“Aku ingin dia pergi dari sini" ucap Bibi Inez saking ngebetnya.
“Aduh, kau tidak mengerti juga kau tak ingat siapa yang membuat kita kaya” tutur Paman Martin kebingungan.
“Aku tidak peduli, aku ingin dia pergi dari sini sekarang juga, aku tak terima penolakan mu itu” dikte Bibi Inez.
Aku pun masuk, lalu menyandarkan tubuh ditembok dingin sambil menatap mereka dengan senyum menyindirku, dasar tak tahu diri.
“Ya ampun, mau bilang itu aja susah, tiap hari orangnya disini kok gak kemana-mana, paling cuman pergi bentar” ucapku lalu pergi dengan membawa barang barang ku, tentu dengan sihirku mereka semua muncul dengan sendirinya, namun tiba-tiba ratu menyebalkan muncul begitu saja.
“Gak diundang datang, mana harga dirimu ratu aku akan pergi tanpa penuturan darimu itu, jelas” ucapku final membuat ia tambah kesal.
“jika kau tidak memilih untuk membenciku, maka kau akan tetap tinggal”ucapnya.
“ Tidak, dunia manusia tidak buruk, toh aku juga bisa menikah dengan manusia seperti kakekku” ucapku membuatnya tambah pusing, pusing saja supaya otakmu hangus lalu menyetrummu hingga mati.
“Luna~” ucap ratu terputus karena aku sudah pergi dengan sihir teleportasiku. Aku sangat yakin dia akan berkata “dasar anak itu” dapat ditebak dari ekspresinya tadi.
AUTHOR POVSekarang ia sudah sampai di dunia manusia, dulu ia sering kedunia manusia, berbeda dengan sekarang ia akan tinggal untuk selamanya.
Dalam tiga tahun ia berada di dunia manusia, yang hanya ia perbuat adalah menjahili manusia guna sebagai bahan tertawanya.
Ia menjahili anak kecil dimalam hari layaknya hantu. Menjahili koki di restoran yang sangat angkuh, menggandakan uang dan akhirnya ia kaya. Ia menjual emas hasil dari besi yang ia ubah dengan sihirnya. Semua sangat menyenangkan, hingga suatu hari ia merasa bosan dengan semua yang ia perbuat.
Suatu hari ia melihat suami istri yang terlihat basah kuyub disaat lampu merah menyala, mereka hendak menyebrang jadi ia mengikuti kemana mereka pergi, hingga mereka berteduh di warung tua pinggir jalan. Ia pun menghampiri mereka dengan penasaran dan bertanya tanya.
“ibu bapak, ada yang bisa saya bantu, dari tadi saya mengikuti bapak dan ibu sejak kehujanan tadi” tanya luna simpati.
“ saya dari tadi ingin pergi ke dinas sosial untuk meminta bantuan, namun kami tadi dijambret, dan kami sekarang tak punya uang untuk kesana” jelas bapak itu.
“ Gak usah pergi kesana paling mereka cuman acuh, gak peduli. Saya bisa bantu bapak dan ibu kok, saya gak keberatan loh, saya gak mau dengar penolakan, saya bantunya tulus kok, ikhlas dari dalam hati saya yang suci” oceh Luna membuat mereka tertawa luna pun memberhentikan taksi yang hendak lewat, atas perintah Luna akhirnya mereka menurut. Di dalam taksi mereka berbincang bincang kecil sesekali tertawa hingga pertanyaan Luna membuat suasana jadi kaku.
“Anak kami dirumah sakit, ia terkena kanker kulit yang membuat ia harus mendekap didalam rumah sakit itu, harta kami habis terkuras untuk membiayai semua, awalnya Clara anak kami menolak, tapi kami tetap bersikeras untuk membiayainya, sekarang hanya tinggal harapan untuk kesembuhannya” jelas bapak itu menahan kesedihannya dan memeluk istrinya.
“pak maaf sekali, tapi saya perlu menanyakan nama bapak” ucap luna hati hati.
“Nama saya Yantono putra, dan istri saya Sukarnia Mia” jawab bapak itu yang hanya dibalas oleh anggukan Luna.
Tak terasa mereka sudah sampai saja di rumah sakit dimana clara berbaring. Bersama dengan suami istri tadi, ia setia mengikuti mereka. Sekarang mereka ada di ruang administrasi, pembayaran mereka sangat menunggak, sehingga operasi Clara diundur. Luna tak tinggal diam, ia langsung membayar semuanya, membuat suami istri itu tinggal cengo
“Kamarnya clara dimana bu?” Tanya luna
“ dikamar 208 lantai dua” jawab ibu clara. Setelah itu ia langsung menjauh dan menggunakan sihirnya untuk sampai kekamar itu.
Setelah sampai di kamar dengan sihir, Luna tak sadar kalau seorang wanita terkejut dengan kedatangannya yang tidak logis.
“Kyaaaa….siapa kau setan” ucap gadis itu terduduk ranjang ketakutan sambil memeluk selimut.
“Wohoo..santai aku berniat baik disini, kenalkan namaku Luna penyihir cantik dari Axveda, datang kesini untuk menjemput ajalmu” ucap Luna membual membuat clara semakin ketakutan.
“jadi kau malaikat maut, baiklah aku akan ikut denganmu kemana nyawaku akan pergi” ucap nya mempasrahkan diri.
“ckckck dasar manusia, putus asa melulu...kayak pipet” ucap luna membuat Clara bingung “pipet”gumamnya “apa hubungannya hei” gumamnya lagi dan berfikir Wanita ini sangat gila.
“Jadi apa maumu” tanya clara.
“Jadi gini Clara~”
“Darimana kau tau namaku Clara, aku bahkan belum memperkenalkan diri” ucap Clara heran.
“karena aku penyihir, jadi aku bertugas menyembuhkanmu disini, jadi tetap tenang” clara terdiam tanpa sadar ia merasakan dingin nya kulit nya serasa beku menusuk kulitnya. Ia benar benar sembuh, ini diluar logika.
“Kau bisa membalasnya, dengan jadikan aku kakak sepupumu, jadi aku yakin kalau kau tidak akan membocorkan ini kepada siapapun karena aku akan sering mengawasimu, paham” seolah mengerti Clara hanya mengangguk, ia tak bisa apa apa, karena ini benar benar diluar akal sehatnya.
Orang tuanya pun datang.
“Ibu sungguh mujizat dari Tuhan, ia menyembuhkanku bagaimana aku tak bisa berkata kata lagi” ucap Clara sedikit berbohong agar mereka tak curiga.
“terimakasih nak, karena kau telah membayarkan administrasinya, itu sungguh bukan nominal yang kecil, tapi kami tak tahu harus membalas dengan apa lagi” ucap ibu itu bahagia.
“kalau begitu, anggap aku saja sebagai keponakan kalian, katakan pada semua orang dulu aku tinggal di panti asuhan yang kalian ceritakan di taksi tadi” mereka mengangguk setuju.
Mereka terlihat seperti keluarga yang bahagia.
Lunapun mengajak mereka ke rumah Luna yang sangat mewah melebihi istana negara, bahkan ia sempat vlog bersama artis ia sudah sangat terkenal kali ini karena kekayaannya melejit, tentu saja mereka tidak curiga, mengingat banyaknya endors yang membayarnya, di instgram, youtube, twitter dan akun sosmed lainya.
Luna sangat yakin kalau sekarang ini mereka sudah terbiasa dengan kekayaan, mengingat latar belakang mereka itu adalah dari orang terpandang. Namun ada yang berbeda karena mereka terlihat bersyukur masih ada yang mau menampung mereka.
Luna menjelaskan dimana kamar mereka. Kamar Clara berada disebelah kamar luna.
Sekarang Luna berada di kamarnya, ia merasa sedikit tidak enak badan, sehingga ia perlu bertanya dengan penyihir kesehatan sahabat luna yaitu, Fei.
Dengan sihirnya ia mampu berkomunikasi jarak jauh dengan Fei, Fei pun datang dengan sihir teleportasinya.
“Ada apa memanggilku, kau tau ratu sangat cerewet akhir akhir ini, ia menyuruhku ini dan itu, tidak peduli seberapa letihnya aku" curhat Fei pada luna dengan menampilkan raut wajah lelahnya.
“aku hanya ingin tau, ada apa denganku kenapa aku sedikit lemas” ucap Luna.
“Sini tanganmu” saat Fei menggenggam tangan luna, Fei mengangguk angguk seperti mendapat informasi.
“hei, gadis bodoh ada apa dengan kekuatanmu, kau membagi setengah kekuatanmu pada seseorang ya” tanya Fei membuat Luna terkejut.
“kau menyembuhkan seseorang?”tanya nya lagi dengan raut penuh selidik.
“ kau tak usah menjawabnya, aku sudah tau tunggu sampai tiga hari kedepan aku kan mencarikan sihir yang cocok untuk menetralkan ini semua, namun tetap saja gadis itu memiliki sihir seperti kita” jelasnya panjang lebar, lagi lagi Luna terkejut bercampur bingung.
“Luna, aku pergi dulu sebelum ratu itu mengoceh” ucap Fei dibalas angguk oleh luna dan fei langsung hilang dalam sekajap, tanpa disadari Clara mendengar percakapan mereka, lalu memandangi tubuhnya dan bergumam “Benarkah aku memiliki kekuatan, apakah ini akan sangat sulit”~~~~~
Bagian ini telah di revisi.
Selasa, 14 mei 2019
Jambi
KAMU SEDANG MEMBACA
Believer-Magic
RomansaApa yang akan dilakukan Luna di dunia manusia? Seberapa besar kejahilannya? Apakah ia akan ikut dalam kisah percintaan manusia? Apakah ia akan menjadi manusia sesungguhnya? Semua terlintas saja dibenak Luna. Banyak