Setelah perjalanan menaiki bus selama 30 menit, Sampai lah John dan Paul di Liverpool Art Collage dimana tempat pameran itu digelar.
John POV
Aku bersama Paul berjalan memasuki gedung mewah yang berisikan lukisan lukisan karya para seniman hebat.
Aku hanya berkeliling-keliling disekitaran ruangan dan melihat lihat karya yang dipajang
Tak sengaja mataku menemukan si gadis yang pernah kulihat di halte bus Woolton sedang berbincang dengan rekannya.Entah mengapa aku penasaran dengan gadis tersebut.
"Paul lo liat gak gadis disana?"
Tanyaku pada paul yang sedang sosoan serius melihat lukisan, padahal ia tidak tahu apa apa tentang lukisan.
"Kalem banget dia"
"Iya gue liat, yang pake blazzer itu?"
"Ya"
"Kenpa? Lo suka sama dia?
"Ya" jawabku singkat sambil terus menatap gadis itu.Aku berjalan santai menghampiri gadis anggun itu.
"Hai" sapa ku.
"Ah ya hai" jawab si gadis itu.
"Nama kamu siapa?" Tanyaku.
"Yoko Ono" ucap nya sambil tersenyum, seperti bukan orang inggris asli.
"Aku John Lennon."
"Ini lukisan kamu?" tanyaku karna sepertinya dia sedang memamerkan karyanya.
"Iya, kebetulan sekali karna aku kesini untuk memamerkan sebagian karya-karyaku"
"Keren" ucap john dan hanya dibalas senyuman oleh Yoko.John jatuh cinta.
"Boleh tukeran nomor telpon?" Tanyaku kemudian disaat aku telah menghampiri gadis itu.
"Oh ya boleh, sebentar". Ucap si gadis itu sambil mengambil ponsel nya.Setelah berbincang cukup lama akhirnya John pergi meningalkan Yoko, dan menghampiri paul.
"Bagaimana john?" Tanya paul.
"Nice" jawabku
"I'm fallin love in first sight" ucapku dan hanya dibalas kekehan oleh Paul.John POV end
Setelah pagelaran pameran seni selesai.
John dan Paul berdiam diri di teras gedung. Tak sengaja saat itu Yoko datang melewati mereka. Lalu john menyapa"Hei Yoko" ucap john
"Hei John" jawab nya.
"Apa kamu mau gak pergi sama aku? Aku ngundang kamu besok ke acaraku".
"Acara apa john? Dan dimana itu?"
"Kamu tau gak cafe yang ada di woolton street?
"Mmmm of course, aku sering kesana john"
"Okay kita ketemu pukul 5 sore ya?" Ucap john kepada gadis berbalut dress cream itu.
"Dalam rangka apa kamu ngundang aku?" tanya Yoko.
"Dalam rangka menyenangkan mu, Aku maksa ya kamu harus ada, dan jangan lupa" Pungkas John lalu meninggalkan Yoko dan berlalu pulang bersama Paul.Mereka berjalan keluar gerbang gedung.
"Lo liat kan?"
Seorang John gak akan pernah gagal buat dapetin cewek haha"
"Alah berisik lo ah, lo mau nginep gak dirumah gue?
"Okay."Akhirnya aku dan paul pergi menuju rumah paul.
Paul anak dari kelas menengah kota. Di Liverpool perbedaan kelas karena status sosial amat terasa.
Sekarang sudah ketiga kalinya aku berkunjung ke rumah paul.John POV end
Dua pemuda itu memasuki pekarangan rumah yang ada di distrik newyork, itu adalah rumah paul.
Disaat mereka datang mereka disambut oleh ayah nya paul."Hai john" sapa ayah paul
"Hello paman" balas john singkat
"Apa kamu akan nginep disini john, udah lama loh kamu gak nginep"
"Iya paman" jawab johndan paul langsung mengajak john memasuki kamarnya.
John kerap datang ke rumah Paul dan bermain gitar di kamar Paul. Ayah Paul amat menyenangi John.
Ayah paul sangat wellcome dengan john karna john pandai sekali bermain gitar."John apa lo tau kalo ayah gue suka sama lo?
"Maksu lo apaan?" john berbalik nanya dengan nada kesal
"Aish maksud gue tuh bukan suka dalam artian itu john. Ayah gue suka sama lo karna lo pinter maen gitar.
"Hmm". Jawab john singkat sekali.
"Lo itu ya slalu aja ngeselin" ucap paul lalu merebahkan dirinya dikasur. Menyerah akan sikap dingin john yang mulai kambuh.Semementara itu John hanya melamun teringat kata yang diucapkan Bibi nya
Flashback ON
Di Liverpool perbedaan kelas karena status sosial amat terasa, inilah yang membuat Bibi Mimi kurang suka aku bergaul dengan Paul.
“John, Paul itu anak orang kaya...ia bukan kelas yang sama dengan kita, kaum buruh” tapi aku hanya tertawa saja. Bagiku manusia tetaplah manusia, ia hadir dalam hidup dinilai dari kebersamaannya bukan apa yang ia punya.
Aku melihat manusia dalam keadaan yang tak melihat rupa.Flashback OFF
Mataku terasa berat, akhirnya aku menutup mata.

KAMU SEDANG MEMBACA
IMAGINE [END]
Non-Fictiona story of John Winston Lennon and The Beatles. (Ada kefiksian sebagian, tidak nyata seluruhnya)