IX

1.3K 146 2
                                    

Jimin menghela nafas setelah mendengar cerita ketiga orang ada di depannya itu, pria itu memijat keningnya yang tiba-tiba terasa pening.

Emosinya memuncak saat mendengar cerita tentang adik kesayangannya. Oh, ayolah! Siapa juga yang tidak akan naik darah jika mendengar adiknya atau orang tersayangnya menjadi bahan taruhan.

Gila!

Jimin rasanya ingin menghajar pemuda brengsek yang telah menjadikan adiknya bahan taruhan hanya untuk sebuah mobil sport?!

Bagi Jimin adiknya lebih berharga dari apapun itu yang berharga yang ada di dunia ini. Sekali lagi pria yang usianya sama dengan Taehyung itu menghela nafas kasar.

"Aku merasa menjadi Oppa yang buruk untuknya."

"Hyeong, jangan berkata seperti itu. Jika saja Hyejin dengar, ia pasti akan mengamuk padamu. Kau sangat tahu ia benci saat kau berkata seperti itu, kau kakak terbaiknya. Ingat?" Jimin terkekeh pelan mendengar celoteh bocah kelinci itu.

"Ya, ya, tentu saja. Terima kasih telah mengingatkan Bunny." Jimin kembali terkekeh setelah mengucapkan itu sambil menggoda kelinci berotot itu, sedangkan Jungkook merespon ucapan Jimin dengan cebikan bibir dan decihan kesal.

"Taehyung-ssi, boleh aku menginap dirumahmu bersama tiga bocah nakal ini? Jika kau mengizinkan," lanjut Jimin. Byeol dan Jungkook mecebik mendengar kata bocah nakal dari bibir tebal pria itu, sedangkan Taehyung hanya tersenyum.

"Tentu saja, aku sedikit kesulitan mengurus mereka. Ditambah besok pagi aku akan ada meeting bersama karyawanku, dan akan kembali setelah meeting. Aku rasa aku butuh bantuanmu untuk memantau mereka agar tidak sampai menghancurkan dapur dan rumahku."

"Oppaa!!"

"Hyeooong!"

Jimin dan Taehyung sama-sama terkekeh melihat kedua remaja itu merajuk secara bersamaan.

***

Taehyung

kami berbincang cukup lama, Jimin sangatlah ramah. Ku rasa mereka semua memang seperti itu, sangat ramah pada orang lain.

Aku baru mengenalnya beberapa jam, tapi ia sudah akrab denganku seolah kami berteman cukup lama.

Kami berbincang dengan berbagai topik, disini Jungkook selalu menjadi sasaran buli seorang Park Jimin.

Kalian tahu? Menggoda Jungkook hingga anak itu kesal adalah suatu hiburan tersendiri, wajahnya benar-benar menggemaskan.

Kami benar-benar tertawa lepas, membicarakan banyak hal. Namun semua itu berhenti saat Jimin melihat Hyejin menuruni tangga.

Aku rasa ia benar-benar merindukan adiknya, pria itu berlari memeluk Hyejin setelah gadis itu selesai menuruni tangga.

"Ouh, my baby blue. I miss you so much..."

Aku melihat Hyejin tersenyum, namun setelahnya ia memasang raut wajah kebingungan. Hyejin melepaskan dekapan Jimin dan menatap kakaknya dengan pandangan menuntut.

Jimin terkekeh melihat tatapan Hyejin padanya. "Ayah yang memberi tahuku kau ada di sini. Aku sampai di Seoul semalam. Oppa sengaja tidak bilang, karena ingin memberimu kejutan. Sudah sangat lama Oppa tidak bertemu denganmu, Oppa sangat merindukanmu Baby blue."

Aku tidak bisa berhenti tersenyum saat melihat itu, sedikit merasa lega melihat senyum gadis itu kembali lagi.

"Hyeong." Aku dan Jimin menoleh saat mendengar Jungkook memanggil.

Sincere ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang