BL~7

8 2 0
                                    

Mereka telah sampai di rumah luna, mereka pun bertemu dengan orang tua Clara.
“eh, ada nak Kandita.” Sapa sukarnia.
“eh, ia tante. Kandita mau tinggal sama Clara dan kak luna” ucap kandita.
“masih masalah yang lalu ya, tante tau kok seberat apa hidup yang kamu jalani” ucap sukarnia memeluk kandita, kandita pun menangis. Setiap ia memeluk ibu clara selalu saja ia teringat ibunya.
“makasih tante, dari dulu tante udah anggap kandita sebagai anak tante” kandita benar benar terharu bagaimana tidak, ayahnya saja tak pernah memeluknya lagi.
“tante sangat suka dengan kepribadian kamu, disaat semua sahabat clara pergi sewaktu clara sakit, kamu masih ada disisi clara walau tante tau keluar dari rumah kamu itu susah banget” ya, sukarnia sangat terharu sejak itu. Hatinya sangat terpukul ketika melihat kandita datang ke rumah sakit waktu itu dengan keadaan sembab, ia tahu anak itu sehabs berjuang untuk datang menjenguk Clara. Bahkan, ia pernah melihat dengan mata kepalanya sendiri kandita diseret paksa oleh ibu tirinya untuk pulang. Kasihan sekali.
Kandita pun melepas pelkan sukarnia, ia perlahan beranjak dari sana mengikuti clara dan luna yang akan pergi ke kamar mereka.
Mereka pun duduk bersama, dan mulai membuka pembicaraan.
“dulu  ibuku menikah dengan ayahku, ibuku seorang penyihir hitam ia sangat bertentangan dengan aturan penyihir hitam untuk memusuhi penyihir putih, ia tak mau memusuhi ibunya sendiri yang merupakan penyihir putih. Sehingga pada suatu hari ia menikahi pemuda tampan, kaya dan baik. Ayahku.lalu lahirlah aku, kami sangat bahagia sampai ak uheran melihat ibuku menangis setiap malam dan merutuki bahwa dirinya bodoh mencintai manusia, mereka berbeda tapi mereka tetap menikah. Awalnya ibuku pikir itu adalah saling mencintai, dan ibuku sadar saat itu ayahku tidak mencintai ibuku lagi, dan ibuku mencintai sendirian. Ibuku bilang ia ia akan pergi sebentar, dan akan kembali hanya untuk menemuiku, namun nyatanya ia tidak kembali, aku pun bertekat untuk menemui ibuku tap iak utak tahu bagaimana caranya. Hingga aku melihat kak luna, ia penyihir putih dan aku yakin dia tahu dimana negeri penyihir berada, dan aku akan membantu kalian dalam hal apapun. Aku akan membalas jasa kalian dulu sebelum menemui ibuku. Aku telah memiliki rencana untuk membuat mereka menyesal” kandita berbicara sambil menangis, clara dan luna pun ikut menangis juga.
“oke kali ini kita tak boleh gagal. Kita panggil Fei sekarang. Clara bilang ke bapak dan ibu kalau kita akan pergi liburan sebentar” gertak luna, ia sangat terobsesi kali ini, ia menjadi simpati pada kandita. Ia akan membantunya. Kandita dan lunapun mengangguk.
Setelah menetralkan keadaan, mereka pergi menyelesaikan misi bersama Fei. Sekarang mereka ada di kota penyihir Axveda.
“mari, kita akan mulai perjalanan kita” mereka pun akan menemui ratu terlebih dahulu untuk meminta peta. Mereka berjalan masuk ke istana namun mereka dihadang pengawal kerajaan.
“tidak ada yang boleh masuk tanpa izin dari ratu” ucap salah satu pengawal disana.
“tapi~”
“biarkan mereka masuk, aku yang mengundang mereka” ucap ratu yang memotong kata luna.
“aku akan ikut berpetualang membantu kalian, tapi kali ini aku akan menyamar” semoga ini benar, gumam ratu.
Mereka pun membelalak mata, kecuali kandita ia belum tahu siapa orang ini.
“siapa yang kau bawa, apakah ia penyihir hitam?” tanya ratu membuat mereka gugup, sekarang kandita tau kalau orang didepannya ini seorang ratu.
“anu, ratu iya dia seorang penyihir hitam” ucap clara terbata bata.
“kenapa kau latah bicaranya, tidak semua penyihir hitam jahat, tak semua penyihir putih baik. Kau mengerti maksudku” ucap ratu, clara suka sekali dengan ratu ini auranya yang cocok menjadi ratu, tapi kenapa Luna membencinya. Mereka mengangguk kecuali luna.
“pura pura baik” ucap luna membuat clara dan kandita takut, berani sekali luna.
“biarkan saja dia berkata seperti itu sudah biasa” ucap ratu, kandita dan clara penasaran hubungan apa yang ada pada mereka berdua.
Ratupun mengubah dirinya menjadi anak seumuran dengan mereka, tentunya menjadi sangat cantik karena ia muda. Ratu ini bukanlah ibu tiri putri salju yang menginginkan kecantikan tiada tara. Ia hanya ratu yang peduli dengan rakyatnya.
Mereka kini berada di hutan yang lebat dengan batang berwarna hitam dan daun berwarna ungu, terlihat sangat menyeramkan karena ditambah banyak lumpur yang berwarna merah bagaikan cairan troll yang jorok.
“iwhhh, apakah tak ada jalan lain selain ini” rutuk Luna, ia benar benar benci dalam keadaan seperti ini.
“jalan satu satunya hanya ada disini sebelum kita sampai ke pondok peri” jelas ratu.
“melelahkan, coba saja bisa memakai sihir disini” Luna selalu rewel dalam hal seperti ini dari tadi ia hanya mengoceh tentang sulitnya perjalanan disini.
Satu jam sudah berlalu, mereka belum sampai setengah dari hutan itu, kandita yang dari tadi diam mulai membuka pembicaraan.
“kupikir disini masih bisa menggunakan sihir, kurasakan sihir hitam ada disini, jadi ak uyakin penyihir hitamlah yang memblokir pemakaian sihir disini” kandita hanya mengeluarkan pemikirannya saja, belum tentu benar menurutnya.
“kau jenius, kalau begitu tunjukan!” perintah luna.
Kandita pun mengeluarkan sihirnya yang sering ia sembunyikan. Ia mengeluarkannya dengan konsentrasi tinggi dan tenaga dalam yang besar. Seketika batang pohon berubah menjadi warna biru laut dengan daun berwarna perak. Mereka semua takjub, kandita tak percaya ia bisa melakukan ini semua.
“kau hebat” ucap clara dan luna bersamaan, mereka pun memakai sihir mereka dan sampai di penginapan dengan selamat. Mereka melihat peri peri kecil yang sedang minum bersama di atas pohon berwarna pink. Ada yang sedang menari, bernyanyi, mendekorasi, mambajak kupu kupu dan lain sebagainya.
“peri disini kecil sekali” ucap kandita terkagum.
“aku tak percaya peri ada di dunia ini, aku pikir mereka hanya ada di dongeng yang aku baca” clara hanya bisa melihat kali ini. Luna dan ratu hanya biasa saja, di axveda juga ada tapi mereka bersembunyi.
“selamat datang di penginapan kami, mari saya tunjukan kamar kalian” mereka pun mengikuti peri tua berbadan besar itu. Dan setelah mereka sampai mereka takjub dengan dekorasi kamar yang bertema permen.
“apakah permen ini bisa di makan” tanya kandita pada peri tua itu.
“kau pikir kamar ini adalah rumah penyihir yang menyekap Hansel dan greetel, permen ini hanya batu yang di bekukan, kalau ka umau permen nanti aku menyuruh peri lain membawakan” kandita tersenyum, ia ingin berlama lama disini. Bagaimana rasanya.
“oke kita akan berada disini untuk semalam” ucap ratu itu.

1007 words uwu…

            Voment jangan lupa.
Jambi, 22 mei 2018
Asyera.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 22, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Believer-MagicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang