2.Anak baru?

257 82 51
                                    

Mungkin sudah saatnya
       Kita sampai pada persimpangan
       Dan tak lagi berjalan beriringan.

                                ****

Dikelas 12 Ipa 2 kini seorang guru sedang menjelaskan materi kepada muridnya. Velicya kini tengah fokus dengan penjelasan guru itu.

Kringg ...

Bel istirahat berbunyi siswa dan siswi SMA Galaksi kini sudah berhamburan untuk pergi ke kantin.

Velicya kini berjalan pergi ke kantin bersama kedua temannya. Siapa lagi kalau bukan Keysa dan Dara.

"Heh itu ada apaan sih rame banget?" ucap Dara.

Kantin hari ini memang sangat ramai sekali. Banyak siswi yang mengerubungi salah satu meja yang berada di kantin.

"Yaudah kita liat aja," ucap Keysa dan mereka berjalan kearah meja itu.

Mereka bertiga saling berdesakan dengan siswi yang lain, hanya untuk melihat apa yang terjadi.

"Itu ada apaan sih?" tanya Velicya kepada salah satu siswi yang ada di situ.

"I-itu kak, ada anak baru," ucap gadi yang terlihat gugup, sepertinya seorang adik kelas.

Velicya, Keysa dan Dara pun berhasil menerobos kerumunan itu dan mereka melihat Laskar, Bobi dan Devano.

"OMG Vano lo udah balik!" teriak Keysa heboh.

Dan spontan mereka lansung melirik kearah mereka bertiga.

Keysa pun langsung menarik tangan Velicya agar lebih dekat.

"Eh ada Velicya, sini!" ajak Bobi agar mereka duduk.

Mereka pun duduk di sana, mungkin mereka juga merindukan momen ini, di mana dulu mereka yang sering duduk di kantin bersama. Tapi setelah putusnya Velicya dan Devano semuanya berubah.

"Vano lo kapan balik ke Indonesia?" tanya Dara.

"Kemarin."

Mereka pun hanya manggut manggut.

"Lo nggak kaget gitu Vel ketemu lagi sama Vano?" tanya Keysa.

"Gue udah ketemu kemarin."

"Kok lo nggak cerita sih ke kita?"

"Maaf."

Tiba tiba ada seorang gadis datang ke meja mereka.

"Vano," panggil gadis itu.

Devano pun tersenyum kepada gadis itu dan gadis itu langsung duduk di sebelah Devano.

Velicya, Keysa dan Dara nampak bingung.

Devano yang mengerti pun langsung mengenalkan gadis itu, "Ini Alexa pacar gue."

Deg.

Pacar?

Velicya merasa hatinya sangat sakit mendengar penyataan itu. Rasanya Velicya ingin menangis sekarang juga tapi tidak, Velicya tidak ingin terlihat lemah di hadapan mereka semua.

Bukan hanya Velicya saja yang merasa terkejut dengan pernyataan Devano tadi, tapi hampir seluruh murid yang ada di kantin merasakan hal yang sama.

Bagaimana tidak? Dulu Devano sangat mencintai Velicya. Bahkan semua murid mengetahui itu, tapi sekarang?

"Dia pacar lo?" tanya Dara tidak percaya.

Devano hanya mengangguk.

"Hai, gue Alexa," ucap Alexa memperkenal kan dirinya.

"Gue Dara."

"Keysa," ucap Keysa sinis.

"Gue Velicya," ucap Velicya memaksakan senyuman nya.

"Kamu udah pesen makanan? Aku lapar," ucap Alexa kepada Devano dengan manja.

Velicya yang mendengar itu langsung bangkit berdiri dari tempatnya.

"Gue lupa mau minjem buku ke perpus buat tugas. Gue duluan," ucap Velicya kemudian pergi.

Rasanya tidak kuat melihat pemandangan di depan nya. Velicya berusaha menahan air matanya agar tidak keluar detik ini juga.

                          >>><<<

Velicya kini tengah duduk di depan meja belajarnya. Setelah pulang sekolah dia terus melamun memikirkan apa yang telah terjadi.

Satu tahun bukanlah waktu yang cukup singkat. Mungkin bagi Velicya berpisah selama satu tahun dengan Devano itu cukup sulit.

Dengan sikap Devano yang perhatian kepadanya dan tak lupa sikap posesif nya. Itu sangat sulit dilupakan, tapi Velicya sudah bisa terbiasa dengan tidak kehadirannya.

Menunggu?

Berharap?

Mungkin itu masih ada di dalam hatinya. Mungkin itu adalah hal terbodoh Velicya karena masih berharap Devano kembali dan memperbaiki hubungan mereka.

Cintanya kepada Devano masih tersimpan di hati.

Tangan Velicya bergerak mengambil sebuah buku bewarna biru. Dan mulai menuliskan sesuatu di buku diary nya.

Menunggu dan berharap kepada mu mungkin hal terbodoh bagiku.

Karena kamu sudah memilih yang lain.

Mungkin sudah saatnya kita sampai pada persimpangan dan tak lagi berjalan beriringan.

Note

Velicya menutup buku berwarna biru itu. Dan tanpa disadari air matanya sudah sangat deras berjatuhan mengenai pipinya.

"Hiks ... hiks .... Lo jahat, Dev!"

                            >>><<<

Dilain sisi kini seorang pria tengah berdiri di balkon kamarnya.

"Menurut gue yang lo lakuin itu salah," ucap Laskar.

Terlihat Devano menghela napasnya, "Ini yang terbaik."

Ya, kini Laskar dan Bobi tengah berada di kediaman keluarga Kenardzo, lebih tepatnya kamar Devano.

Laskar berjalan mendekati Devano yang berdiri di balkon.

"Lo tau? betapa menderitanya Velicya saat lo pergi ninggalin dia selama satu tahun? Dan saat lo memperkenalkan Alexa sebagai pacar lo. Kita semua bisa lihat kalau dia terluka," ucap Laskar dengan emosi, memang Laskar dan Bobi sudah tau alasan Devano meninggalkan Velicya. Tapi caranya sangat menyakitkan bagi Velicya.

"LO NGGAK USAH IKUT CAMPUR!" ucap Devano kehilangan kesabarannya.

"Udah udah, kalian janga berantem gini," ucap Bobi melerai.

Laskar menghela napasnya, dia harus bisa bersabar dan mendukung apapun yang sahabatnya lakukan.

Devano berjalan dan duduk di sofa yang berada di kamarnya. Devano terlihat sangat pusing memikirkan hal ini.

Prang...

Devano sengaja menjatuhkan sebuah gelas ke lantai.

Membuat Laskar dan Bobi sangat terkejut.

"Anjir!" kaget Bobi.

Devano memijit pangkal hidungnya dia sangat muak dengan semua ini.

"Mungkin ini yang terbaik," ucap Devano dalam hatinya

===============================

Salam dari Author manis^^

RINDU (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang