6.Baikan

146 20 27
                                    

Biar lo sadar kalau realita itu tak seindah ekspetasi.

                                   ***

Suara dentingan sendok terdengar memenuhi ruang makan yang sudah di huni oleh keluarga yang tengah berkumpul.

"Vel gimana sekolah kamu?" tanya Yudha --papah Velicya.

Velicya yang sedang menunduk menikmati makanannyapun mengangkat pandangannya begitu pula dengan Satria dan Sharen-- mamah Velicya.

"Baik kok pah."

"Oh iya Vel, gimana hubungan kamu sama Devano? udah bisa move on?." goda Sharen yang seketika membuat pipi Velicya memerah seperti tomat.

"Apaan sih mah." ucap Velicya yang membuat orang yang ada di ruang makan menatap geli putri keluarga mereka yang sedang salah tingkah.

"Nanti kalau kamu ketemu sama Devano mamah titip salam, sekalian suruh dia buat mampir ke rumah."

Velicya hanya menghela napas pelan mendengar permintaan mamah nya.
Bertemu saja sudah membuat Velicya malu. Bagaimana tidak? kejadian kemarin terus saja tergiang-giang di otaknya. Untung saja kemarin Velicya tidak pingsan di tempat.

Tapi entah keajaiban dari mana, hati Velicya merasa bahagia hari ini. Mulai dari sikap Devano yang aneh--ralat lebih tepatnya ucapan Devano yang tidak disangka dan kedua orang tuanya yang sudah kembali ke Indonesia.

Ya, tapi jangan lupakan juga bahwa realita tak seindah ekspetasi. Bisa saja itu hanya ilusi semata.

                               >>><<<

Bel istirahat sudah berbunyi sekitar 15 menit yang lalu dan sekarang di sinilah mereka di kantin yang tengah ramai oleh beberapa siswa-siswi yang berdesakan untuk mengantri makanan.

Devano, Laskar, dan Bobi tengah duduk di bangku kantin dengan menyantap makanan mereka masing masing.

"Eh tau nggak?" ucap Bobi tiba-tiba.

"Nggak." ucap Devano dan Laskar bersamaan yang membuat Bobi mendengus kesal.

"Gue belum selesai ngomong nyet!" ucap Bobi frustasi.

"Kelamaan lo." ucap Laskar sambil memasukan bakso kedalam mulutnya.

"Hehehe."

"Temen lo tuh." ucap Laskar sambil melirik Devano.

"Temen lo lah." ucap Devano malas.

"Jahat banget kalian sama Bobi. Bobi jadi sakit hati." ucap Bobi sok dramatis.

"Anjir jijik gue sama lo." ucap Laskar sambil melempar kacang ke muka Bobi.

Saat Bobi ingin protes, ucapannya terhenti oleh Laskar yang tiba-tiba meneriaki nama Velicya dkk.

"VELICYA, DARA, KEYSA SINI!" teriak Laskar yang membuat seluruh pengunjung kantin menatap kearah mereka.

"Gabung aja sama kita, lagian nggak ada meja yang kosong lagi kan?" sambung Laskar saat Velicya, Dara, dan Keysa sudah sampai di bangku mereka.

RINDU (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang