@17

8.1K 135 5
                                    

Dirga P.O.V

Aku tak tahu perasaan apa yang ku rasakan saat Mami germo dari Xerin menelpon ku , dan mengabarkan kalau Xerin sudah pulang . Akupun segera meluncur kesana. Aku tak perduli dengan penampilan ku ,  aku hanya ingin segera melihat sosok nya . Sosok wanita yang mampu memporak porandakan dunia ku .

Rasa lega mulai kurasakan saat mataku menangkap sosok nya , tapi Xerin hanya berdiri diam sambil memperhatikan diriku . Aku tak bisa menahan diriku lebih lama lagi segera ku rengkuh tubuh nya , ku dekap erat aku tak ingin melepaskan nya . Aku takut kehilangan dia untuk ke dua kalinya .

Meski aku tahu aku telah terlambat , hatunya bukan untuk ku . Cintanya hanya untuk Jay . Sakit itu pasti cemburu janfan di tanya lagi , tapi aku ingin bersikap sedikit egois terhadap rasaku . Aku ingin dia tetap berada di samping ku , tak perduli berapapun harga yang harus ku bayar . Egois...memang tapi cinta memang egois kan .

Akupun membawanya pergi dari tempat ini , aku butuh waktu berdua dengan nya . Kurasa Xerin masih bingung dengan semua nya , terbukti dia hanya diam saja saat ku ajak keluar . Aku tak tahu apa yang ada di fikiran nya , sepanjang perjalanan dia hanya diam . Akupun tak berniat mengusik nya , bagiku dengan dia berada di samping ku sudah membuat ku senang . Biarlah sakit ini aku yang tahu .

Ku lihat Xerin mulai tertidur , ku tahu dia cukup lelah bukan cuma fisik tapi juga hatinya . Aku tak menyalahkan dia kalau jatuh cinta pada Jay . Xerin masih terlelap saat mobil ku memasuki Villa milik ku . Sekali lagi aku tak ingin membangun kan nya , jadi ku gendong saja dia , ku rasakan dia menggeliat sebentar dalam gendongan ku . Aku tersenyum saat dia tertidur lagi , ku rebahkan tubuh nya dengan pelan . Seakan dia adalah porselin yang mudah pecah .

Sejujur nya ku benci mengakui kalau aku tahu dia mencintai Jay . Ku kecup bibir nya , ini adalah ciuman pertamaku pada seorang wanita . Dan aku telah memberikan nya pada Xerin , wanita yang mampu membuat jantung ku berdetak lebih cepat dari biasanya.

Darimana aku tahu kalau Xerin mencintai Jay . Aku mengetahui nya dari Ryan , sahabat ku .

Flash back

Pikiran ku kacau , aku tak tahu mesti kemana lagi aku mencari Xerin . Aku berusaha mengingat kembali kejadian malam itu . Seketika aku ingat Xerin memanggil nama Jay dan dia memandang Jay dengan shock . Yah tatapan Xerin malam itu adalah ke Jay bukan ke aku .

Aku ingin tahu ada hubungan apa antara Jay dan Xerin , bagaimana bisa Xerin mengenal Jay . Aku harus tahu jawaban nya .

Akupun meluncur ke apartemen Jay setelah memastikan dia ada di apartemen milik nya .

” aku ingin kau jujur padaku Jay , apa kau mengenal Xerin , dimana kau mengenal nya ? ”

Segera ku brondong Jay dengan pertanyaan , aku tak ingin basa basi , aku masih sedikit agak marah pada nya . Karna dia Xerin menghilang . Tapi aku tak bisa sepenuhnya menyalahkan Jay , aku juga salah dalam hal ini . Membiarkan Jay mencium ku , meski ku tak membalas ciuman nya .

” aku tidak mengenal nya , aku hanya tahu dia sering datang ke discotiq tempat ku bekerja . Aku bahkan baru tahu namanya saat kau memanggil nya malam itu . Tapi terakhir  ku lihat dia bersama Ryan . Kau bisa tanyakan ke Ryan .”

Aku masih tidak percaya kalau Jay tak mengenal Xerin .

” kalau kau tidak mengenalnya , bagaimana dia bisa tahu namamu ?”

”mana aku tahu , kau ini aneh nic , biasa kali pengunjung tahu nama bartender yang melayaninya , secara di seragam ku ada tag nama milik ku . ”

Benar juga kata Jay , tapi aku masih belum puas dengan jawaban Jay, aku harus mencari Ryan .kurasa dia tahu ada apa antara Xerin dan Jay.

Akupun meninggalkan Jay , malam itu juga aku meluncur ke rumah Ryan . Aku yakin dia ada di rumah karena aku baru saja menelpon rumah nya .

Di ambang pintu aku berpapasan dengan Tonny kakak kandung Ryan . Tonny adalah dokter yang cukup jenius , berbagai predikat penghargaan terpajang di rumah orang tuanya. Jadi tak heran di usianya yang masih muda dia sudah mengantongi perbagai gelar di depan namanya. Mangkanya tak heran kalau orang tuanya memberikan salah satu rumah sakit milik keluarga pada nya.

”  kamu nico kan , ya Tuhan apa yang terjadi padamu . Kok sampai kusut kayak gini ? ”

Aku tersenyum kecut mendengar pertanyaan Tonny . Siapapun yang melihatku pasti akan mengutarakan hal yang sama.

” gak papa Ton, cuma lagi depresi aja . Kamu mau kemana ?”

” apapun yang membuat mu depresi seperti sekarang ini , aku berharap semua bisa kau atasi , kalau kau mencari Ryan dia ada di ruang Billyard , aku mau ke rumah sakit dulu ada jadwal operasi nanti jam sebelas . Ku tinggal dulu ea .”

Aku tersenyum mendengar kata -kata Tonny , akupun segera menuju ruang Billyard . Segera ku tarik Ryan begitu ku dapati sosok nya .

” aku ingin bicara .” 

Kataku, tak ku hiraukan keterkejutan milik Ryan .

” kau kenal Xerin bukan ? ”

Pertanyaan yang sama yang aku ajukan pada Jay .

” yah , aku mengenal nya . Lebih tepat nya aku baru mengenal nya .”

” ada hubungan apa antara Xerin dan Jay ?”

Aku benar benar ingin tahu jawaban nya , meski sakit sekalipun .

” kau benar - benar ingin tahu , apa kau sudah siap menghadapi kenyataan nya ? ”

Dengan padti ku angguk kan kepaluku , walau aku tak berani menjamin dengan hatiku . Tapi setidak nya rasa penasaran ku terobati .

” xerin mencintai Jay .”

Jedarrrrrr.... Rasanya hatiku bagai di sambar petir , xerin mencintai jay ? Bagaimana bisa . Ini tidak mungkin . Ini pasti mimpi .

” Xerin memang mencintai Jay , tapi Jay tak pernah mencintai Xerin . Tapi aku yakin Jay tahu kalau Xerin sering memperhatikan nya . Selama ini Xerin selalu menyimpan perasaan nya sendiri , karena dia tahu Jay itu gay .”

” apa ... Xerin tahu kalau Jay Gay ? Dan dia masih mencintai nya .tapi darimana Xerin tahu kalau jay itu gay ?”

” yang itu aku tidak tahu , malam itu ketika pertama kali ku bertemu dengan nya . Aku tahu dia mencintai Jay . Terlihat dari sorot matanya yang selalu memperhatikan setiap gerak gerik Jay. Aku bahkan memperingatkan dia untuk tak jatuh cinta pada Jay. Aku juga mengatakan kalau jay itu Gay. Tapi dia justru malah tertawa dan bilang kalau dia sudah tahu bahwa Jay itu gay .”

jadi Xerin mencintai Jay , pantas saja tatapan nya malam itu lain ke Jay . Tapi Jay tak membalas Cintanya , secara Jay adalah Gay . Belum menjadi hitero. Aku bisa merasakan kesakitan yang dialami Xerin. Bagaimana dia bisa bertahan dengan rasa sakit nya , mencintai seseorang yang jelas jelas tak mencintainya.

Flash back end

BLACK FLOWERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang