Cat Kelas & Jack O' Lantern

354 37 31
                                    

Udah tau kan kalo anak Bahasa itu manusia kere semua?

Iyak, karena ke-kerean kami itulah, ngecat kelas termasuk cobaan paling berat anak Bahasa.

Ya gimana nggak, ngecat itu butuh duit, kawan. Dan kami sama sekali gak punya duit banyak.

Uang kas aja ditagih pada nunggak semua!

Jadi cat yang kami beli jelas dong yang murah dan nggak bikin kita bengek waktu liat harganya. Itupun hasil catnya jadi polos luar biasa dan nggak ada spesialnya sama sekali.

Ya polos gitu juga butuh waktu lama tau buat ngecatnya!

Cowok Bahasa kan cuma sembilan orang, dan yang aktif ngecat cuman bisa dihitung jari ditambah dengan para cewek yang rajin nemenin dan sesekali bantuin walaupun hasilnya nggak serapi punya cowok.

Jadi ya bisa dibilang, kami merupakan kelas terlama yang menghias kelas.

Yah, seenggaknya hasil kerja kami yang polos tak bercela itu dapat pujian dari banyak guru yang ngomong-ngomong itu-itu aja sejak kelas X. Kata mereka sih, kelas kami jadi jauh lebih bersih dan fresh dibanding sebelumnya.

"Ini baru namanya kelas."

Yang cuma kita balas dengan nyengir kuda aja.

"Daripada yang kemarin, kotor sekali kelihatannya."

"Tapi itu kan seni, Bu!"

"Seni dari segi mana kalo bentukannya nyeremin kayak kemarin? Mana kalo hujan muka kalian jadi gak keliatan. Belajarnya juga susah kan karena gelap."

Ya. Mari ku jelaskan percakapan di atas.

Jadi, waktu kami kelas XI, waktu pertama kali kami tahu jika kelas yang kami tempati harus dicat dan dihias sendiri, kami benar-benar excited tentang hal itu.

Tapi seperti biasanya, kami kekurangan dana.

Sampai pada akhirnya, wali kelas kami yang kayaknya juga bergengsi tinggi akhirnya nambahin uang kami untuk beli cat dan perlengkapannya dengan syarat beliau yang harus beli tapi dengan warna yang kami inginkan.

Yah, kami juga nggak tahu atau mungkin aku yang lupa, bagaimana ceritanya kami malah memilih warna hitam dan oranye sebagai cat yang akan kami pakai.

Niatnya mau beda dari yang lain. Soalnya yang lain pada cerah semua.

Kelas Bahasa kan terkenal sama image anak-anaknya yang gelap baik dari kulit maupun kelakuannya, jadi mungkin asal idenya dari situ.

Mungkin #ditiimpukanakBahasa.

Yah pada intinya, saat cat itu tiba. Kami yang harusnya milih oranye sebagai cat dasar malah kerasukan pengen bikin Jack O' Lantern.

Tau Jack O' Lantern kan? Itu lho, si labu yang mukanya diserem-seremin waktu Halloween.

Cem gini

Dan pada akhirnya, hitam pun menjadi warna dasar kami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dan pada akhirnya, hitam pun menjadi warna dasar kami.

Yang kami sesali di hari kemudian.

Ya gimana nggak, karena rencana yang tidak sesuai dengan ekspektasi, kelas kami jadi beneran kayak kelas hantu dan nggak ada aesthetic-nya sama sekali.

Mari salahkan anak cowok yang kesurupan waktu nempelin telapak tangan mereka di tembok.

Iya. Rencananya, karena di antara kami nggak ada yang pinter gambar sama sekali apalagi yang mau digambar modelannya kayak Jack O' Lantern, jadi kami berencana untuk menempel telapak tangan kami saja menggunakan cat oranye di bagian belakang kelas mengelilingi slogan yang waktu itu sok-sok memakai bahasa Inggris padahal kata-katanya salah dan gak masuk akal semua.

Tapi yang terjadi adalah...

Hampir semua tangan oknum-oknum itu memenuhi kelas kami beserta jejak telapak kaki mereka.

Percayalah, aku mau nggak mau ngakak lagi waktu keinget ini.

Iya. Kelas kami jadi kayak rumah hantu beneran yang bikin semua guru pada ghibahin kami di ruangan mereka dan makhluk luar yang lewat kelas kami jadi balik lagi untuk sekadar liat hasil karya kami itu.

Mana di situ ada Jack O' Lantern gadungan juga yang dibuat secara random oleh ntah-siapa-itu-aku-lupa.

Intinya, kelas kami nggak ada bagus-bagusnya sama sekali. Tapi demi menutupi rasa malu kami, kami selalu berbangga diri dengan hasil karya kami walaupun kuping udah panas karena guru-guru always bahas cat kelas kami yang tampangnya bikin mereka mimpi buruk.

Mana kalo hujan dan keadaan gelap, muka kami jadi nggak kelihatan pula. Kelas kami, lampunya memang udah rusak, jadi kalau mendung dan hujan, kelasnya jadi gelap. Nah, ditambah dengan cat hitam yang kami buat, makin gelaplah keadaannya. Enak buat tidur, hehe.

Dan kurang ajarnya, salah satu teman kami malah jadi bahan ejekan anak sekelas karena gelapnya kelas malah bikin dia jadi kayak 'menghilang' karena kulitnya juga gelap.

"Eh, si Ini mana? Kok nggak keliatan?"

.
.
.

Well, pelajaran dari kami ialah, jangan asal pilih warna cat kalo kalian disuruh nge-cat kelas. Pilih aja warna-warna lazim, tentukan tema matang-matang dengan berbagai pertimbangan. Jangan kayak kami yang otaknya rada gesrek jadi kelas kami aneh bin ajaib macam begitu.

Oke?

Here, kelas kami yang Doeloe

Here, kelas kami yang Doeloe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Betewe, tiga cowok cakep ini bukan teman sekelas kami melainkan Adek kelas kami 😂

Ini merupakan bagian belakang kelas kami, kelihatan kan tulisan alay dan Jack O' Lantern-nya?

Ini merupakan bagian belakang kelas kami, kelihatan kan tulisan alay dan Jack O' Lantern-nya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari sudut yang lain dan di hari besar yang berbeda pula..

Ntah kenapa, sekolah lagi keracunan bikin kami memakai pakaian adat saat hari besar.

Kelas Bahasa (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang