bagian 8 membenteng hati

483 47 0
                                    

"Pasti Iqbaal" ucap Rendy sambil melipat kedua lengannya di dada.
Wajahnya kesal

"Iya. Tapi, aku ga angkat teleponnya" ucapku sambil menaruh ponsel di atas meja.

"Uhhh" Rendy menghembuskan napas panjang

Ponsel ku ga berdering lagi aku sedikit lega, aku berharap Iqbaal ga nelpon lagi.

Aku meraih tangan Rendy ku genggam erat-erat.

"Kamu jangan marah dong" ucapku

"Aku ga marah sama kamu tapi sama Iqbaal" jelas Rendy

"Aku harus gimana dong" tanyaku meminta pendapat dari Rendy

"Entahlah" ucap Rendy singkat

Sekarang aku menghembuskan napas panjang.
Ponsel ku kembali berdering, ada notif chat masuk.

Rendy langsung meraih ponsel ku lalu membaca pesan singkat itu. Dengan jengkel Rendy menyodorkan ponsel itu kepadaku.
Aku tau itu pasti iqbaal, setelah membaca pesan itu kemarahan Rendy samakim menjadi-jadi.

Aku mau ketemuan sama kamu.

Pantas aja Rendy marah, Iqbaal belom kapok juga ternyata. Aku semakin ga ngerti sama Iqbaal, apa lagi yang mau dia bicarain, padahal aku udah jelasinnya semuanya.

"Aku ga nemuin Iqbaal kok" ujarku sambil meletakkan ponsel ku di meja

"Aku harap gitu" timpal Rendy enggan ngeliat ke arahku

"Pasti" tandasku

Aku harus meyakinkan Rendy hatiku ga ada lagi tempat buat Iqbaal.
Ah, keadaan kek gini yang buat aku benci sama Iqbaal.

Rendy menatap ku lekat-lekat

"Jangan-jangan selama ini kamu ada hubungan sama Iqbaal kan? Kamu..."

Aku ga nyangka Rendy bisa bicara gitu

"Astaga, sayang. Sumpah aku ga ada..."

"Siapa tau kalau ada. Kamu ngobrol mesra sama dia lewat telpon" ucap Rendy menyela ucapan ku

Aku habis pikir kenapa Rendy malah menerka kek gitu.
Memang jika urusannya sama Iqbaal Rendy Sangat sensitif.

"Aku ga seperti yang kamu pikirkan" timpalku

"Kamu salah kalau nyangka gitu" lanjutku

"Mungkin aja kamu main di belakang aku" ucap Rendy dengan nada bicara yang mulai tinggi

"Ga! Ga gitu yang" ucapku

"Ya siapa tau selama ini kamu bersandiwara di depan aku"terkait Rendy lagi

Aku mengusap wajahnya ku dengan cepat. Aku ga boleh nyerah menjelaskan pada Rendy.

"Aku bukan orang yang punya pinter sandiwara, yang" ucapku

"Pliss ngertiin aku, kenapa belakangan ini jadi susah ngomong sama kamu" lanjutku kesal

"Apa kamu bilang?" Ucap Rendy marah

Aku menghembuskan napas panjang. aku mengerjap-ngerjapkan kedua mataku sambil menatap Rendy.

"Maksud aku kenapa kamu ga percaya sama aku? Aku kan udah janji hanya kamu yang ada di hati aku" ucapku tegas

"Masalahnya Iqbaal mengganggu rasa ku sama kamu" ucap Rendy

"Apa kamu paham?"

Aku diam sejenak mencerna kata-katanya. Ya aku paham bukan hanya perasaannya yang terganggu aku juga terganggu.

"Iya aku ngerti maksud kamu" ucapku

"Awas aja kalau dugaan ku benar" ancam Rendy

Semenjak ada Iqbaal, Rendy benar-benar berubah. Rendy jadi ga percaya,mudah marah,cemburu berlebihan, dan sulit di ngertiin.

"Kita lupakan Iqbaal aja ya nanti aku ngomong lagi sama Iqbaal" ucapku

Rendy diam

"Tapi jangan temuin Iqbaal"imau Rendy dengan suara yang melemah

"Iya aku janji" ucapku

Akhirnya Rendy berhenti murka, aku bisa bernapas lega sekarang.
Masalah ini belom tuntas.
Aku harus temuin Iqbaal agar dia bener-bener paham.

Jam delapan malam aku aku ke kamar Xena rasanya ini waktu yang tepat buat bicara sama Xena.

Tok tok tok

Xena membuka pintu kamarnya

"Kenapa kak?" Tanya Xena

"Gue boleh masuk?" Tanya ku

"Boleh" ucap Xena

Aku dan Xena duduk di atas kasur.

"Waktu itu Iqbaal datang ke sini nitipin kado buat gue sebenarnya apa yang dia omongin sama lu?"tanyaku

"Gue kan udah bilang dia datang ke sini buat nyambung tali silaturahmi,kalau ada orang yang berniat baik ga mungkin gue nolak kan? Kenapa lu jadi ga paham gini sih" ucap Xena

Aku ga berhasil ngorek omongan Xena sama Iqbaal Minggu lalu.

"Bukan ga paham, atau mau memahami niat baik iqbaal tapi menurut gue dia udah keterlaluan" timpalku

"Keterlaluan gimana?" Tanya Xena dengan kening berkerut

"Aku sering berantem sama Rendy ini semua gara-gara Iqbaal, tiap hati kebersamaan gue sama Rendy kacau karena Iqbaal" tuturku

"Apa? Jadi rendy marahin lu lagi?" Tanya Xena dengan tatapan menyelidik

Aku menutup mulut. Berpikir sejenak menimpali jawaban yang tepat dari Xena. Xena seperti ga acuh tapi entah kenapa ekspresi kekecewaan dan kemarahan dari wajah Xena seperti nya gue salah cerita tentang Rendy.

"Maksud gue Rendy ga marahin gue tapi dia kesal sama iqbaal" ralat ku agar nama baik Rendy kembali terjaga di mata Xena

"Emang kak Iqbaal ngapain kakak?" Tanya Xena datar

"Dia nelpon gue tapi ga di angkat akhirnya dia chat gue dan Rendy yang bacain" ucapku lalu menghela napas

"Lalu?" Alis kanan Xena sedikit naik

"Rendy cemburu Xen apalagi isi pesan itu Iqbaal ngajak ketemuan" tuturku

"Emang apa salahnya kak Iqbaal mau ketemuan?" Ucap Xena

Aku hanya diam.

Kenapa Xena jadi berpihak sama Iqbaal ah aku makin ga ngerti.

" Ga ada yang salah Xen, cuma gue sama Rendy ngerasa terganggu sama sikap Iqbaal yang berusaha dekatin gue terus"

Iqbaal bener-bener gamau ngertiin

"Oh gitu" Xena mengangguk

"Iya Xen ada saran?" Tanya ku

"Kalau lu udah ga nyaman sama kak Rendy lebih baik putusin aja" ucap Xena

Aku ga percaya bisa-bisanya Xena ngomong kek gitu. Hati ku terluka, kenapa Xena jadi nyuruh aku putusin Rendy ah ini pasti ulah Iqbaal omongan apa yang usah Iqbaal katakan sama Xena.

"Kok lu gitu" tanya ku ga ngerti kenapa dulu Xena setuju sama Rendy sekarang jadi berubah

"Bukan saran perihal Rendy tapi ini masalah Iqbaal" ucapku

"Oh jadi kak Iqbaal yang jadi masalahnya?" Xena tersenyum

Astaga! Kok Xena jadi pura-pura ga ngerti? Aku menghembuskan napas panjang sambil menjambak rambutku.

"Iya Xenaaa" ucapku kesal








Bersambung....









Kamu [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang