bagian 4 terulang lagi

799 66 2
                                    

Seharusnya kamu ga semarah itu
Sebab seisi dadaku hanya ada kamu
Percayalah ga ada yang berubah
Meski dia tampak lebih indah

Pada waktu yang lalu, saat aku mulai dekat dengan Rendy, aku memang bercerita kepadanya perihal Iqbaal mantan kekasih ku itu.
Makanya, Rendy tau banget apa yang terjadi saat aku menjalin cinta dengan Iqbaal. Kemudian, dari perkenalkan, obrolan ringan, serta curahan hati kami masing-masing, membuat kami semakin dekat satu sama lain. Lantas akhirnya kami memutuskan untuk menjalin hubungan yang serius.

Kami bisa saling memberikan kepercayaan meski masa lalu kami sama-sama ga baik dalam hubungan cinta. Tapi, tentu ada aja pertengkaran kecil, beda pendapat, salah paham, dan lain sebagainya, yang ku pikir itu hal biasa dalam sebuah jalinan asmara.

Namun, keadaan nyaman kami kini mulai terusik sedikit demi sedikit saat pria pemilik nama lengkap Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan itu tiba-tiba muncul lagi dalam hidupku.

Sudah seminggu ini Rendy mencurigai ku. Meski kecurigaannya ga terlalu berlebihan dan hanya sesekali aja, hal itu tetap ga mengenakan hubungan kami. Sungguh, sekalipun aku pernah mencintai Iqbaal, saat ini aku ga berniat untuk kembali. Dan, Sekarang aku terus aja di paksa oleh keadaan untuk meyakinkan hal itu kepada Rendy.

Malam Minggu ini Rendy hendak ke rumah ku, sekedar main aja seperti biasanya. Rendy memang sering bertamu ke rumah ku, karena keluarga ku dan Rendy udah kenal begitu dekat.

Aku baru aja selesai mandi dan bergegas ke ruang tamu menemui Rendy.

Setibanya di ruang tamu aku langsung mendapati Rendy yang udah duduk di sofa. wajahnya tampak segar, mungkin karena dia belum lama selesai mandi.

"Hai, sayang" sapa Rendy. "Sini duduk" katanya lagi mempersilahkan aku duduk di sebelahnya.

Aku pun melangkah menuju Rendy duduk dan duduk di sebelah Rendy.

"Cantik banget kamu" ucap Rendy sambil mencubit pipi kiriku dengan gemes dan mengecup lembut kening ku

"Ah kamu mujiin aku terus" ucap ku sambil tersenyum malu

"Sungguh, aku ga gombal kok" ucap Rendy

"Banyak cowok-cowok bilang gitu" tandas ku

"Hah? Serius?" Rendy nampak menelan ludah mendengar ucapan ku

Akan tetapi, aku terkekeh sambil membekap mulut ku.

Rendy mengerut keningnya bingung.

Aku menghentikan tawaku
"aku bercanda sayang" ucapku

sambil mencubit kedua pipi Rendy

"Awww....sakit!"ucap Rendy

Aku hanya menyengir

"Aku kira beneran banyak cowok yang mujiin kamu" ucap rendy menghembuskan nafas lega

"Cuma kamu kok" ucap ku

"Sungguh?" Ucap Rendy

"Iya sekalipun ada beberapa cowok yang mencoba mendekati ku, hanya kamu yang mujiin aku. Tenang aja, sayang hanya kamu yang ada di sini"paparku menyentuh dadaku.

Rendy tersenyum

"Jadi, malam ini kita mau kemana?" Tanya Rendy

"Kamu udah makan belum?" Tanya ku

"Udah kok"

"Kita ke cafe Neby yuk" ajak ku

"Mmm.. boleh. Kebetulan aku lagi pengen matcha latte sama roti bakar keju." Rendy tersenyum

"Yaudah ayok" ajak ku

Cafe Neby terletak di seberang jalan raya, ga jauh dari ujung komplek. Di seberang jalan itu ada barisan rumah makan, warung-warung tenda, dan sering kami sambangi adalah cafe Neby.

Sejak kali pertama cafe itu buka, aku udah masuk ke sana dan mencoba menu makanan dan minumannya.
Saking seringnya kami ke sana, sampai-sampai kami kenal dengan mbak Neni yang adalah pemilik cafe tersebut.

Kami telah sampai di Cafe Neby. Kami terus melangkah sambil bergandengan tangan menuju salah satu meja di dekat jendela yang kebetulan kosong. Sementara itu, di tempat lain udah di isi pengunjung yang entah sejak kapan berada di tempat ini. Memang, jika akhir pekan Cafe ini lebih ramai dari biasanya. Umumnya Cafe ini di kunjungi oleh para para kawula muda yang sedang memadu kasih, seperti aku dan Rendy.

Kami udah duduk berhadapan. Beberapa detik kemudian seorang pelayan menghampiri kami dengan membawa buku berisi menu makanan dan minuman yang tersedia di tempat ini.

Sebelum pelayan itu menyodorkan buku menu, aku langsung memesan

"Mbak, cappucino dingin satu"

Aku melihat pelayan itu mengangguk paham, lalu menulis pesanan ku di buku kecil yang dia pegang.

"Mmm...mbak aku pesan matcha latte sama roti bakar keju" ucap Rendy

"Baiklah tunggu ya mas mbak" ucap perempuan berkulit sawo matang itu dengan ramah

"Siap" ucap Rendy tersenyum

Sambil menunggu pesanan datang, aku dan Rendy mengobrol diiringi lagu "i'm the one" yang di populerkan oleh DJ Khaled ft Justin Bieber.

Beberapa saat kemudian, seorang pelayan menghampiri kami sambil membawa nampan berisi menu yang kami pesan. Tanpa berbasa-basi lagi, dia segera menaruh cemilan dan minuman itu di atas meja.

Rendy pun segera menyodorkan sejumlah uang kepada pelayan itu. Lantas perempuan itu bertanya untuk memastikan.

"Mas ini bener pesanan mas kan?"dia memandang ke arah Rendy

"Tentu, aja bener. Terima kasih ya" sahut Rendy

"Selamat menikmati"ucapnya lagi di sudahi dengan senyuman,lalu berlalu dari hadapan Rendy

Aku hanya diam menatap Rendy dan pelayan tadi

"Ada-ada aja" ucap Rendy

"Ya maklum pelayan baru" ucap ku

"Iya dan aku baru liat pelayan yang satu ini" ucap Rendy

"Aku juga" ucap ku

Aku melihat pelayan yang tadi mengantarkan menu ke meja kami (Rendy dan (namakamu)). Sedang mengobrol dengan mbak Neni di ujung ruangan. Entah sedang membicarakan apa.

"Oke para pengunjung Cafe Neby, selamat menikmati pesanan dan selamat bermalam Minggu. Kami akan membawakan sebuah lagu, tapi kali ini ada seorang pria bernama Iqbaal yang me-request lagu "seluruh nafas ini"  dari last child. Katanya lagu ini di persembahkan untuk (namakamu)"

Aku dan Rendy pun mengalihkan pandangan ke arah band di sudut ruangan. Apa lagi ini? Batin ku. Para personel band mulai bersiap memainkan lagu tersebut, sedangkan seberapa pengunjung Cafe tampak bertepuk tangan.

"Apa? Iqbaal mempersembahkan salah satu lagu kesukaan kamu astaga! Romantisnya kalian" Rendy berdiri lalu berlalu dengan cepat keluar dari cafe Dengan rahang yang mengeras dan nafas memburu.







Bersambung....

Kamu [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang