Adam beranjak dari kasurnya. Dia melirik jam di tangan. Masih pagi, tapi dia harus bergegas mempersiapkan diri. Hari ini dia tidak ada jadwal flight, tapi tidak pula sedang di rumah untuk istirahat. Tugas lain dia dapatkan dari atasanya. Sebuah permintaan untuk mensosialisasikan tentang "Safety Flight" di SMK penerbangan pilihan senusantara sudah dijadwalkan. Dan dia mendapatkan bagian yang cukup banyak, menimbang jam terbangnya yang sudah tinggi serta keahlianya yang sudah teruji.
Sosialisasi soal safety flight memang selalu ada setiap tahunnya, namun tahun ini semakin diperbanyak, mungkin alasan terbesarnya karena beberapa isu yang viral belakangan. Banyak penumpang yang tidak tahu bagaimana seharusnya ketika akan melakukan penerbangan yang selamat.
"Berapa lama kita disini, Den?" tanya Adam pada Deny yang baru saja memasuki kamarnya.
"Nggak tau gue, mungkin tiga hari. Kalau dari jadwal cuma tiga hari sih, tapi cewek-cewek maunya nambah liburan lagi sampe minggu, gimana?"
"Terserah deh, tapi kalau misalnya udah kelar. Gue pulang duluan nggak papa kan? Kalau pulang minggu kayanya gue nggak bisa istirahat. Soalnya senin gue flight."
Adam menjawab sambil merapikan dasinya, sementara Dany sudah rapi dengan segala sesuatunya.
"Lihat nanti dah. Lu pulang gue ikut. Males banget gue sendirian."
"Sama cewek tiga, bro!"
Adam ketawa lebar. Sementara Dany cuma menggeleng-geleng sambil memonyongkan bibirnya. Tidak terbayang olehnya bagaimana jadinya jika dia ditinggalkan oleh Adam. Kesana-kemari dengan tiga cewek yang kalau udah jalan-jalan ribetnya nggak karuan. Belum lagi kalau belanja. Udah lama nunggunya, seabrek lagi belanjaanya. Nggak kebayang harus nentengin belanjaan tiga orang temannya yang doyan shopping itu.
"Adam... Dany...!"
Terdengar suara teriakan dari luar kamar. Dany menyimpan semua pikiran-pikiran piciknya. Sekarang tiga orang yang dia bayangkan sudah muncul disana.
Setelah menyambar jas yang tergantung rapi. Adam menuju pintu menyusul Dany yang sudah melangkah terlebih dahulu. Ia ingin segera menyelesaikan tugas-tugasnya disana. Ia ingin pulang dan beristirahat lebih lama. Sebelum jadwal penerbangan akan menyita seluruh waktu santainya.
"Tujuan kita kemana?" tanya Adam pada salah satu official yang mengatur jadwal kunjungan mereka.
"Untuk schedule pertama tujuan kita adalah SMK Penerbangan Antariksa, Mas!" jelas seorang official yang masih sibuk dengan tumpukan berkas yang menjunjung tinggi dalam genggamannya.
***
Siapa laki-laki itu?
Khadeeja seperti di hantui oleh pikirannya sendiri. Sosok laki-laki itu menyita hampir seluruh perhatiannya. Fokusnya hilang. Bahkan saat diminta untuk menjadi narasumber, tak banyak point yang ia sampaikan. Dan sampai sekarang ia masih tak bisa melupakan.
"Kamu kenapa sih? Aku perhatiin kayaknya ada yang nggak beres deh? Apa sih yang kamu pikirin?" tanya Namima. Gadis itu rupanya melihat air wajah Khadeeja yang seharian ini telah berubah.
"Nggak tersinggung sama ucapan Mister Heri tempo hari kan?" tanya Namima lagi. Ia mencoba menarik-narik perhatian, agar sahabatnya itu mengutarakan kegelisahannya.
Khadeeja menggeleng. Ia menarik urat-urat pipinya. Berusaha membentuk seuntai senyum untuk ia persembahkan pada Namima. Agar gadis itu tak sibuk-sibuk lagi mengkhawatirkan dirinya.
"Udah nggak usah senyum-senyum gitu. Cerita dong! Ada apa? Males deh kalau kamu kayak gini!"
Gagal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Setia
Spiritual"Orang-orang yang membuatku patah serta orang-orang yang mengenggam tanganku agar tak rebah; Dua sisi saat Tuhan membolak-balikan hati. Dan kamu bertahan menjadi keduanya" based on true story