part 12a

679 23 3
                                    

haloooo... im baaacckkk... maaf ya lama menghilang... maaf juga kalau banyak typonya. nulisnya pagi buta gini sih wkwkwk.

Pagi ini aku mencoba untuk mengajak Berny jalan-jalan, menikmati suasana pedesaan. Semua masih terasa asri, masih banyak pepohonan, bunga-bunga, anak kecil yang sedang bermain, membuatku akan rindu suasana seperti ini.

“Kau lelah? Baiklah kita duduk sebentar.” Ucapku pada Berny seraya mengelus badannya. Kami duduk di bangku taman.

Ketika aku sedang membaca pesan dari Paula, tiba-tiba aku mendengar suara teriakan seseorang.

“Awass!!!”

Sebelum ku menoleh ke sumber suara… BUUUKKK…

“AWWWW!!!”

Oh Tuhan… aku merasa muka ku sakit sekali. Hidungku. Oh aku berharap hidungku baik-baik saja.

“Kau tak apa? Oh aku minta maaf, sungguh…” dapat kudengar suara seornag pemuda yang tampak khawatir. Yeah dia memang harusnya tampak khawatir.

“Oh Tuhan…” aku masih mengerang kesakitan. Aku tidak bisa menggerakan wajahku sekarang.

“Hey, kau baik-baik saja… coba kulihat.” Ketika dia memegang dagu ku. “Lory???”

Aku yang tadinya memejamkan mataku langsung membuka mata. “Jason???”

“Oh… Lory? Sejak kapan kau datang kemari?”

“Beberapa hari yang lalu. Aw!!! Jangan Sentuh!” erangku kesakitan ketika ia tidak sengaja menyentuh hidungku.

“Lory…. Hidungmu berdarah…”

Aku menaruh jari telunjukku di bawah hidung. Aku merasakan cairan berwarna merah tersebut di jariku. “Ooohh…. Kau dalam masalah besar Jason Keyward.” Ujarku sambil menatap tajam dirinya.

“Oke, aku minta maaf. Sebaiknya ku bawa kau pulang kerumah dan cepat obati hidungmu itu.”

**********

“AWWW!!!”

“Berhentilah mengeluh, Lory. Kau bukan anak kecil lagi.”

Aku menatap tajam laki-laki yang sudah menendang bola kaki itu sampai membuat hidungku berdarah. “Aku tidak akan begini kalau bukan karena kau.”

“Aku sudah bilang maaf bukan? Lagipula itu bukan sepenuhnya salahku.”

Aku menjauhkan tangannya yang sedang mengobatiku. “Apa katamu? Bukan sepenuhnya salahmu?”

“Aku tidak melihat orang lain duduk di bangku itu tadi, tapi tiba-tiba saja kau sudah duduk disana.”

Always Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang