.
.
.
.
.
.
.
.Hidupku tidak berdrama, yang harus diperpanjang skenerionya. Hidup dengan tujuan pembalasan dan selesai. Hidupku akan bahagia.
Melihat bayangan seorang gadis di kaca.
Aku tersenyum remeh.Kenapa seorang Hanni harus terlahir menjadi seorang perempuan? Kenapa tidak laki laki saja?. Jujur, takdir yang satu ini membuatku kesal.
Hari ini seperti biasa aku harus sekolah. Aku jadi semakin penasaran. Apa masalah yang Jieun alami dengan mereka.
Saat melewati koridor aku melihat Jungkook memejamkan matanya di bawah pohon kapas dekat lapangan.
Dengan perasaan aneh ini, aku lanjutkan langkahku lagi.
"Hai Ji"
"Apa kau sudah mengerjakan pr mtk mu Han? Aku lupa mengerjakannya, semalam aku harus bekerja di cafe" ujar Jieun dengan panik.
"Santai Ji, ini aku sudah. Kau bisa menyalinnya" ujarku sambil tertawa.
"Terima kasih Han, oh ya... Kau sudah dengar berita terbaru hari ini tidak?"
"Tidak Ji, aku tidak punya waktu mengurusi hal seperti itu"
"Ish kau ini. Baiklah aku yg akan mengatakannya. Kemarin Suga sama Taehyung ngalamin kecelakaan beruntun. Yang Suga nya udh sadar, tapi Taehyung nya kritis. Katanya juga ya... Waktu aku lihat di akun gosip sekolah, yang nyebapin kecelakaan ini itu gara-gara mereka mabuk. Sampai ada korban meninggalnya"
"Berapa yang meninggal?" Tanyaku.
"Kurang lebih 10 korban kyknya, tapi yang parahnya itu. Kejadian ini gak dibawa ke pengadilan"
"Sudah aku duga, pasti endingnya mereka tetep bisa menghirup udara segar"
"Kau ini ada-ada saja Han" ujar Jieun memukul pundakku.
Lah, kan aku serius. Kenapa dia malah tertawa? Dasar Jieun...
Kami tetap berdua, tak ada teman tambahan lagi. Semua orang menjauhi Jieun... Dan menjauhi Aku.
Tapi tak apa, aku tidak suka keramaian. Melihat Jieun menjadi temanku saja, hidupku sudah berisik.
"Han, kau sudah memilih eskul mu?"
"Aku tidak tau harus memilih apa. Kamu ikut apa emng?"
"Aku sebenarnya ikut eskul basket, tapi sekarang aku sudah jarang ikut pertemuan"
"Kenapa?" Tanya ku.
"Kamu tau sendiri di eskul itu ada siapa saja"
"Kalau gitu, besok kita eskul basket bareng"
"Nggak" ujar Jieun sambil menggelengkan kepalanya.
"Tidak menerima penolakan"
"Jangan Han aku takut"
"Dulu kamu sendiri, tapi sekarang kan ada aku"
Aku melihat wajahnya yang penuh dengan penolakan.
"Percayalah Ji, kamu tidak bisa seperti ini terus"
Akhirnya dia menganggukan kepala.
"Apapun itu masalahmu, kau tidak boleh menghindarinya"
"Baiklah, aku merasa ada pelindung sekarang" ujarnya sambil tertawa.
---------------
Keesokan harinya, kami benar-benar berangkat eskul bersama.
Semua pasang mata yang berada di lapangan mengarah kepada kami. Dan bodohnya lagi Jieun hanya menunduk.
Aku memberikan tanda kepadanya agar tidak menunduk.
"Aku dan Jieun ikut eskul ini" ucap ku kepada Jungkook selaku ketuanya.
Dia hanya tertawa remeh, dan meninggalkan kami.
Saat pemanasan dimulai kami pun mengikutinya walaupun tanpa disuruh.
Aku jadi semakin penasaran, apa mslh Jieun. Hingga Jungkook harus melihat Jieun dengan tampang jijik.
Saat latihan pun kami masih seperti patung yang tak tahu harus berbuat apa.
Aku pun memutuskan untuk pergi ke pinggir lapangan bersama Jieun.
"Ji, kamu masih belum mau menceritakn masalahmu?" Tanya ku.
"Entahlah. Aku tidak merasa ini benar Han jika aku menceritakannya"
"Tak apa, sungguh"
"Baiklah, kita bicara di tempat lain saja"
Kami pun menuju kantin, karena saat itu keadaan sekolah sudah mulai sepi.
"Aku dan mereka adalah teman baik. Tapi dulu... Sebelum Namjoon pergi."
"Siapa Namjoon?"
"Tunggu Han, jangan menyelaku"
"Baiklah"
"Mereka dulu ber 7 ditambah aku menjadi 8. Ada Jungkook, Taehyung, Suga, Hoseok, Namjoon, Jin, dan Jimin. Kau tau lah yang disekolah ini tinggal 4, yang lainnya sudah kuliah. Perihal masalahku, dulu aku sangat dekat dengan Namjoon kami sempat berpacaran. Semua orang termasuk mereka tidak tahu latar belakang keluarga ku yang sebenarnya. Aku memang anak dari seorang pelacur. Tapi aku tidak pernah menginginkan ini semua... Takdir yg memberikannya kepadaku. Awalnya mereka hanya sedikit menjauhiku, mungkin yaa aku anggap mereka sedikit syok. Tapi Namjoon tidak menjauhiku sama sekali, tidak sedikit pun. Hingga seseorang memfitnahku. Ntah apa yg terjadi, sebuah foto masuk ke pesan Namjoon. Dimana disana ada fotoku dengan seorang lelaki sdng tertidur di kamar."
Jieun mulai menangis, aku tidak tega mendengarnya. Kenapa takdir nya smaa dneganku? Sama2 ank dari seorang pelacur.
"Namjoon sangat marah. Bahkan mereka juga marah kepadaku. Aku di jauhi, aku sudah menjelaskan semuanya tapi tidak ada yg percaya. Namjoon dia sampai kecelakaan, aku... Aku tidak tahu harus apa. Aku ingin menjenguknya tapi semua orang mengusirku. Kabar terakhir darinya, dia mendapat pengobatan di Amerika"
"Apa sekarang kau akan menjauhiku juga Han?"
"Untuk apa aku menjauhimu Ji? Takdir kita smaa"
Aku tersenyum, dia terlihat bingung.
"Aku anak seorang pelacur juga Ji"
"Bagaimana bisa?" Tanya Jieun.
"Wow, dugaan ku memang benar bahwa teman barumu ini juga tidak ada jauh bedanya dengan mu. Hebat sekarang ada 2 anak pelacur" ujar Jungkook yng tiba-tiba muncul.
"Memang kenapa jika orang tua ku pelacur? Memangnya orang tuamu sempurna?" Ujar ku.
"Hidupku sudah sempurna, orang tuaku bermartabat untungnya hahaha"
"Benarkah? Palingan juga ayahmu itu juga bermain dengan pelacur"
"Jaga bicaramu, kalian tidak akan tenang bersekolah disini" ucap Jungkook sambil berbalik dan pergi dari kantin.
" Hey ayo bertaruh!!! Aku yakin orang tua mu lebih kotor dari orang tua kami!!!"
Teriak ku, agar dia mendengarnya..
110319
