#2

2.4K 246 40
                                    

Ff ini hanya karangan semata. Seluruh pemain didalam ff unfaedah ini bukan milik mamang. Mamang hanya menggunakan nama mereka saja. Bagi yang tak menyukai pairing SINRIN, silahkan enyah dilapak ini. Terimakasih.

~☆~

The Boy is My Husband

.

.

.

.

.

.

Happy Reading!

●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●


"Wleeek! Itu akibatnya berani denganku!" Ejek sinb sembari menjulurkan lidah khas ciri orang yang sedang meledek musuh.

"Bocah kurang ajar! Pengecut!" Yerin masih menggunakan gaun pengantin namun dandanan yang sudah kacau balau, belum lagi ia malah diikat disebuah kursi seperti tahanan. Dan.. Ya tuhan, bocah yang konon katanya tampan rupawan kaya raya tetap saja hanya seorang bocah laki-laki nakal pada umumnya.

"Hutang ayahmu ku anggap tak lunas dan bertambah lima kali lipat! Kalau kau mau hutang ayahmu lunas, kau harus menikah dengan ku tetapi kau harus menjadi maid juga dirumah ini!" Ujar sinb arogan sambil bersidekap puas.

"Tidak bisa begitu!" Protes yerin.

"Ya aku bisa. Lihat ini!?" Sinb menunjuk sebelah pipinya yang membiru lebam.

"Ini ulahmu. Dan kau harus membayarnya" lanjutnya.

"Untung bagus tak jidatmu yang mengkilap itu yang ku amplas ditanah. Lagipula, aku siap bekerja dirumah ini untuk membayar hutang ayahku, tanpa menikah dengan seorang BOCAH" seloroh yerin. Sinb berdecih, ada juga yang seberani itu padanya. Terlebih dia hanya seorang wanita. Iya. Seorang wanita malang yang harus jadi jaminan hutang orangtua. Menarik sekali.

"Baiklah. Kalau kau tak mau menurutinya, maka nyawa ayahmu sendiri jaminannya"

Sontak yerin terkejut bukan main mendengar perkataan dari seorang bocah berumur lima belas tahun. Ia lagi-lagi tak habis pikir, wajah manis dan tampan tuan muda hwang rupanya tersembunyi sifat kejam seperti yang di isukan orang-orang.

"Tuan muda" tegur heechul khawatir jika sang majikan kembali nekat seperti yang sudah-sudah.

"Jangan ikut campur heechul" heechul merunduk tak dapat berkata-kata lagi. Dalam hati, jika saja tuan muda kim tak sedang keluar, tentu sinb akan mudah dikendalikan.

Yerin mengepalkan jemari tangan. Bagaimana mungkin nyawa sebading dengan nilai mata uang. Jangan bercanda! Nyawa manusia tak pernah dapat ditukar atau dibayar dengang uang.

"Hanya karena uang kau mudah melenyapkan nyawa orang? Apa orangtuamu tak mengajarkanmu untuk berbelas kasih dan menghargai serta menghormati orang lain? Apa orangtuamu tak pernah mendidikmu-"

PYAAAR!

Yerin meneguk kasar saliva ketika sebuah vas bunga hampir mengenai wajahnya. Ditambah yerin sempat tertegun menatap mata elang sinb. Yerin merasa, jika tatapan itu menyiratkan arti yang berbeda dari sikap dan sifat yang sinb tunjukan padanya. Ada sesuatu yang membuat tatap mata itu hampa akan sesuatu juga merindukan sesuatu. Kenapa pula yerin malah iba pada sinb meski wajah amarah sinb jelas terpatri. Lain pula dengan heechul dan beberapa pasang mata yang melihat langsung kemurkaan tuan muda hwang yang berbeda dari biasanya.

The Boy is My Husband {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang