Gazza Erlando

48 4 0
                                    

Gazza menatap cermin didepannya dan mendesah pelan, wajahnya putih pucat begitu juga bibirnya, rambutnya acak-acakan, dua kancing atas piyama yang ia kenakan terbuka, badannya lemas dan sedikit pusing, Gazza kurang enak badan.

"Bi, tolong masakin air hangat bi." Ucap gazza pada bibi tyas- Asisten rumah tangga keluarga Erlando dan terdengar ucapan 'iya' panjang dari Bibi Tyas.

"Hoi, pagi-pagi udah sempoyongan, mabok apa loh?."

"Ckck, Kak Illy. Gue emang lagi sakit kak, pegang nih jidat gue." Ucap Gazza kesal dan diikuti Illy yang memegang jidat Gazza.

"Dih gila, preman kayak lo bisa sakit juga ternyata." Jawab Illy antusias diikuti ketawanya yang menggelegar.

"Nahan batin ya ngomong sama kakaknya preman." Goda Gazza karena Illy tadi menyebutnya dengan preman.

"Wah songong ya loh."

"Bye kakak. Si preman mau mandi dan makan."

"Perasaan kita tadi baru sarapan deh."

"Gue laper lagi, hehe." Ucap Gazza sambil berlalu meninggalkan Illy sendirian.

"Wah, ternyata orang sakit itu lidahnya pahit gak berlaku sama adik gue."

***

"Mama, Paracematol dimana?, kepala Gazza pusing."

"Tuh ada di kotak obat diatas lemari Mama, minum obat itu terus duduk sini, Za."

"Mama, Gazza nggak bisa nelen obat, dihancurin di sendok dong, Ma."

"Ya Tuhan, Gazza tujuh belas tahun masih belum bisa nelen obat, tambah pusing Mama."

"Mama juga pusing, kenapa?"

"Makanya kamu duduk sini dulu, Za!." Ucap Mamanya tegang, Gazza tahu itu mungkin bukan hal baik, pelan-pelan Gazza menghampiri Mamanya.

"Ada apa, Ma?."

"Mama dan Papa akan cerai."

"Oh."
 
Eh. Wait.

What?

"Apa-apaan sih, Ma!."

***

BRAKK.

"Woi, kalo masuk kamar orang sebaiknya ketuk dulu, kalo gue lagi ganti baju gimana?. Gila nih anak." Ucap Illy sambil memutar bola matanya malas.

"Kak Illy, Papa dan Mama mau cerai, kenapa kakak nggak bilang." Gazza berteriak kesal.

"Ya, mau gimana lagi dek. Daripada Mama dan Papa pisah ranjang terus, Gue mah nurut aja keputusan mereka asal masih bisa ketemu Papa."

Gazza mendekati Illy, dia mengambil kursi didekat meja rias kakaknya dan duduk disana, dia takut orang tuanya akan pisah, dia tidak mau jadi anak Broken Home dan mengikuti pergaulan bebas, dia masih sayang diri.

"Apa nggak ada yang bisa kita bantu kak?."

"Hmm, mungkin nggak ada dek, perceraian nya dua bulan lagi, dan itu mungkin cukup untuk kamu menggagalkannya jika kamu ingin."

"Ahh itu, bagaimana bisa?" Gazza tertunduk lemas, ia merasa sedih, sudah tiga minggu dia tidak bertemu papa nya dan sekarang papa nya akan meninggalkan nya. Apa Gazza menjadi anak broken home? Ah tidak pikirnya, ia harus menjaga keluarganya.

"Sekarang pergi, kakak mau ganti baju."

Gazza didorong Kakaknya keluar, Illy menutup pintu kamar dengan keras, Gazza berdecih, dan pergi kekamarnya sendiri untuk tidur, mungkin dengan tidur siang bisa menghilangkan sakit kepalanya sedikit dan sakit hati karena akan ditinggal papanya.

Hanna [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang