2. For My Son John Winston Lennon

175 7 0
                                    

Selalu saja indah. Ucapku menatap hamparan langit yang perlahan berubah menjadi jingga. Ya aku adalah penikmat matahari terbenam atau biasa orang orang sebut Senja.
Mengalunkan gitar, dikala semua penat yang telah aku lalui sepanjang hari.
Senja dan gitarku adalah penawar terbaik.

Flashback on

Saat itu aku datang ke apartemen Dykins, saat itu Dykins tidak berada di rumah. Hanya saja aku melihat sebuah gitar baru yang masih terbungkus.

“For My Son John Winston Lennon”

tulisan di dalam bungkusan itu. Mama hanya tertawa saat aku melihat-lihat gitar itu. Aku membuka gitar dengan rasa gembira bukan main, dan langsung bertanya pada mama.
”Mam ini untuk aku?” tanyaku sampai tiga kali.

Namun mama tidak menjawab ia hanya tersenyum sambil menyeka ujung matanya yang basah dengan air mata. Mama menitikkan air mata.

Hampir setiap hari aku belajar main gitar, guru pertamaku adalah Dykins. Lalu aku diajari juga dengan beberapa anak tetangganya. Di satu sudut di kafe kota Liverpool aku suka memperhatikan pemain gitar memainkan gitarnya, mataku memperhatikan arah gerak jari-jari itu.
Aku melihat ada titik-titik nada sederhana tapi sangat sulit bila dimainkan, akhirnya aku berpikir disitulah letak indahnya sebuah lagu, nada mudah yang sesungguhnya dimainkan amat sulit.

Flashback off

IMAGINE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang