@ 14

9.4K 154 1
                                    

Xerin. p.o.v

Aku harus pergi , itu yang pertama kali ku fikirkan saat ku buka mataku . bukan untuk melarikan diri , tapi aku butuh waktu untuk merenungkan apa yang telah terjadi . sekelebat memory semalam tiba tiba hadir bagai slide show di mataku . ada yang salah di sini , bagaimana bisa Dirga dengan Jay . 

segera ku sambar tas ku yang tergeletak manis di meja , ku lirik Mayda masih tertidur . aku tak ingin menyeret Mayda semakin jauh , biarlah kali ini ku selesaikan sendiri masalah ku. dia sudah terlalu baik buat ku . 

Aku tidak mungkin kembali ke wisma dalam keadaan seperti ini , apalagi pulang ke rumah di jawa tengah , itu lebih tidak mungkin lagi . yang ada malah bikin orang tua ku cemas . jalan satu satunya adalah Apartemen ku . yah...disanalah mungkin tempat teraman buat ku untuk menenangkan fikiran . 

Aku memang punya apartemen di kawasan surabaya barat , apartemen ini pemberian dari Alex , hasil taruhan bola dengan sahabatnya Dion , sebelum di lempar orang tua nya ke Amrik . awalnya aku menolak tapi Alex tetap memaksa . aku bahkan kaget saat semua surat surat kepemilikan di ubah atas nama ku . 

Ku pandangi Ritz mension apartemen yang berdiri megah di depan ku, sebelum ku langkah kan kaki ku ke dalam . untuk bermimpipun aku tak berani kalau suatu saat nanti ku bakal punya apartemen semewah ini . 

ku sapa para security dengan ramah , mereka tentunya sudah hafal pada diriku , maklum hampir setiap minggu aku kesini , hanya untuk sekedar membersihkan apartemen ku . 

" non xerin, kok tumben datang sepagi ini ? "

sapa pak Rudy salah satu security yang menjaga apartemen ini . sejujurnya aku tak ingin berbasa basi . aku ingin sekali segera menenggelamkam diriku ke kasur . 

" ea pak ... lagi pengen saja ." jawabku singkat , akupun berlalu setelah berbasa basi sebentar dengan pak Rudy dan rekan nya . tak lupa ku selipkan beberapa lembar ratusan ke mereka , sekedar uang lelah . 

------- Black Flower --------

ruangan ini masih sama dengan dua minggu yang lalu , yah hampir dua minggu aku tidak kesini . ku rebahkan tubuh ku di sofa dengan malas , tak ku hiraukan Hp ku yang sedari tadi bergetar , aku tak berminah untuk melihat nya. aku benar benar ingin sendiri . 

sebenarnya siapa yang patut di salahkan dengan luka hati ini ? Jay yang tak pernah melirik ku karena dia Gay , atau aku yang telah jatuh cinta pada nya yang notabeni seorang Gay , atau mungkin sang waktu yang telah mempertemukan kami . 

 seharusnya ku dengarkan nasehat Mayda untuk move on dari Jay , seharusnya tak ku biarkan liarnya obsesiku pada seorang Jay . yah seharus nya sang waktu tidak usah membiarkan kami bertemu . tapi semua sudah terjadi , yang harus ku fikirkan saat ini adalah melupakan segalanya, anggap saja ini mimpi buruk , dan saat ku bangun nanti semua akan baik baik saja . tapi benarkah akan semudah itu . aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa aku benar benar frustasi . 

------ Black flower --------

Ryan p.o.v 

Entah sudah berapa kali ku dial no HP Xerin , tapi tetap saja tak ada respon. aku benar benar menghawatirkan keadaan nya . aku bahkan sudah menelpon pihak hotel , tapi informasi yang di berikan pihak hotel membuat ku resah , Xerin sudah meninggalkan hotel sejak dua jam yang lalu . ku coba hubungi wisma nya tempat nya bekerja , dan jawaban yang ku terima benar benar tak memuaskan xerin belum kembali. kemana dia . 

ku lirik Nico yang masih tertidur di kamar ku, mungkin pengaruh obat bius yang di berikan oleh dokter . dan Jay entah kemana , dia sudah pergi dari satu jam yang lalu . 

Tuhan dimanapun Xerin berada , aku mohon lindungi dia ya Tuhan . tanpa sadar ku ucapkan doa itu, aku sadar entah kapan aku berdoa pada Tuhan , rasanya sudah lama sekali . tapi kali ini aku benar benar tulus berdoa untuk adik kecil ku Xerin.

entah kenapa , aku sempat merasakan firasat yang buruk yang akan terjadi pada Xerin, ketika secara tak sengaja ku tatap mata Jay. mata yang menyimpan sejuta misteri , tapi aku tahu pasti sorot mata itu cukup berbahaya .

-------- Black Flower------

Jay p.o.v

Sejujurnya aku memang merelakan Nico pergi ,dan memilih wanita itu . aku bahagia asal Nico bahagia . itu tadi sebelum ku tahu siapa wanita yang beruntung itu. tapi begitu aku tahu siapa wanita itu , sungguh aku tak rela Nico bersamanya. 

Apalagi aku tahu pasti wanita itu tak mencintai Nico. jangan di kira aku tak tahu setiap kali dia datang ke discotiq , matanya tak lepas memandang diriku. sesexy dan secantik apapun dia tak akan mungkin bisa menggetarkan hatiku. hati seorang Gay.  jadi jangan salahkan aku jika aku tak pernah melirik nya. 

Jadi bagaimana mungkin aku melepaskan nico untuk jalang itu , apalagi begitu ku tahu siapa dia . dasar Bitch... jujur aku tak rela menukar posisiku untuk nya , wanita jalang , yang sudah di sentuh , entah sudah berapa laki laki. 

membayangkan saja aku sudah jijik, yang ada di fikiran ku saat ini adalah menjauhkan wanita ja**ng itu sejauh mungkin dari Nico . aku lebih rela Nico membenciku , daripada melepaskan dia untuk wanita keparat itu.

BLACK FLOWERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang