Pagi ini Min Young merasa kesal pada Hwa Yeon.
Sejak ia sampai di toko, wanita hamil itu diam termenung. Tatapannya seperti memikirkan sesuatu. Namun, entah apa yang ia pikirkan. Membuat Min Young tiba-tiba teringat pada anak SMA yang datang ke toko beberapa hari lalu.
“Apa yang kau pikirkan, Kak Hwa Yeon?” tanya Min Young sembari memberi Hyun Hwa setangkai marigold segar. Bocah itu pun melenggang pergi, tidak menyadari keadaan sang ibu yang tak tampak baik sama sekali.
“Aku khawatir,” sahut Hwa Yeon pelan nan lirih.
“Pada?”
“Kyu Hyun.”
“Memangnya apa yang dilakukan Kak Kyu Hyun? Dia mengenal anak SMA yang kemarin itu?” tanya Min Young.
Hwa Yeon mengangguk. “Dia salah satu anak di klub renang.”
“Jadi … dia ini murid yang menyukai gurunya, begitu?”
“Kurasa,” lirih Hwa Yeon. “Mungkin aku masih bisa mentoleransi kalau hanya sebatas itu. Tetapi, kau tahu? Kemarin saat tengah malam Kyu Hyun menghampiri anak itu setelah dia menelepon seseorang. Ah … aku tak habis pikir.”
“Kak Hwa Yeon … kau itu terlalu khawatir. Mungkin hal itu sangat penting sampai membuat Kak Kyu Hyun pergi. Kak Hwa Yeon pasti tahu bagaimana suami kakak sendiri. Dia itu tak bisa membiarkan orang lain dalam bahaya,” jelas Min Young berusaha menghibur. “Lagi pula Kak Hwa Yeon kan sedang hamil. Jadi, sebaiknya tidak usah berburuk sangka atau berpikir yang aneh. Semuanya baik-biak saja. Aku yakin.”
■■■
SEO YI EUN MENJADI KHAWATIR selama beberapa hari terakhir. Terhitung dalam kurun waktu tiga hari, Do Ha berhenti dari kegiatan les renang. Gadis tersebut tak memberi alasan yang pasti. Hanya saja Seo Yi Eun menduga kalau anak gadisnya itu tidak ingin bertemu Cho Kyu Hyun lagi.
Satu hal yang tak disadari wanita itu. Sikap Do Ha yang agak aneh sejak malam itu. Sejak dua minggu yang lalu, saat Kyu Hyun datang tengah malam hanya untuk menidurkan putri semata wayangnya.
Do Ha terlihat tersenyum sendiri di depan cermin. Pintu kamar telah ia kunci supaya ibunya tak seenak hati masuk. Sebuah benda berukuran sejengkal di atas meja rias membuat Do Ha semringah. Apa lagi dua garis merah di bagian atasnya. Dari internet Do Ha mengetahui apa arti dua garis merah itu.
Tentu saja. Do Ha hamil. Anak Cho Kyu Hyun.
“Aku akan memotret ini, lalu menunjukkannya pada Choi Hwa Yeon. Dia pasti terkejut,” ucap Do Ha tersenyum.
***
Hwa Yeon rasa hidupnya telah kembali seperti semula. Malam itu Kyu Hyun menjelaskan cukup rinci apa yang terjadi di antara dirinya dan Kang Do Ha. Ya, Hwa Yeon berusaha memaklumi hal itu. Ia hanya teringat pada masa SMA, di mana Hwa Yeon juga memiliki satu teman yang menyukai gurunya yang telah beristri. Cinta monyet orang bilang. Mungkin bisa dikatakan hal itu adalah sebuah kekaguman yang disalahartikan oleh pihak yang melihat.
Sebatang cokelat yang masih terbungkus menjulur di depan Hwa Yeon, membuat ia tersadar dari lamunan.
“Ibu … tolong,” ucap Hyun Hwa dengan mata yang membulat. Ah … putrinya yang satu ini tak henti-henti melakukan tingkah yang menggemaskan.
Hwa Yeon pun membantu membuka bungkus cokelat kemasan berukuran besar. “Ini. Kau makan dua bagian saja. Ibu tak ingin melihatmu sakit nanti,” katanya memberi dua potong cokelat yang dipatahkan. Sisanya Hwa Yeon simpan di sebelah rangkaian bunga yang telah rapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
☑️ Beautiful Pain | KYUHYUN
Fanfic•••selesai••• Cho Kyu Hyun, laki-laki berusia kepala tiga yang telah hidup bahagia. Dia memiliki seorang istri yang cantik, dikaruniai putri yang manis dan satu janin yang berkembang sehat dalam kandungan istrinya. Namun, seorang anak SMA di kelas r...