Bl-2

58 25 10
                                    

Luna akhirnya mengerti, ratu yang ia benci sekarang membatasi kekuatannya padahal ia tak salah apapun, cukup ratu itu telah mengusirnya dari Axveda apalagi yang ratu itu mau.
Sudah tiga hari keluarga Yantono tinggal di rumah Luna. Sekarang mereka sedang berkumpul di teras. Clara menghampiri Luna untuk meminta izin keluar karena ada urusan sebentar.
“yakin gak mau ditemani?” tawar Luna, Clara hanya menggeleng merasa tidak enak.
“ gak usah kak, aku hanya sebentar” Luna setuju dan mengizinkan pergi, tanpa sepengetahuan Clara, Luna mengikutinya sampai di suatu tempat dinamakan, café.
Luna pun penasaran dan tetap mengikuti wanita itu masuk, tentu saja dengan sihir tembus pandangnya.
“ Rans, apa yang kamu lakukan” clara menghampiri pria yang sedang berduaan di pojok meja dengan seorang wanita.
“apaan sih loe, denger ya pacar aku ini gak mau lagi sama kamu. Emang kamu seberapa yakin sih, memalukan” ejek wanita itu.
“udah…Bel, entar dia sadar diri juga” ucap pria itu.
“Sabel, Rans apa yang kalian lakukan dibelakangku” tanya Clara  menahan amarah.
“beb..dia masih nanya tuh, padahal jelas jelas kita mesra mesra disini, beb” ucap wanita itu dengan suara manjanya. Kayak miper deh…pikir Luna.
Luna pun menampakan dirinya di tempat sepi agar tidak ketahuan. Ia menghampiri mereka dan mereka menatap Luna dengan ekspresi berbeda beda.
“Clara,  kenapa kamu ribut sama mereka” tanya luna, Clara menundukan kepalanya lalu menarik tangan luna agar bergegas keluar.
“ ayo kita keluar kak” ucap gadis itu masih dengan isakan tertahannya.
“gak bisa gitu, diselesain dulu dong” tentu saja Luna menolak, ia benci sekali melihat dua sejoli yang angkuh itu.
“drama deh” ucap wanita itu.
“ ehh, aku sering nonton drakor ya, kamu gak cocok meranin jadi siapapun, meranin jadi setan di film Indonesia aja kamu” ucap luna emosi, ia membandingkan sudah berapa drama yang ia tonton dibandingkan wanita itu.
"gak nyambung" Sabel mendelikan matanya.
“Sabel, jadi dia itu kakaknya huh” ucap pria yang bernama Rans itu.
“hmmm, kayaknya ada gembel lain lagi” ejek Sabel dengan ke angkuhan pipet terseretnya.
“hah, gembel gembel bapak loe” ucap luna
“ bapak gue kerja, semakin kaya aja iya dong, perusahaan bapak kalian ada ditangan bapak gue” ucap Sabel dengan bibir bebeknya.
“alahh…bapak loe yang hobi korupsi itu kan, lagi butuh duit kan, entar gue beli  tu perusahaan, tiga kali lipat biar tertutupi korup bapak loe” ucap Luna kegirangan membuat Sabel emosi dan menjambak Luna, otomatis Sabel langsung tersetrum karena sihir yang Luna aktifkan pada rambutnya, Sabel terjatuh kesakitan dan hanya dilihati oleh Rans, sepertinya pria itu enggan menolong.
“ kak Lun barusan pakek loe gue, gak biasanya” tanya clara membuat efek peace pada senyum luna, didalam pikiran clara pasti luna habis menonton sinetron atau apalah itu.
“kak, ini serius rambutnya gak bisa dipegang” tanya Clara heran.
“nggak kok, cuman diaktifkan aja sihir di rambutnya” Clara hanya membalas o mengerti pada mulutnya.
“Besok kita ke perusahaan bapak kamu ya” pinta Luna.
“loh, kan bukan perusahaan ayah lagi” jawab Clara, Luna ini sepertinya hobi memanggil bapak pada ayahnya.
“ bisa kita borong lagi, santai sate kita beli tuh perusahaan” santai sate. Suka suka Luna mau nyebut apa. Clara nganguk aja deh.
Merekapun tiba di rumah. Tak lupa, sebelum pulang ke rumah mereka membeli martabak dulu.
“ indomie, siomay, apel. Kami cantik go home” teriak Luna membuat Clara menyentuh keningnya setengah menggeleng melihat tingkah laku Luna yang super duper konyol dengan kata kata gak nyambungnya itu.
“eh, sudah pulang” ucap ibu Clara.
“iya mak, tante, mams. Luna n Clara go home now” balas luna dengan kocak, dimata Clara Luna terlihat seperti penyihir yang kesepian, mungkin dia ada teman tapi temannya  sibuk.
Clara hanya menggeleng tersenyum sembari meletakkan martabak yang masih hangat di piring. Mereka pun memakannya bersama
“ Sibapak mana mak” tanya luna.
“ itu lagi nyabut rumput di belakang” jawab ibu Clara. Mereka pun memakan tanpa banyak bicara dan hanya menikmati martabak keju itu.

~malampun tiba, gelak tawa dari kamar Luna sangat jelas. Ia masih menonton drama korea bergenre komedi romantic bersama Clara, Clara juga tertawa tapi tak sekeras luna.
“eh, kok tiba tiba dari dari komedi jadi romantisan sih, ini kenapa tatapannya lama banget, bikin baper deh” racau Luna.
Mereka menonton sampai baterai laptop mereka habis dipertengahan drama, membuat mereka terpaksa melanjutkannya esok malam.
Pagi pun menyongsong, alarm berbunyi dengan berbagai lagu korea kesukaan luna. Hidup di dunia manusia sangatlah menyenangkan. Hanya saja sihirnya terbagi dua dengan Clara, untungnya Clara tidak mau mengumbar umbarnya, sehingga ia sedikit tenang.
Akhirnya pagi, tidak sesegar udara pagi di Axveda, namun luna tetap menyukai dunia manusia.
“Clara oh..Clara, ternyata kau sudah bangun, ayo kita mandi, kita mau laju keperusahaan bapak” ucap Luna menyanyikannya dengan nada buatan nya sendiri.

Setelah selesai, mereka pergi ke pertemuan di perusahaan itu. Disana sangat ramai dengan orang orang berjas, ia pun ikut kepertemuan itu dan menyimak pernyataan mereka.
“sekarang perusahaan ini saya yang memegang 80 persennya, ada yang mau bertanya” ucap pria tua itu yang sangat luna yakini ayahnya sabel, Luna mengangkat satu tangannya dengan senyum miring.
“yak, silahkan”
“ saya dari keluarga Yantono, ingin membeli kembali perusahaan beliau, dengan harga tiga kali lipat” semua menatap Luna terkejut, mereka baru sadar kalau ada youtubers sekaligus selebgram di ruang ini.
“ anda bisa ikut saya ke ruang saya, kita akan bicarakan ini nanti” mereka melanjutkan pertemuan sampai selesai, setelah itu Luna bergegas ke ruang CEO sementara Clara menunggu di lobi.
Tak sekian lama, Luna berhasil menandatangani surat yang tertera dan membayarnya seperti yang biasa dilakukan luna, sihir.
Luna melihat Clara yang tampak bosan dan menghampirinya.
“jadi gimana” tanya Clara.
“perusahaannya berhasil kita miliki 75 persen” Clara berkata wow pada Luna, Luna tak sehebat yang ia kira, namun Luna diluar biasa.
Clara pun pulang bersama Luna, tak sengaja pandangannya jatuh pada Sabel yang berjalan ke arah mereka.
“perusahaannya sudah punya clara lagi kok” Ucap Luna lalu pergi bersama Clara meninggalkan keterkejutan dimata Sabel.
~Dilain tempat
“ayah….Sabel gak terima ayah jual sama keluarga Yantono” rengek sabel.
“kamu ini hobi cuman pamer, tapi gak mau kerja” ucap ayahnya.
“ ayah kok gitu, sebel” rajuk Sabel.
Ayahnya hanya menggeleng ringan pada anaknya yang super manja itu. Tak tahu saja anaknya itu, bahwa ia membutuhkan dana untuk pembangunan di Dubai, karena dana sebelumnya berkurang karena ia korupsikan.

~~~~
Bagian ini telah di revisi
Selasa, 14 mei 2019
Jambi

Believer-MagicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang