BL 4

30 14 7
                                    

"Yah...kekuatannya sudah matang deh di kamu, tapi hati hati pakainya jangan sampai ketahuan" ucap Luna melihat Clara masih menggosok jari telunjuk pada jempol membuat sedikit cahaya.

"Kamu mau lihat gak wajah Anthura bagaimana?" tawar Luna.

"Mau dong, pria seperti apa dia sampai membuat kakakku ini jatuh hati setelah sekian lama" ucap Clara menahan tawa membuat Luna kesal setengah hati.

Clara kekalapan tanpa pengetahuan Clara, Luna meneleportasikan mereka hingga tak sadar kalau mereka sudah sampai saja di kamar Luna yang penuh sihir.
"whoaaa....udah sampai aja kak, gilakkk." Tutur Clara sambil mengelus dadanya. Luna membuat bentuk seperti monitor di udara dengan cahaya biru, sehingga dapat dibilang ini adalah alat komunikasi penyihir.

"Noh..itu mukanya loh, gantengkan" ucap Luna.

"Wuihh ganteng banget, rambutnya biru kesilveran yah, bola matanya ngapa warna ungu serem amat sih kak" ucap Clara memerhatikan gambaran pria yang bernama Anthura.

"sayangnya aku gak bisa gapai dia. Dia sulit diraih, bahkan dia bersanding dengan penyihir jenius nan jelita" ucap Luna menirukan drama yunani dengan merentangkan tangannya tinggi lalu mengelus dada lirih, Clara mengelus pelan punggung Luna.

"kita gak boleh berpacu pada dia aja, rasanya sakit ketika kita hanya mengharapkan dia, namun dia bersama orang lain" ucap Luna yang kemudian ditertawakan oleh Clara.

"kenapa ketawa aku kan serius" kesal Luna.

"issh, kakak itu kesannya humoris, lucu aja tiba tiba jadi cewek galau kayak diluar sana" jelas Clara sambil tertawa. Luna kesal dengan Clara kali ini Clara mengejeknya, padahal merekakan memiliki kesamaan, gagal dalam cinta.
"bodo ah, mau tidur nanti mau bergadang nonton drakor" Clara hanya menatap Luna malas, penyihir satu ini memanglah keracunan drakor sampai tak ada penangkalnya.

"kak"

"hmm"

"Aku pengen tahu, Axveda itu gimana sih, masih di bumi ya?" tanya Clara.

"kamu penasaran, kalau iya kita kesana yok, aku pengen ngambil sesuatu juga, ini Fei gak datang datang lagi" ucap Luna.

"besok?"

"sekarang!" tanpa aba aba Clara sudah tidak dikamarnya lagi. Mereka jelas ada di kamar Luna. Yang dulu.

"ssstt..!" perintah Luna.

"Nanti ketahuan" ucap Luna.

Clara heran sebenarnya siapa sih disini yang berisik, bukannya Luna. Ck..ck...ck..

Setelah mengambil barang yang Luna mau. Mereka langsung pergi. Sekarang mereka ada di air terjun dengan bunga bunga bertebaran di pinggirnya. Woahh....kata itulah yang terlintas dibenak Clara.

"aku merindukan tempat ini" ucap Luna.

Setelah beberapa lama, Luna melihat sepasang kekasih yang sedang berdiri menikmati air terjun tak dekat dari mereka. Clara memerhatikan Luna seakan ia mengerti.

"Liatin apa?" Luna langsung tersentak ketika Clara bertanya padanya.
"ehh iya...bukan, anu...cuman bengong aja tau biasa aja hehe"ucap Luna gugup.

"jangan bohong deh, itukan yang namanya Anthur" Luna hanya mengangguk pasrah, ia harus berterimakasih kepada perancang kehidupan karena telah memberikan orang pengertian kepadanya.

"Wanita yang di sebelahnya itu siapa?" tunjuk clara.
"Namanya Alyssum" jawab Luna.
Seakan merasa diperhatikan dari jauh, Anthur datang dengan tiba tiba mengejutkan mereka berdua.
"Luna" panggilnya. Luna hanya tertunduk sedih.
"maaf, kenapa kau membuat semua ini semakin rumit, aku sudah menganggapmu sebagai adik perempuanku sekaligus sahabatku, kau selalu ada sejak lama, tapi hubungan kita hancur ketika kau menyatakan perasaanmu padaku, kumohon kembalilah seperti semula. Kita akan kembali bersahabat seperti dulu, sebentar lagi aku dan Alyssum akan menikah, kau masih mau dalam bayang bayang itu dan~ "

"CUKUP!!!" teriak Luna, sekarang ia menangis, ia sangat menangis hingga kini ia tak cukup memiliki ruang untuk berbicara. Clara mengambil alih pembicaraan ini membuat Anthur tertegun seakan bertanya, siapa dia?

"maaf sebelumnya, kau tidak boleh seperti itu, dia sudah mulai melupakanmu, tapi kulihat dari penuturanmu kau seakan akan ingin membuat ia tetap mencintaimu, kau sangat jahat untuk seorang lelaki sepertimu, kak Luna hanya suka padamu, rasa cintanya sudah hilang, ia hanya menyukaimu sebagai seorang sahabat, kalau ingin bilang kalau akan menikah bilang saja, jangan bawa bawa perasaan kak Luna" ucap Clara ia ingin membalas budi dengan Luna karena ia pernah menyelamatkannya dari kisah cintanya bersama Rei.
Anthur hanya tertegun dan diam, ia tak mengerti sekarang. Semua kenangan bersama Luna, tak mambuatnya mengerti rasa apa yang hinggap di hatinya.
"maaf, Anthur. Aku tidak akan pernah menganggumu lagi.menikahlah, dan maaf tidak bisa datang kepernikahanmu, lain kali kalau aku yang menikah jangan sepertiku tidak bisa datang, datanglah kau tetap sahabatku, walau aku tak tahu siapa nanti jodohku, tapi aku akan tetap berusaha" Luna dan Clara langsung menghilang sekian detik itu juga. Meninggalkan Anthur yang masih bingung Luna membawa siapa? dia manusia bukan. Atau dia seperti Luna, manusia setengah penyihir.
"kak lun, cepat banget move on nya"
"kita hanya perlu penjelasan agar sebuah hubungan tetap baik, kalau kita datang kekehidupan seseorang dengan biasa saja, maka kita harus pergi dengan keadaan yang biasa saja" ucap luna.
"quotes~mu bisa gak aku jadikan snapgram?" canda Clara.
"ambil aja" mereka pun mengobrol dan terus mengobrol hingga tak sadar kalau Fei datang.
"Halo semua" akhirnya nih penyihir datang.gumam Luna.
"Hei, sudah 4 hari, katanya mau bawakan aku obat" ucap Luna
"Tak perlu obat, bakal pulih sendiri. Aku sudah tanya pada ratu, dia hanya memberimu sedikit hukuman" jelas Fei. Luna hanya memutar bola matanya.
"kamu Clara kan, menurutku kau itu aneh, kekuatanmu semakin bertambah besar seiring berjalan waktu, padahal kau hanya seorang manusia, aku perlu mencari tahu ini, penyihir saja tak mungkin bisa mendapatkan kekuatan seperti ini, aku juga harus tahu elemen apa yang ada pada dirimu" Luna dan Clara masih bingung dengan pernyataan Fei yang masih memegang tangan Clara.
"Tapi aku yakin sekali, orangtuamu bukan golongan penyihir, ck..ck..ini semakin rumit" tuturnya.
"Tunggu, kecuali dia adalah reikarnasi seorang penyihir yang mati dan dihukum menjadi manusia, tapi kalau ini hukuman kenapa kau spesial sekali, aku yakin kalaupun kau ini reinkaranasi, kau ini bukan dihukum" sambung Fei lagi.
"kenapa rumit sekali" ucap Fei, Clara dan Luna, mereka sama sama menggaruk rambut mereka.
"kita harus mencari tahunya, kita akan jadikan ini misi pertama" ucap fei.
"pertama, berarti ada yang seterusnya?" tanya Clara.
"Akan ada banyak misi nanti, kau harus kuat" jawab Fei dengan Luna yang hanya menarik nafasnya.

~~~
Bab telah direvisi
Sorry banyak typo ntar diperbaiki
Sabtu, 18 mei 2019
Jambi
@purplberrye
Follow for follow

Believer-MagicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang