devil mommy

37 6 0
                                    

Drug inside you

Mataku terbuka saat jam dinding menunjukkan pukul 9 pagi. Rumah sangat sepi, aku jadi sedikit menyesal menolak ajakan Wendy.

Berjalan menuju tv, semoga ada tayangan yang lebih masuk akal selain sinetron azab, aku heran kenapa azab yang ditayangkan sangat aneh. Terkadang double azab sampai triplle azab. Daya hayal sutradara nya terlalu tinggi, sangat over.

Saat asik-asiknya mengalihkan channel tv.

Sakit itu muncul lagi, kepalaku pusing rasanya akan ada yang pecah disana, pandanganku mulai kabur. Aku bergegas bangun menuju kamar untuk mengambil obat yang selama ini ku konsumsi.

Tolong jangan pingsan tuhan...

"Aghhh"

Tangan ku meraih obat itu, mengeluarkannya dengan tergesa-gesa, hingga isinya berceceran di lantai.

Aku menelan 2-3 pil dengan gemetar. Entahlah aku tidak tau berapa yang harus kuminum. Intinya sakit ini bisa hilang.

Dan beberapa saat, sakit itu mulai menghilang. Aku bisa mengatur nafasku dengan normal.

Tiba-tiba aku jadi teringgat Hanni. Hari ini ada acara di sekolahnya, apakah aku harus datang?

Oke, aku memutuskan untuk datang kesekolahnya. Hitung-hitung membunuh rasa bosan.

Memakai sedikit polesan di wajahku, dan menyaut tas kecil yang kuisi dengan handphone dan beberapa make up, tidak lupa obat untuk jaga-jaga.

---------------------------------------

Gadis itu duduk diam di pojok lapangan, dia hanya memandang sendu temannya tertawa dengan ibu dan ayah mereka.

Shit! Perasaan macam apa ini?.

Dia menoleh, aku segera memalingkan wajahku, memasang wajah sedingin mungkin.

Dia berlari dengan garis lengkung ke atas yang menghiasi wajahnya.

"Mommy datang?" Dia terengah-engah saat bertanya kepadaku.

"Hm, bosan"

"Ayo ikut Hanny mommy, orang tua berkumpul disana"

Tangan ku ditarik oleh gadis itu, aku spontan melepas paksa genggamnnya.

"Kau harus tau batasan Hanni!!"
Sedikit membentak, anak itu hanya mengangguk dan menunduk.

Aku berjalan dengan dia yang berusaha menyamai langkahku yang panjang.

Saat duduk kami hanya saling diam, tak ada yang ingin dibicarakan, mungkin dia ingin bicara tapi, aku tidak. Dilihat dari gelagatnya dia ingin sekali mengajakku berbicara.

Suara mic mulai berbunyi, mc mulai mengarahkan untuk berkumpul.

Dia membacakan susunan acara yang akan dilakukan hari ini. Dimulai dengan sambutan pemilik sekolah.

Tapi, sepertinya ada masalah disana, aku melihat mc berbicara dengan panitia lain seperti membicarakan hal yang penting.

"Sepertinya,beliau sedang ada urusan. Kemungkinan dia akan memberikan sambutan pada akhir acara. Jadi mari kita lanjutkan acara hari ini"

Hey, dia sangat tidak disiplin. Mana ada sambutan di akhir. Tolol

Setelah melalui semua kegiatan yang di adakan, aku melihat wajah bahagia Hanny. Entahlah, mungkin dia selalu bahagia setiap hari. Senyumnya tak pernah luntur walaupun aku memarahinya.

Setiap hari aku membentak atau mengeluarkan kata2 kasar kepada Hanny. Respon dia hanya menangis dan takut, tapi setelah itu dia tersenyum kembali. Apakah masih kurang siksaan ku? Apakah aku harus menyiksa fisiknya juga? Setelah sekian lama aku selalu menekan batin anak itu. Kurang srek di hati kalau tidak melihat anak itu menangis setiap hari.

"Hadirin dan murid OS, mari kita dengarkan sambutan dari perwakilan
Pemilik OS school" sambut mc

Suara tepuk tangan mulai riuh saat seorang laki2 menaiki podium.

"Selamat siang, saya mewakili Oh Sehun yang sedang berhalangan hadir untuk bertemu dengan para orang tua murid dalam acara tahunan OS school..."

Kepala ku mendongak saat mendengar nama itu. Apakah aku tidak salah dengar?

Saat kulihat lagi siapa yang berdiri di podium. Aku tidak bisa mendeskripsikan perasaanku saat ini. Marah, sedih, kecewa, benci, mwolla aku bingung. Mataku memburam, mungkin jika aku mengedipkan mata, air ini akan jatuh.

Aku tidak boleh lemah.

Aku beranjak keluar dengan tergesa-gesa, bahkan aku tidak menghiraukan Hanni yang berteriak memanggilku. Pandangan semua orang sempat teralih kepadaku yang membuat kericuhan sesaaat saat beranjak pergi.

Aku menuju parkiran dan segara melajukan mobilku, aku tidak tau harus kemana. Pikiranku sedang kacau, nafasku naik-turun, keringat dingin membasahi dahiku belum lagi tanganku yang bergetar.

Ya tuhan...

Biarkan aku meninggalkan dunia ini dengan tenang, tanpa ada konflik lagi. Biarkan aku pergi dengan mengemban dosa yang sangat besar. Biarkan aku menikmati sisa sisa hidupku dengan caraku sendiri.
Aku tidak ingin mereka memandangku dengan tatapan kasihan, mengejek atau yang lainnya.

Dia, Lay Zhang salah satu nama yang termasuk dalam blacklist yang kumiliki.



Im going to forget everythink, and look my future in HEAVEN.







20/10/18

For Mommy✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang