-chapter satu-
Seperti biasa, Nagisa pulang sekolah dengan keadaan babak belur. Asano selalu penasaran apa yang terjadi dengan temannya sekaligus pujaan hatinya.
Tapi setiap Asano bertanya "aku hanya terjatuh, Asano-kun" itulah jawaban yang didapatkan Asano.
"Sebenarnya apa yang terjadi padamu, Nagisa?"
.....
'bruk'
'bugh'
"Ugh.."
Pemuda yang dirudung itu terdorong sampai terhantam dinding, tapi mereka yang mendorong hanya tertawa puas.
"Cukup! selanjutnya biar aku saja," ujar pemuda bersurai merah, Karma namanya.
"Nee... Nagisa-kun,ambil uang ini dan belikan kami makanan di kantin!! Cepat!!"
Nagisa hanya mengangguk lemah, hilang sudah tenaganya. Dia hanya bisa pasrah dan membeli kan mereka makanan dari kantin. Beberapa orang di kantin menatap Nagisa yang dalam keadaan kacau, tapi setelah itu mereka mengabaikannya seolah itu hal yang biasa.
Selepas Nagisa membelikan mereka makanan, mereka tidak melepaskan Nagisa semudah itu. Mereka mulai lagi menyiksa Nagisa yang lemah dan menikmati sakitnya Nagisa.
Untung saja beberapa menit kemudian guru datang dan memergok mereka, sehingga pembully tersebut kabur dan Nagisa dibawa ke UKS.
Beberapa menit pingsan akhirnya Nagisa bangun juga, dia melihat sekeliling nya dan menemukan Kayano yang tertidur pulas di sebelah nya.
Nagisa membelai lembut rambut gadis yang sudah dianggap seperti adik nya sendiri.
"Ah Nagisa syukur lah kau sudah bangun," ucap Kayano seraya mengucek mata nya. "Maaf merepotkan mu, Kayano" Kayano langsung menggeleng "tidak kok, oh ya maaf ya Nagisa aku harus pergi sekarang. Tidak apa-apa kan?"
"Tidak apa-apa kok"
Beberapa menit setelah Kayano pergi, Nagisa mencengkeram dadanya, jantung nya kambuh lagi. Ah, Dia lupa minum obat dan sialnya lagi obatnya sudah habis.
Nagisa segera saja beranjak dari kasur dan berniat pulang tapi dia tidak sanggup lagi. Badan nya terasa berat dan pandangannya menggelap.
"Oh, jangan pingsan lagi..."
Nagisa hilang kesadaran lagi.
.....
Nagisa membuka matanya dan melihat Asano duduk di sebelahnya.
"Asano-kun?" panggil Nagisa.
"Nagisa, kau sudah minum obat?" Nagisa menggeleng pelan " bagaimana bisa kau tidak minum obat?" ucap Asano datar tapi ada kekhawatiran di raut wajahnya yang tampan itu.
"Obatnya habis"
"Sebentar ,aku beli dulu obatnya" beberapa menit setelah kepergian Asano, akhirnya Asano datang dengan membawa obat lalu memberikan nya pada Nagisa.
"Terima kasih Asano-kun," ucap Nagisa tersenyum sangat manis.
"Manis," gumam Asano pelan tapi masih bisa di dengar Nagisa.
"Asano-kun aku ini laki-laki tau!!" ujar Nagisa sambil memanyunkan bibirnya yang malah membuat nya terlihat semakin imut.
.....
Pagi harinya Karma tidak mendapati Nagisa di kelas, entah kenapa Karma jadi sedikit khawatir dengan Nagisa. Tapi pikiran itu langsung hilang saat Okuda memeluk nya tiba-tiba.
"Karma, maaf aku hari ini gak bisa kencan!! soalnya aku ada janji dengan keluarga, maaf ya!!" Okuda berkali-kali mengatakan permintaan maaf seolah ia benar-benar menyesal.
Karma mengangguk.
"Okuda-san, kau dipanggil Karasuma sensei," panggil Kayano.
"Ha'i, arigato Kayano-san" Kayano hanya tersenyum tidak suka melihat tingkah laku palsu Okuda.
Sejujurnya tidak ada yang tidak tahu bagaimana sifat aslinya Okuda, gadis itu mungkin berpenampilan seperti kutu buku dan gadis lemah lembut. Tapi, dibalik penampilannya itu terdapat sifat yang licik.
Okuda selama ini hanya bersikap baik dan lemah lembut di depan Karma dan beberapa orang tertentu. Terkadang Kayano tidak habis pikir, apa Okuda tidak lelah terus bersikap seperti itu?
Kayano mengusir pikirannya jauh-jauh, untuk apa ia memikirkan Okuda? Daripada memikirkan Okuda, Kayano lebih memilih mengobrol dengan Nakamura Rio.
Tentu saja perbincangan mereka itu tentang yaoi.
.....
Hari ini karma hanya menatap pemandangan di sekitarnya dengan bosan, Biasanya ia akan membully Nagisa. Namun, Nagisa-nya tidak hadir. Ngomong-ngomong apa kemarin ia terlalu kelewatan sehingga Nagisa tidak hadir? tapi apa peduli Karma dengan hal itu.
Karma menghela nafas panjang, hari ini dia bakal ke kafe langganan nya saja.
Sampai di sana karma melihat Nagisa berduaan dengan Asano. Entah kenapa Karma tidak suka melihat nya. Karma mulai memikirkan sesuatu dengan otak jahil nya itu.
Saat Nagisa ke toilet, Karma menukar minuman Nagisa menjadi minuman bersoda, tentu tanpa sepengetahuan Asano. Kenapa Karma memilih minuman bersoda? karena Karma tahu Nagisa selalu menghindari meminum itu.
Dan sekarang Karma hanya menunggu Nagisa kembali dari toilet dan meminum air yang sudah ditukar karma.
Nagisa kembali dari toilet dan meminum air nya tanpa tau airnya ditukar.
Benar saja, baru minum seteguk air, Nagisa tiba-tiba muntah dan membuat dirinya menjadi perhatian semua orang. sedangkan Karma hanya menahan tawa nya yang hampir keluar. Ia tidak menyangka Nagisa muntah hanya karena minum minuman bersoda.
"Nagisa, kau tidak apa-apa?" tanya Asano
"Minuman ku bersoda" jawab Nagisa dengan wajah pucat pasi.
"Bagaimana bisa? tadi jelas-jelas aku memesan air putih kok" Asano kesal.
"Sudahlah, ayo kita kembali ke rumah sakit saja" ajak Nagisa.
'siapa yang sakit?' batin Karma saat mendengar sedikit percakapan antara Asano dan Nagisa.
Nagisa dan Asano pun pergi dari kafe itu, Karma berniat membuntuti mereka. Tapi telepon dari okuda membuat Karma membatalkan niatnya.
.....
Esok harinya Nagisa datang ke sekolah nya. Karma sangat senang, ia akan menjahili Nagisa lebih sebagai hukuman karena kemarin tidak datang dan membuat Karma hampir mati kebosanan.
"Yo, Nagisa" sapa Karma.
Nagisa tidak menjawab, karena dia tertidur dengan polosnya tanpa tau bahaya yang akan datang. Karma yang mengetahui nagisa tidur mendorong Nagisa dengan sangat keras hingga Nagisa terbangun.
Nafas nagisa tidak beraturan karena dibangunkan dengan ekstrim begitu. Sedangkan karma hanya menyeringai melihat itu.
"Ne~ Nagisa" seperti nya ini mimpi buruk bagi nagisa.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry | Karunagi ✅
FanfictionAkabane Karma membenci pernyataan tentang penyesalan selalu datang di akhir. Karena saat ini, karma menyesal melakukan sesuatu yang menyakitkan pada Nagisa Shiota. Ingin karma mengucapkan maaf atas perbuatan nya yg kejam pada Nagisa. Tapi, bisakah i...