras bingung memilih kebingungan. Bingung soal apa yang bakal dilakukanya esok hari, atau bingung lantaran ragu dengan tekadnya melupakan Arum.

Limpung, Aras benamkan kepala di bantal seraya berteriak sekuat tenaga. Malang nian nasib si kunyuk ini. Jangankan berguna buat sekitar, untuk dirinya sendiri saja? Sampah! Sarjana macam apa ia. Hih, kunyuk!

Esok harinya, begitu fajar menyembul, kepala Aras sudah tak singkron dengan posisi bantal. Ia ketiduran. Sampai tak shalat isya yang lantas mengaku mengkodonya di waktu subuh. Dan di bantalnya itu, tampak warna lebih gelap berbentuk lingkaran sembarang. Mungkin, sisa muncrat liurnya waktu berteriak. Atau mungkin air mata yang keluar saat ia samar-samar tertidur.

Intinya, begitulah dua tahun yang lalu, hari di mana Aras mulai tak mengirim pesan pada Arum, hari dimana ia bertekad untuk melupakan Arum. Meski satu tahun sejak saat itu, rasa cintanya tak juga sirna. Bahkan, hingga saat ini, jika dikorek, benih rasa cintanya masih mengendap di benak. Masih, sering kali, Aras curi-curi waktu buat stalking Instagram Arum. Gumamanya, rasa rindu terobati, tapi hati semakin tersakiti.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 22, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

MODOLOGWhere stories live. Discover now