pagi itu

155 3 2
                                    

kemarin,
mentari pagi sedang hangat hangatnya, sejenak aku bertanya,
kenapa di bukit, pagi yang seharusnya dingin menjadi hangat ?
lalu kau keluar dari tenda, dengan wajah puas bermimpi. sejenak pertanyaanku ternyata terjawab,
engkau rupanya, alasan pagi ini terasa hangat, pantas saja, senyummu lah ulah semua ini.
aku sudah bersiap memakai jaket tebal menghadapi pagi, tapi senyummu, kurasa melucuti semua dingin itu.

tunggu dulu.
ini tak biasanya terjadi.
ternyata pagi masih dingin.

ah sial,
aku jatuh cinta ternyata.

bagaimana bisa senyum pelitmu yang sudah berpemilik itu sanggup merubuhkan pertahananku ?
sungguh, kau buat aku tak berdaya di pagi itu,
mataku mati memandangmu,
khayalku entah sudah dimana,
mulutku diam seperti dijahit paku.
lalu,
kata selamat pagi darimu,......
ah sial, kau hampir membunuhku,
kau kacaukan semestaku.
matahari bukan lagi pusat surya, semua diambil alih, aku mengorbit padamu saat ini.


ruangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang