Baik, sekarang pintu utama tempat latihan ini dalam keadaan tidak terkunci.
Satu hal yang Kyu Hyun sadari. Dia kehilangan kunci cadangan yang diamanatkan padanya. Ah, jangan katakan anak baru bernama Kang Do Ha itu yang mengambil benda tersebut di dalam tasnya. Kalaupun iya, bagaimana dia bisa tahu kalau Kyu Hyun juga membawa kunci?
Mencari keberadaan Kang Do Ha saat dini hari seperti ini lebih penting daripada memikirkan kunci tersebut. Yang penting jangan sampai terluka. Karena di tempat latihan, maka hal ini bisa saja menimbulkan masalah di kemudian hari.
“Kang Do Ha! Kau di sini?” ujar Kyu Hyun, berulang-ulang, keras dan lantang.
Dia menyisir satu per satu ruangan dari pintu depan. Hingga akhirnya Kyu Hyun sampai di pintu ruang di mana kolam renang terletak. Nah, pintu ini terbuka sedikit. Suara percik air pun terdengar di dalam.
“Kang Do Ha,” ujar Kyu Hyun.
Dan seorang gadis yang berjongkok agak jauh dari pinggir kolam renang pun menoleh. Salah satu tangannya memegang stik golf, memukul air menggunakan benda tersebut.
“Senior Cho!” teriak Do Ha semringah. Dia mengabaikan stik golf yang semula erat digenggam olehnya. Lalu berlari ke arah Kyu Hyun yang terheran-heran. Do Ha pun memeluk Kyu Hyun, membenamkan wajahnya tepat di dada lelaki itu.
“Apa yang kau lakukan di sini dini hari seperti ini huh?” tanya Kyu Hyun. Ia merasa risi karena Do Ha begitu erat memeluknya.
“Ajari aku, Senior Cho! Aku ingin bisa berenang,” ucap Do Ha memelas.
“Ya … tetapi, bukan berarti di saat seperti ini. Seharusnya kau berada di rumah. Kau tahu? Ibumu sangat khawatir.”
“Tidak mau! Wanita tua itu jahat padaku!”
“Kang Do Ha ….” Kyu Hyun berusaha melepas tangan Do Ha yang melingkar erat di pinggangnya. “Kau bukan anak-anak dan Nyonya Seo Yi Eun adalah ibumu. Tidak seharusnya kau berkata seperti itu. Lalu, kenapa kau membawa stik golf kemari?”
“Itu? Oh … aku tadi menggunakannya untuk menghalau wanita, maksudku ibuku. Dia melarangku bertemu dengan Senior Cho.”
Kyu Hyun menarik dan mengembuskan napasnya panjang. Ada yang salah dengan anak ini. Membuat berbagai suara kecil di dalam kepala Kyu Hyun bersuara, melontarkan berbagai pertanyaan mengenai Do Ha.
“Aku akan mengantarmu pulang,” kata Kyu Hyun.
Do Ha mengangguk semangat. Oke, ini respons yang tak disangka-sangka oleh Kyu Hyun.
“Kau harus berjanji untuk tidak melakukan hal seperti ini. Janji, Kang Do Ha?”
“Em! Aku janji, Senior Cho.”
***
Pagi tadi Kyu Hyun mampu mengembuskan napas lega karena Hwa Yeon tak menanyainya soal ‘teman yang menghubungi saat dini hari’. Siang ini Kyu Hyun ke tempat latihan lebih awal, tentunya setelah mengantar Hwa Yeon dan Hyun Hwa ke toko. Seo Yi Eun berjanji menemuinya hari ini. Sekarang Kyu Hyun berada di ruang kerja yang dipenuhi dengan rak-rak penuh berkas, tempat berkumpul para pelatih. Matanya melirik singkat ke arah stik golf yang ditinggalkan Do Ha.
“Kang Do Hwan,” gumam Kyu Hyun teringat pada tulisan yang tercantum di sana. “Apa mungkin nama ayah Do Ha?”
“Permisi,” sapa Seo Yi Eun ketika masuk ke dalam ruangan.
“Oh, Nyonya Kang! Silakan masuk,” ucap Kyu Hyun berdiri, lalu mempersilahkan Seo Yi Eun untuk duduk di salah satu kursi depan meja kerjanya.
“Terima kasih, Tuan Cho,” kata Seo Yi Eun. Wanita itu tampak memangku tas tangannya. Dia terdiam seperti memikirkan kalimat apa yang pantas untuk memulai percakapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
☑️ Beautiful Pain | KYUHYUN
Fiksi Penggemar•••selesai••• Cho Kyu Hyun, laki-laki berusia kepala tiga yang telah hidup bahagia. Dia memiliki seorang istri yang cantik, dikaruniai putri yang manis dan satu janin yang berkembang sehat dalam kandungan istrinya. Namun, seorang anak SMA di kelas r...