I

2.7K 233 2
                                    

Hyejin

Malam yang cerah, aku menyukainya. Satu September, hari ini ulang tahun sahabatku. Aku dan ayah pergi ke pesta ulang tahun Jungkook. Saat sampai aku dan ayah langsung memasuki kediaman keluarga Jeon, di sana aku melihat Jungkook dan Byeol yang sedang bercengkrama bersama orang tua mereka.

Aku berlari menghampiri mereka, mereka tersenyum padaku saat aku datang. Keluarga kami memang sudah sangat dekat, apalagi keluargaku dengan Byeol. Keluarga kami sudah dekat sejak usia kami tiga tahun dan saat ibu masih bersama kami.

"Hye-ya akhirnya kau datang juga kami menunggumu sejak tadi."

Sebelum menjawab ucapan Jungkook aku membungkuk memberi salam pada orang tua Jungkook dan Byeol, lalu setelahnya menanggapi ucapan pria bergigi kelinci itu.

"Maaf, aku bingung memilih pakaian. Bukankah aku harus terlihat cantik di pesta ulang tahun sahabatku?"

Mereka semua terkekeh melihat aku berkata seperti itu.

Melihat?

Itu benar, karena aku mengucapkan semua itu dengan bahasa isyarat, aku seorang gadis yang bisu sejak lahir. Tidak tuli, aku hanya bisu. Jika seorang yang bisu sejak lahir biasanya akan mengalami ketulian, namun tidak denganku, telingaku masih berfungsi dengan sangat baik.

Aku senang karena mereka mau menerimaku, bahkan keluarga Jungkook sampai belajar bahasa isyarat agar bisa mengerti apa yang ku ucapkan. Mereka sungguh baik, membuatku terharu jika mengingat itu kembali.

Aku sungguh beruntung.

Aku hanya menunjukkan rentatan gigiku, aku akan berusaha menjadi gadis yang ceria meski keadaan tidak mendukungku.

Aku tidak ingin orang lain hanya mengasihani kekurangan yang ku miliki. Biarkan orang lain menghina apa yang menjadi kekuranganku, toh pada Kenyataannya apa yang mereka ucapkan benar ada, aku tak berhak marah pada mereka.

Tidak masalah dengan semua itu, aku masih punya mereka di sisiku. Ayah, Jimin Oppa, Jungkook, Byeol, orang tua Jungkook dan orang tua Byeol, dan yang terakhir aku punya tuhan dan ibuku di hatiku.

Aku tersenyum lalu mengulurkan tangan pada Jungkook, memberikan kado yang ku bawa untuknya.

"Terimakasih." Seperti biasa, ia memelukku.

"Jungkook, ajak mereka menikmati hidangan," ucap paman Jeon pada Jungkook.

"Ayo!"

Saat acara telah selesai, aku dan ayah memutuskan untuk pulang dengan berjalan bersama di malam yang Indah ini. Kami memutuskan jalan kaki untuk sampai kerumah. Ayah bilang, ia ingin menikmati waktu bersamaku dengan berjalan kaki sambil berbincang dan aku menyetujuinya, aku suka ide ayah saat ini.

Sejak ibu meninggal, ayah dan Jimin Oppa mengurusku dengan sangat baik. Mereka berbagi peran, meski ibu telah meninggal tapi aku tak pernah merasa kehilangan sosoknya berkat kedua pria yang sangat ku sayangi itu.

"Kau mau kuliah dimana setelah lulus Hyen-ie?" Suara ayah melenyapkan keheningan. Aku tersenyum lalu setelahnya aku menggeleng.

"Aku...tak ingin meneruskan pendidikanku," ucapku dengan bahasa isyarat.

"Kenapa?"

"Tidak apa ayah, hanya tidak ingin. Tidak masalah bukan?" Ayah tersenyum dan menggangguk.

"Ayah tidak bisa memaksamu, jika itu keinginanmu ayah hanya bisa mendukung."

Aku berjalan sambil bergelayut manja pada lengan ayah. Beberapa saat setelah itu kami melihat seorang pria dari jarak yang tidak terlalu jauh dari kami berjalan dengan sempoyongan.

Sincere ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang