POV : Annie Leonhart

874 112 15
                                    

Prolog.

Sesungguhnya, Annie tidak mengerti kenapa ibunya bisa sangat keras kepala.

"Pokoknya ibu tidak mau tahu, Annie. Datangi perjodohan itu atau kau tidak usah lagi menginjakkan kakimu di apartemen ini!" ujar perempuan berambut pirang dihadapannya dengan muka galak. "Kau dengar kata ibu?!" Annie hanya diam. Tak berniat mengeluarkan suara apa pun. "Annie berhentilah keras kepala! Apa susahnya kau datang keperjodohan itu? Hanya datang, duduk, berkenalan dan melanjutkan hubungan! Apa susahnya sih dengan semua itu? Kau itu sudah hampir berusia tiga puluh tahun! Pikirkan umurmu dan masa depanmu!"

Annie menghela napasnya. Ia baru pulang dari luar negeri sebagai seorang prajurit yang membanggakan negaranya. Ia mendapatkan penghargaan dan jaminan kehidupan dari negara atas kerja kerasnya karena secara sukarelawan-mengorbankan nyawa-untuk membantu orang-orang yang tengah terlibat perang di tanah Arab sana. Menerima cuti liburan selama dua bulan untuk melepas rindu kepada ibunya, sebelum kembali ke medan tempur. Tapi, alih-alih sambutan hangat atau pelukan rindu yang ia terima, justru malah suruhan tak masuk akal ibunya yang memintanya segera menikah.

"Kau juga harus keluar dari militer!"

Annie menaikkan alisnya. Ia segera melihat wanita yang sudah melahirkannya itu. "Apa?"

"Ya! Demi menjalani hidup tenang, keluarlah dari militer. Menjauhi medan perang dan menikah. Hidup bahagia dengan keluargamu sendiri. Bereskan?" kata ibunya dengan nada santai.

Annie hanya bisa memutar bola matanya. "Apa hanya itu yang ibu pikirkan?"

Ibunya mengangguk.

"Aku tidak mau. Aku tidak berniat melepas statusku sebagai pra-"

"Kalau begitu keluar dari sini!"

Maka Annie hanya bisa pasrah ketika ibunya mendorong tubuhnya keluar dari apartemen dan kembali membawa keluar seluruh tas yang sempat ia bawa dari medan perang. Bahkan ibunya sudah mempersiapkan koper yang ia yakini itu seluruh baju-baju dan keperluannya.

Annie baru akan mengucapkan beberapa kata lagi kalau saja tidak mendapatkan bantingan pintu dengan tenaga super dihadapannya. Annie melirik ke arah kanan dan kiri. Para tetangga apartemen yang ternyata mendengar adegan drama ibunya bermunculan keluar.

Annie memungut tasnya, dan menyeret kopernya. Entah sejak kapan ibunya bisa menjadi sekejam ini padanya. Ketika melewati para tetangga yang berstatus ibu-ibu yang sudah memiliki cucu. Annie sempat mendengar bisikan soal pernikahan. Tch. Mereka pasti yang meracuni otak ibunya itu dengan pernikahan.

Ketika sampai diparkiran mobil. Annie melempar tas dan kopernya secara asal di belakang mobil Jeep Wrangler putih kesayangannya. Ia menaiki mobil itu dan merogoh kedua saku celananya untuk mencari kunci mobil dan ponselnya berada. Ia mengetik sesuatu di layar ponselnya sebelum akhirnya menghidupkan mesin mobil dan melaju kerumah seseorang yang bisa ia percaya dan dimintai tolong untuk menampungnya sementara.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hello PreciousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang