bagian 6 sulit

560 50 0
                                    

"Xen, sekalipun kami lagi marahan, gue ga berharap hubungan gue sama Rendy kandas gitu aja" terang ku menyela perkataan Xena

Aku ga ngerti kenapa Xena bisa-bisanya berkata seperti itu. Tentu aja aku ga setuju dengan pemikirannya.

"Gue cuma gamau Kakak kesayangan gue ini di marah-marahin sama kak Rendy gue gamau lu galau terus kak" timpal Xena

"Gue ga di marahin Rendy kok, lu tenang aja lagi pula, ini masih dalam keadaan marah yang wajar kok" jelas ku kepada Xena Agar ga salah sangka

"Tapi ini bukan yang pertama kalian marahan kak (namakamu)"

"Dalam sebuah hubungan marahan seperti ini wajar kok Xen" aku berusaha tersenyum

"Kalau sering sih ya ga wajar kak. Lu itung aja lebih banyak marahannya atau baik-baiknya?"

"Tentu, lebih banyak baik-baiknya Xen"jawabku karena itu memang fakta

Xena menghela napas panjang.

"Kenapa, Xen? Kok jadi kurang suka sama Rendy? Akhirnya pertanyaan itu terlontar juga dari mulutku.

Aku memang udah lama perhatiin perubahan Xena tiga Minggu belakangan ini, menurut gue sikap Xena agak beda dengan ku apa lagi sama Rendy.

"Ga gitu kak, gue sayang sama lu. Gue gamau kak (namakamu) di sakitin  siapa aja" terang Xena dengan wajah yang tenang

Aku membalas senyum Xena

"Lu jangan salah sangka, Rendy sama sekali ga marahin gue dia seperti itu karena dia cemburu Xen" ujar ku

"Cemburu?" Xena mengerutkan keningnya

Aku mengangguk pelan sambil tersenyum

"Cemburu kenapa? Cemburu sama siapa kak?" Wajah Xena tampak penasaran

"Iqbaal, Xen" jawab ku cepat

"Semakin lama Iqbaal semakin menyebalkan, Xen. Kalau gue lagi sama Rendy dia terus aja gangguin. Kemaren Iqbaal nelpon gue lalu di Cafe Neby dia nge+request lagu buat gue. Akhirnya, Rendy marah karena cemburu" paparku tentang kejadian kemaren

"Tapi kan itu bukan salah lu kak, kenapa kak Rendy...."

"Lu kenapa ga ngerti sih? Ya wajar aja Rendy cemburu dia kan tau Iqbaal mantan gue"ucap ku terpaksa menyela ucapan Xena.

Aku ingin Xena tau dan paham sama apa yang terjadi sama aku dan Rendy saat Iqbaal datang kembali ke hidup ku.

"Iya gue paham"sahut xena

"Tapi ini bukan salah kak Iqbaal juga kalau ternyata,dia masih cinta sama lu kak" sambungnya

Dan aku semakin ga paham sama Xena. Apa jangan-jangan dugaan ku bener kalau perubahan Xena ada hubungannya sama Iqbaal.

Aku jadi berpikir kalau Iqbaal udah meracuni pikiran Xena. Bisa aja dia bikin cerita ini itu agar bisa di beri jalan sama Xena buat kembali sama aku lagi. Ah kalau emang bener Iqbaal jahat banget sama aku.

Kenapa sebulan belakangan ini hidup ku jadi berubah gini ya? Kepalaku sering sakit lalu pingsan. Apa lagi Iqbaal semakin membuat hidup ku berantakan. Iqbaal selalu aja membawa masalah antara aku dan Rendy. Malah Kini dia menciptakan ketidaknyamanan aku sama Rendy.

Tiba-tiba ponsel ku berdering. Ah ini pasti Rendy. Aku mengambil ponsel di nakas, Lalu ku hembuskan napas panjang ternyata Iqbaal yang nelpon.

"Siapa? Kok di liatin doang" tanya Xena

"Iqbaal Xen" jawabku

"Angkat teleponnya sekalian ajak kak Iqbaal ketemuan" ucap Xena beranjak dari ranjang ku dan keluar dari kamar ku

"Halo" sapaku menerima telpon dari iqbaal

"Hai (namakamu)" sahut Iqbaal ceria

Aku bingung kenapa bisa-bisanya Iqbaal bersikap seperti ini. Apa dia ha sadar bahwa dia mengacaukan kebersamaan ku sama Rendy?

"Baal mau lu apa sih?" Tanya ku tanpa berbasa-basi lagi

"Lu tau kan gue udah pacaran sama Rendy kenapa lu gangguin hubungan kami?" Lanjut ku

"Aku ga gangguin kamu Kok (namakamu)" ucapnya

"Tapi gue ngerasa terganggu tau ga" ucap ku

"Maaf (namakamu) aku ga bermaksud gitu"

Terdengar ada nada penyesalan sama pernyataan iqbaal tadi.

"Kalau lu ga bermaksud gitu kenapa di Cafe lu me-request lagi buat gue sedangkan lu tau gue lagi sama Rendy" balasku dengan pertanyaan yang ku yakini dia akan sulit menjawabnya

Iqbaal hanya diam

Apa ku bilang dia ga akan bisa langsung menjawab pertanyaan itu.

"Aku..."

"Pliss baal" potong ku

"Gue mohon sama lu jangan ganggu hubungan gue sama Rendy karena kami Udah saling cinta, mungkin tahun depan gue sama Rendy akan menikah" sambung ku menerangkan

"Tapi (nam...) Aku cuma"

"Kalau lu hanya ingin bersilaturahmi kita bersikap baik-baik satu sama lain."

"(Nam..) kamu"

Iqbaal ga mampu nerusin kalimat yang mau dia ucapkan.

"Maaf baal, gue harus jujur bahwa benar adanya kalau gue sangat mencintai Rendy dan berniat akan menikah dengannya tahun depan" ucapku

Iqbaal hanya diam.

"Maafin gue baal bukan maksud gue matahin niat lu tapi gue harus ambil sikap agar segala baik-baik aja" aku kembali menerangkan supaya Iqbaal lebih mengerti

"Tapi (nam...)"





Bersambung....

Kamu [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang