Aku, Kamu, dan Semesta

67 4 2
                                    

Kasih,
Semesta mempertemukan kita.
Kau bumi,
Aku matahari.
Ingin dekap,
Ingin erat,
Ingin bersanding,
tapi sadar,
hadir-ku membawa relai.
sulit sekali !
tapi tak masalah, aku akan terus mengawasi.

Saat fajar,
aku akan mengintip dari belahan bukit,
menyapa dengan sinar sambil berkata,
kasih, hari-mu sudah dimulai.
Di tengah hari,
kau mulai risih, sinar-ku berlebihan,
terik-ku menelisik diantara pepohonan dan gedung-gedung bertingkat,
kau pun mengeluh.
Petang datang,
kau terlihat lelah,
lalu, ku kirim saja senja,
kau terpesona tanpa bertanya,
darimana senja ini datang ?.
Malam pun hadir,
tandanya aku harus pergi,
jangan kira aku meninggalkanmu.
aku punya sahabat,
bulan, namanya.
ia akan menemani malam gelap-mu,
sekarang kau tidak akan mati dilahap sepi.
Bintang di langit adalah aksara rindu,
yang ku-tulis dengan sepotong senja di petang tadi.
jangan kau hitung,
kasih, sungguh, kau takkan sanggup,
bintang itu begitu banyak.

ruangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang