bagian 11 pedih

479 50 1
                                    

"aku ga bisa" balasku cepat

"Apa yang kamu lakukan kalau ngeliat aku lagi sama cewek lain di Cafe lagi makan malam, terlebih lagi itu cewek itu mantan aku?" Tanya Rendy

Aku diam, pertanyaan itu ga mudah aku jawab. Pastilah aku sakit hati. bisa aja aku mutusin dia karena sakit hati. Aku gamau segalanya berakhir karena salah paham.

"Kamu ga bisa jawab kn?" Ucap Rendy lagi

"Rendy aku minta maaf aku ga bilang sama kamu kalau aku ketemu sama Iqbaal. Aku ngajak dia ketemuan buat negasin hubungan kita biar dia ga gangguin lagi" jelasku

"Kami cerita gini karena kamu udah terlanjur ketahuan, kalau ga bisa aja kamu ga cerita. Kalau aku ga ngeliat kamu, dan aku yakin besok-besok kmau bertemu Iqbaal lagi" ucap Rendy

"Aku ga butuh penjelasan kamu lagi kita putus jangan hubungi aku lagi" ucap Rendy lagi dan memutuskan sambungan telepon

Aku hanya terdiam

Seminggu berlalu

Hari ini aku memutuskan untuk ke rumah Rendy aku merindukan dia, ya walaupun ga ada lagi hubungan di antara. Aku tetap menyambung tali silaturahmi antara aku dan Rendy.

Aku turun dari mobil, lalu membuka pintu pagar besi secara perlahan dan mengucapkan salam. Ga ada jawaban. Aku kembali mengucapkan salam dan berjalan menuju teras rumah.

Akhirnya, aku liat gagang pintu bergerak. Ku harap itu Rendy. Ternyata dugaan ku salah. Saat pintu terbuka aku mendapati kak Leni kakak nya Rendy langsung mengajak aku duduk di kursi teras.

Kecanggungan langsung menyerang. Aku gugup apa lagi kak Leni tau masalah aku sama Rendy. Obrolan seperti apa yang aku bicarakan.

"(Namakamu)" ucap kak Leni dengan wajah yang tenang

"Iya kak" ucapku

"Kakak tau apa yang terjadi sama kamu dan Rendy" ujar kak Leni dengan mengembuskan napas pelan

"Kakak minta kamu lupain Rendy" ucap kak Leni memandang ku lekat-lekat

Aku menarik napas dan menghempaskan

"Rendy salah paham kak" ucap ku

Kak Leni tersenyum tipis

"Kak Rendy salah paham aku gaada niat buat balikan sama Iqbaal" ucapku

Aku diam beberapa detik

"Percuma"ucap kak Leni

"Percuma?" Tanyaku

"Apanya yang percuma pak?"

"Percuma kamu jelasin (nam..)" ucap kak Leni

"Kak kasih aku kesempatan buat ketemu sama Rendy" ucapku

"Percuma (namakamu)" ucap kak leni penuh penekanan

"Kak aku..."

"Aku mau marah sama kamu karena udah nyakitin hati Rendy, setelah aku pikir baik-baik itu bukan jalan yang terbaik aku kecewa sama kamu. Kamu..."

"Maaf kak" ucapku tulus membuat kak Leni mengehentikan ucapannya

Kak Leni ga menggubris maafku.

"Kamu sangat mengecewakan, lebih baik kamu lupain Rendy adikku udah melupakan untuk selamanya"

Aku terdiam mendengar ucapan kak Leni.

"Kak sekali ini aja izinin aku ketemu sama Rendy" ucapku memohon

"Udahlah (nam...) Udah terlambat" ucap kak Leni

Wajahnya seperti menyesali apa yang udah terjadi.

"Maksudnya kak?" tanya ku

"Rendy usah melupakan kamu dan udah ga tinggal di sini lagi" ucap kak Leni

"Rendy udah ga di sini lagi?"

Kak Leni mengangguk.

"Rendy mutusin tinggal di rumah neneknya di Bandung. Di sana dia belajar melupakan kamu dan memulai kehidupan baru" jelas kak Leni

"Jadi dia..."aku ga bisa melanjutkan perkataan ku air mataku ga dapat di bendung lagi.

"Aku permisi kak" ucapku pamit kepada kak Leni

Aku memasuki rumah ku ternyata Iqbaal main ke rumah ku lagi.

Iqbaal sadar akan kehadiran ku dia menoleh ke arah pintu utama.

"(Namakamu" ucap Iqbaal menghampiri ku dengan senyuman manisnya

"Lu ngapain di sini?" Ucap ku

"Main doang emangnya ga boleh?" Tanya Iqbaal

"Terserah" ucapku berjalan ke arah sofa dan duduk.

Iqbaal menyusul dan duduk di sebelah ku.

"(Nam...) Kamu jangan ingetin masa lalu kita, aku kan udah minta maaf" jelas Iqbaal

Aku mendapati kesedihan dan penyelesalan di wajah Iqbaal.

"Apa sampai saat ini kamu belum maafin aku?" Tanya Iqbaal

"Gue udah maafin lu" ucapku

"Tulus ga?" Tanya Iqbaal

"Iya Iqbaal" ucapku kesal

"(Namakamu) aku pengen kita sama-sama lagi" ucap Iqbaal lirih

"Percuma baal, gue udah ga cinta lu lagi" ucap ku

"Tapi, aku masih cinta sama kamu" ucap Iqbaal

"Gue ga bisa baal" ucapku lirih

Iqbaal hanya menunduk.

"Pliss baal gue baru aja kehilangan Rendy di pindah ke Bandung, jangan buat gue benci sama lu baal. Kalau lu terus-terusan ga mau ngertiin gue itu bisa aja terjadi"paparku

Iqbaal masih menundukkan kepalanya.

"Kamu sakit (nam..)?" Tanya Iqbaal menatap wajah ku

"Lu yang sakit" ucapku kesal

"Kamu sakit (nam...) Kamu ga sadar kalau Rendy udah tiada" ucap Iqbaal menunduk kan kepalanya lagi

"Kalau bercanda yang lucu dong baal, masa lu nyumpahin Rendy sih. Kalau benci ga gitu juga kali baal" ucap ku sambil terkekeh

Bersambung....



Kamu [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang