bagian 2 mengertilah

1.3K 85 1
                                    

"hmm apa salahnya jika kak Iqbaal mau menyambung tali silaturahmi lagi, kak? Kalian kan pernah dekat, jadi gue pikir ga masalah" sahut Xena menjelaskan

"Maksud lu?" Aku menghembuskan napas panjang dengan perlahan

Sungguh, aku ga paham dengan ucapan Xena barusan, maksudnya dia ingin menyambung lagi tali silaturahmi iya ga bakalan.

"Dulu kan kalian pernah menjalin hubungan. Jadi, bukan kakak aja yang pernah dekat dengannya. Gue juga dekaknya kak" jelas Xena dengan wajah tampak senang

"Tapi, xen dia pernah nyakitin gue" timpal ku sambil menyentuh dadaku

"Iya gue tau kak" balas xena. "Waktu itu dia udah minta maaf ke, kakak kan?" Yang Xena memastikan

"Iya, udah" jawab ku dengan malas sebab aku gamau lagi mengingat-ingat kejadian itu dan segala masa lalu bersama Iqbaal

"Ya udah, berarti ga ada masalah lagi. Dia juga udah minta maaf ke gue" Xena tersenyum

dan dari wajahnya seperti memintaku untuk ga kesal lagi

"Iya, gue paham kok, Xen. Tapi, dia seperti ingin ngedekatin gue lagi. Lu liat sendiri, dia mulai kasih gue bingkisan." Aku mengacak-acak rambut ku Karena kesal

"Kak jangan menghakimi kesalahan kak Iqbaal terus-menerus mungkin dia berbuat begitu sebagai tanda minta maaf" terang Xena

Dengan suara lembut, lalu menepuk dua kali pundak ku dengan pelan

Ah sudahlah. Ku pikir ga baik memperpanjang masalah ini dan berdebat dengan Xena.

"Iya..iya" ucap ku mengalah

"Gue pikir kak Iqbaal ga akan mengulangi kesalahan yang sama. Dan kehadirannya lagi ke sini untuk menyambung tali silaturahmi. Bukannya bagus kan kak" Xena kembali tersenyum

"Ya udah, gue mau mandi dulu" aku berusaha tersenyum, lalu benar-benar berlalu dari hadapan Xena

Semenjak tiga Minggu yang lalu, Iqbaal mulai menghubungi ku lagu melalui pesan singkat atau telpon. Aku kerap kali ga mau menerima panggilan teleponnya. Namun jika terpaksa menerima, aku hanya menanggapi sekenanya aja, lalu membuka alasan Agara percakapan itu segera berakhir.

Iqbaal adalah mantan kekasih ku. Tiga tahun yang lalu dia memutuskan untuk mengakhiri hubungan ku dengannya. Sakit sekali hatiku pada saat itu. Aku sangat mencintainya, tapi dia malah berpaling kepada gadis lain. Aku terpuruk, hingga setahun kemudian aku bertemu Rendy yang mampu membuatku melupakan Iqbaal.

Lalu, setelah tiga tahun tanpa komunikasi, kini tiba-tiba aja Iqbaal kembali masuk ke kehidupan ku. Dia mencari celah hatiku.

Mungkin dulu dia memilih orang yang salah dan kini ingin kembali menjalin cinta dengan ku. Aku benci! Kenapa setelah setelah setahun lebih aku mati-matian membuang rasa cintaku kepadanya, kini dia datang dan hendak menawarkan cinta itu lagi? Sebab segalanya bisa saja menjadi mungkin. Aku takut cintaku yang udah mati kepada Iqbaal hidup lagi. Dan, yang lebih mengkhawatirkan adalah Rendy tau hal itu. Lalu, dia salah paham dan memilih pergi. Oh tidak! Tuhan, jangan sampai hal itu terjadi!

Setelah selesai mandi, aku langsung melihat bingkisan yang di bungkus menggunakan kertas kado berwarna ungu. Aku meraih bingkisan itu, lalu membukanya.

Ternyata Iqbaal memberi ku sebuah sepatu Kets berwarna putih. Ga ada tulisan atau ucapan apapun di dalamnya. Namun, tiba-tiba ponselku berdering. Kiraih ponsel di atas nakas, lalu ku pandang layarnya yang memunculkan nama Iqbaal Dhiafakhri. Setelah menghembuskan napas panjang, dengan terpaksa aku menerima panggilan telepon itu.

"Haii (namakamu)" sapa Iqbaal dengan nada ceria

"Hai juga" sahut ku

"Kamu lagi apa?" Tanyanya

"Ga lagi ngapa-ngapain" jawab ku enggan

"Oh gitu"

"Iya"

"Aku ga ganggu kamu kan?" Tanyanya lagi

Sebenarnya menganggu, tapi entah kenapa aku ga sampai hati mengucapkan hal itu. Rasanya lebih baik menolaknya dengan cara baik-baik atau ga mengucapkannya secara langsung.

"Ga sih tapi gue mau makan malam dulu" kata ku akhirnya

"Oh gitu" katanya dengan nada yang terdengar kecewa

"Iya, maaf ya gue..."

"Oh ya, kamu udah Nerima kado dari aku ga?" Tanyanya menyela perkataan ku

"Udah" jawabku singkat

"Kamu suka?" Tanyanya lagi

Sepertinya dia penasaran sekali ingin tau tanggapan tentang sepatu itu.

"Suka kok makasih"kataku terpaksa

"Baguslah kalau kamu suka" ujarnya dengan nada yang terdengar puas

"Harus di pakai loh"katanya lagi

"Iya" kataku

Lalu, percakapan itu pun berakhir.

Aku melangkah ke ruang tamu, menemui Rendy yang sedari tadi menunggu ku. Setibanya di ruang tamu aku mendapati Xena yang sedang duduk berseberangan dengan Rendy.

"Hayooo...lagi ngomongin gue ya" kataku bercanda

Xena terkejut. Mungkin dia kaget aku tiba-tiba muncul dan langsung menuduh mereka berdua tengah membicarakan ku. Meski hanya bercanda lantas Xena tersenyum menghilangkan keterkejutannya itu.

"Siapa juga yang lagi ngomongin lu? Pede banget" sahut Xena

Aku tertawa dan Rendy pun melakukan hal yang sama dengan ku.

"Ya udah yuk kita makan" ucap Xena

"Yuk sayang kita makan dulu" ajakku menghampiri Rendy lantas menarik tangan kanannya

"Tadi ngobrol apa sama Xena" tanya Sambil menarik kursi

"Mau tau aja kamu" ucap Rendy

"Ahh kamu masa ga boleh tau" ucap ku

Sebenarnya aku hanya ingin mengobrol ringan dengan Rendy. Aku ga mempermasalahkan Rendy dan Xena tadi membicarakan apa.

Kami berdua senang sekali. meski makan bersama di rumahku bukan kali pertama, tapi kebersamaan seperti ini buatku sangat istimewa. Namun, segala kebahagiaan itu menjadi berbeda ketika ponselku berdering.
Sementara itu, aku ga menduga kalau Iqbaal kembali menelpon ku.

Aku melihat wajah Rendy berubah seketika alisnya berkerut

"Kenapa ga di angkat?" Tanya Rendy. Meski di ucapkan Rendy dengan suara pelan ada kekesalan yang terdengar di dalam nada dan wajah tampak curiga

"Mmm.. gapapa" jawab ku gelisah.

Aku khawatir Rendy akan marah padaku jika aku mengangkat telepon dari iqbaal

"Kalau kamu ga mau menerima panggilan dari telepon itu pada saat ada aku itu artinya kamu....."






Bersambung....








Kamu [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang