"Tes..Tes.. Halo? Apa ini berfungsi dengan baik? Halo?"
"Hwang Sinb! Cepat jelaskan!"
"Cerewet! Ahem... sebenarnya fanfic ini terlalu monoton menurutku.. Eng.. Jadi, fanfic ini mengisahkan seorang anak remaja kaya raya konglomerat berdarah ningrat...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
~☆~
Happy Reading!
~☆~
➖🐱🐥🐱🐥🐱🐥🐱🐥🐱🐥🐱🐥🐱🐥🐱🐥🐱🐥🐱🐥🐱🐥➖
"Ttinb.. kalau kita sudah dewasa nanti, kau harus menikah denganku ya"
"Menikah? Apa itu?"
"Menikah itu seperti yang dilakukan pemeran utama namja dan yeoja disinetron yang kita tonton tadi"
"Kau yang menontonnya. Aku tak tertarik dengan cerita seperti itu. Lebih baik menonton Shincan"
"Aish! Mereka terlihat bahagia tau"
"Terserah bodo amat" ⏩⏩⏩
"Kau harus menikahiku ketika kita sudah dewasa nanti! Ingat eo!"
"Cerewet! Umur kita masih delapan tahun!"
"Hihihi... sampai jumpa suatu hari nanti Hwang Sinb! Ingat! Kau harus menikahiku!"
"Aish! Jinjja! Pulang sana! Kau menggangguku membaca!"
"Tega sekali mengusirku. Padahal aku berangkatnya besok. Yah! Ttinb.. Ayo main! Aku bawa kelereng"
"Shireo!"
"Kalau begitu kita main ninja-ninjaan! Aku punya pengikat kepalanya! Lambangnya Harry Potter!"
"YAH! ITU CELANA DALAMKU!"
⏩⏩⏩
"Yakin tidak ingin mengantarku kebandara?"
"Aku sibuk"
"Kau marah ya aku pergi?"
"Ani. Memangnya kau akan menetap disana?"
"Molla. Tapi aku janji akan kembali. Ingat! Kau harus menikahiku eo!"
"Terserah bodo amat" ⏩⏩⏩
Seorang gadis remaja tersenyum sendiri mengingat kenangan manis bersama sahabat kecilnya yang juga cinta pertamanya sewaktu mereka kecil dulu. Ia bahkan tak pernah lupa jika dulu ia sering mengusik bocah bernama Hwang Sinb itu. Memaksa Sinb bermain kelereng dengannya, mencuri celana dalam Sinb, mengusik Sinb membaca buku, dan sering kali ia ajak nonton sinetron kegemarannya dirumahnya sendiri. Meski dia tau, Sinb tak akan memperhatikan sinetron di layar tv yang ia tonton itu. Bocah Hwang itu lebih menyukai membaca buku tebal dan hanya akan menonton kartun atau bermain game saja. Kadang membuatnya sedikit kesal dengan sikap acuh Sinb.
