III

1.5K 199 0
                                    

Hyejin memiringkan kepalanya kekanan, ia menunjuk dirinya sendiri seolah bertanya 'aku?' dengan jawaban yang tadi Taehyung berikan padanya.

Taehyung tersenyum gemas, lalu setelahnya pria itu mengangguk mengiyakan gerak tubuh Hyejin yang seolah bertanya pada dirinya.

"Aku ingin mengajakmu kesuatu tempat, anggap saja sebagai rasa terima kasihku karena telah menolongku," ucap Taehyung.

Gadis itu kembali menulis apa yang ia pikirkan pada bukunya.

Tapi ini sudah sangat sore, ayah pasti akan mencariku.

Taehyung tersenyum sesaat, "Berikan nomor ponsel ayahmu, aku yang akan bicara padanya untuk meminta izin."

Hyejin memberikan nomor ponsel ayahnya, lalu kemudian Taehyung menelfon Tuan Park untuk meminta izin mengajak Hyejin pergi. Tuan Park mengizinkan.

"Sudah, ayo!"

Taehyung membukakan pintu mobil untuk Hyejin, kemudia ia masuk dan menjalankan mobil ketempat yang ia tuju.

"Kau suka ice cream?" tanya Taehyung dengan suara beratnya pada Hyejin, membuat gadis itu menoleh lalu mengangguk sambil tersenyum manis.

Senyum yang membuat Taehyung merasakan sensasi aneh pada dirinya, namun ia menampik semua itu dengan cepat. Konyol pikirnya!

Taehyung mengangguk pelan dan kembali memfokuskan pandangannya kearah depan. "Baiklah, aku tahu dimana tempat makan ice cream dengan pemandangan yang indah," ucap pria itu.

Taehyung memberhentikan mobilnya di kedai ice cream didekat sungai Han. Mereka memilih tempat outdoor yang berada di atas gedung itu, pemandangan lampu-lampu dan sungai Han terlihat sangat Indah dan cantik dari sana.

Saat mereka baru memesan beberapa makanan dan ice cream, Hyejin kembali menulis pada bukunya membuat Taehyung memperhatikan gadis itu, lagi.

Saya pernah kemari dengan ayah, ibu dan Oppa saya, dulu saat ibu masih ada kami sering kemari.

Hyejin memperlihatkan tulisannya pada Taehyung, membuat pria itu tertegun. "Maaf, aku tidak tahu," ucap pria itu merasa bersalah membuat gadis itu mengingat ibunya yang telah meninggal.

Hyejin menggeleng lalu setelahnya tersenyum. Ia kembali menuliskannya pada buku.

Tidak, bukan begitu! Saya hanya merasa senang karena kembali mengingat itu. Terima kasih Tuan Kim.

Taehyung kembali mengangguk dan tersenyum. "Sama-sama."

Suara pelayan yang mengantar pesanan mereka mengintrupsi keduanya. "Pesanan anda, selamat malam dan selamat menikmati hidangan."

"Terima kasih."

Mereka menikmati hidangan dengan santai sambil berbincang. Cheesecake dan ice cream menemani perbincangan mereka berdua.

Taehyung kembali memperhatikan gadis itu yang sedang menulis pada bukunya.

Terima Kasih Tuan Kim atas kebaikanmu mengajak saya makan.

Taehyung tersenyum lalu mengangguk. "Tak masalah, anggaplah sebagai balas budiku karena telah menolongku. Dan lagi, jangan terlalu formal padaku. Kau bukan pelayanku, jadi tak perlu memanggilku Tuan."

"Tadi kau menuliskan Oppa, berarti kau memiliki kakak laki-laki?" Hyejin mengangguk menjawab pertanyaan Taehyung.

"Kau bisa menganggapku kakakmu juga. Aku anak tunggal, sering kali aku ingin memiliki seorang adik. Panggil aku Oppa, tak masalah bukan?"

Hyejin mengerjapkan matanya berberapa kali, lalu setelahnya gadis itu mengangguk sambil tersenyum sangat manis. Membuat debaran jantung seorang Kim Taehyung bertambah cepat.

Hyejin kemudian menuliskan kata 'Oppa' pada bukunya. Dan itu membuat Taehyung senang.

Oppa, boleh aku bertanya?

Hyejin kembali menuliskan kalimat yang ia pikirkan pada bukunya.

"Tentu, tanyakan saja."

Gadis itu kembali sibuk berkutat dengan buku dan penanya.

Malam itu... Kenapa Oppa sampai mabuk seperti itu? Maaf jika pertanyaanku lancang.

Tulisan gadis itu membuat Taehyung menggelengkan kepalanya lalu tersenyum.

"Tidak, tidak apa. Saat itu aku sedang frustasi. Malam itu, sebenarnya aku berniat melamar tunanganku untuk menikahinya. Wajar bukan jika sepasang kekasih yang sudah bertunangan selama empat tahun ingin melakukan ke jenjang yang lebih serius?" Pertanyaan Taehyung dijawab sebuah anggukan dari gadis itu.

"Aku begitu bersemangat, menyiapkan sebuah cincin berlian dan sebuket bunga untuknya. Aku pergi ke apartemennya dan ingin memberikan kejutan padanya. Namun, saat aku sampai disana bukan aku yang mengejutkannya malah ia yang mengejutkanku. Kau tahu? Aku melihatnya secara langsung tunanganku sedang melakukan hubungan intim dengan pria lain."

Taehyung memberi jeda sesaat, hatinya kembali sesak jika mengingat kejadian itu.

"Jelas aku sangat marah, kecewa bahkan membencinya. Selama kami bersama aku selalu menjaganya dengan tulus, tak ingin merusak dirinya dengan aku menyentuhnya. Mereka tak menyadari kehadiranku karena aku masuk secara diam-diam, karena pada awalnya niatku memang untuk memberikan kejutan dan nyatanya malah aku yang di kejutkan. Setelah itu aku pergi dari sana, pikiranku kalut dan aku memutuskan pergi ke pub."

"Sejujurnya aku bukan orang yang suka pergi ke pub, ibuku selalu memarahiku habis-habisan setelah aku pergi ke pub. Karena itu aku sangat tidak suka ke pub, telingaku pasti akan terasa panas mendengar celoteh ibuku setelah aku pergi ketempat itu." Taehyung terkekeh karena ucapnya sendiri.

Maaf membuatmu mengingat kembali hal itu.

Tulis Hyejin merasa bersalah.

"Lupakan saja, itu semua sudah berlalu. Kami sudah selesai...dan cepat habiskan cake dan ice creamnya. Lihat sudah banyak yang mencair." Gadis itu tersenyum manis dan mengangguk.

Taehyung mengumpat pada dirinya sendiri.

Sial! Ada apa dengan jantungku!

Setelah menghabiskan cake beserta ice cream yang mereka pesan. Taehyung mengantar Hyejin pulang dan meminta maaf kepada Tuan Park karena mengajak anak gadisnya pergi.

***

Taehyung sampai di rumahnya, menaiki tangga dan masuk kedalam kamarnya. Setelah membersihkan diri, pria bermarga Kim itu merebahkan tubuhnya diatas ranjang king size miliknya.

Bibirnya membentuk senyuman, mengingat bagaimana manisnya senyum gadis itu yang membuat ia berdebar. Ia tahu ini tidak masuk akal, bagaimanapun ia baru saja patah hati. Namun entah kenapa jantungnya berdegup kencang jika ia bertemu dengan gadis itu. Ia menyadari, jika ia...

Sudah jatuh hati pada gadis itu!

Memikirkan itu saja sudah membuat pipi pria itu merona, ia kembali merasa menjadi seorang remaja yang sedang jatuh Cinta.

Ia ingin menapik perasaannya, namun ia tidak bisa.

Hatinya telah menentukan, ia hanya bisa mengikuti kemana hatinya berlabuh.

Kepada siapa hatinya menatap.

Taehyung hanya bisa mengikuti.

_Tbc_

Sincere ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang