Chapter 07

3.6K 357 24
                                    

-chapter tujuh-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-chapter tujuh-

Gugup.

Kayano tidak tau apa yang ingin Nagisa tanyakan dengannya. Bagaimana jika tentang Karma? Kayano bingung harus menjawab jujur atau tidak seandainya memang itu yang ingin Nagisa tanyakan

Kayano tidak beranjak dari kursi nya, ia membiarkan murid-murid yang lain pulang duluan. Hingga tinggal Kayano dan Nagisa saja di ruang kelas

"Jadi... Apa yang ingin kau tanyakan?"

Nagisa menggigit bibirnya, "Apa aku mengenal Karma?"

Fix, dewi Fortuna tidak berpihak pada Kayano. Kalau begini, Kayano harus menjawab apa? Kayano menghela nafas, setelah berdebat dengan pikirannya sendiri ia memutuskan untuk berbicara jujur. Lagipula dia juga ingin kapal nya berlayar. 

"Ya, kau mengenal nya Nagisa"

Nagisa kaget, tapi hanya sebentar. Ia sudah curiga sejak awal. Tapi kenapa dia melupakan nya? Dan karma berpura-pura tidak mengenalnya. Setelah lama berhenti, Nagisa akhirnya mengerti.

"Apa sebelumnya, Karma um... Pernah membully ku? " 

Kayano mengangguk, lalu membuka mulutnya "karena sebelumnya, Karma melupakan mu. Tapi sepertinya, ia sudah mengingat mu sekarang"

Nagisa sedikit terkejut mendengar situasi mereka yang sekarang terbalik. Itu berarti alasan kenapa Karma berpura-pura tidak mengenal nya, karena ia tidak ingin Nagisa tersakiti? Dan alasan kenapa Nagisa lupa, karena Nagisa sendiri yang memutuskan untuk melupakan ingatan itu? Nagisa memegang jantung nya yang sedikit berdetak lebih cepat saat memikirkan Karma, meskipun ia tidak mengingatnya.

"Terimakasih kayano-san," Nagisa mengucapkan Terima kasih pada kayano lalu melambaikan tangannya dan pergi. Ia tidak sabar untuk menemui Karma. Apa Karma juga memiliki perasaan yang sama dengan nya?

Di perjalanan pulang, Nagisa bertemu dengan Asano. Nagisa dan Asano berjalan bersama, sambil mengoceh beberapa hal yang tidak penting, hingga tiba-tiba suasana diantara mereka hening dan canggung.

Asano menggaruk rambut nya tidak gatal, "Nagisa, kau ada waktu nanti sore? aku mendapatkan tiket ke taman bermain"

Nagisa terdiam sejenak lalu mengangguk, lagian ia tidak ada kerjaan juga. Ia juga sudah lama tidak bersenang-senang karena penyakitnya yang terus kambuh. Tapi syukurlah, akhir-akhir ini kesehatan nya sedikit membaik.

Beberapa menit kemudian, Asano dan Nagisa berpisah di tengah jalan. Karena arah jalan mereka yang berbeda. Asano berniat mengantar Nagisa sampai rumah, tapi Nagisa menolak dengan alasan tidak ingin merepotkan Asano dan dia juga butuh waktu sendiri.

Sampai di rumah, Nagisa mengganti baju nya lalu makan dengan ibunya. Tidak terasa waktu berjalan sangat cepat, Nagisa bersiap-siap untuk pergi ke taman bermain bersama Asano.

Setelah bersiap-siap, ia dan Asano pun akhirnya ke taman bermain berdua. Mereka menaiki banyak wahana dan bersenang-senang.

"Asano-kun, istirahat sebentar. Aku capek" Nagisa memegang ujung baju Asano, dan mereka pun duduk di salah satu bangku.

"Aku beliin minum ya" Nagisa mengangguk. Asano pun pergi dan membeli minum.

Setelah itu mereka lanjut lagi bermain. 
Hingga saat taman bermain mau tutup, Asano mengajak Nagisa naik bianglala. Nagisa mengangguk setuju, pasti indah melihat pemandangan dari sana.

Sejujurnya Nagisa merasa Asano sedikit aneh, dari tadi Asano bersikap gugup dan canggung. Tapi Nagisa tidak terlalu memikirkan nya. Hanya saja kegugupan Asano semakin menjadi-jadi saat mereka naik bianglala. Nagisa berpikir ada yang ingin Asano katakan pada Nagisa.

"Nagisa... ada yang ingin ku katakan"

Pikiran Nagisa tepat.

"Sebenarnya... Aku menyukai mu"

Nagisa kaget, tapi setelah itu ia tertawa kecil. Berpikir bahwa ucapan Asano hanya bercanda saja.

"Aku serius, " Ucap Asano seolah-olah tau apa yang Nagisa pikirkan.

Nagisa terdiam, lalu menundukkan dirinya. Ia memainkan jari tangan nya. Sama sekali tidak menyangka akan mendapatkan pernyataan cinta dari teman baiknya, Asano. Tapi Nagisa sama sekali tidak memiliki perasaan yang sama pada Asano. Ia menganggap Asano sahabatnya, tidak lebih.

Karena hati Nagisa sudah ada pemiliknya.

"Maaf" Hanya itu yang bisa diucapkan Nagisa. Seolah menyerah, Asano hanya menghela nafas sedikit tertawa melihat nasib nya.

Suasana bianglala itu sangat hening, setelah pernyataan cinta Asano yang mendadak. Tidak ada yang berani membuka percakapan. Hingga bianglala itu berhenti, dan mereka turun.

Matahari sudah terbenam sejak tadi, beberapa kedai camilan sudah tutup sedari tadi. Suasana taman bermain juga sudah sepi, karena sudah waktunya untuk pulang.

Di perjalanan juga tidak ada yang berbicara, Nagisa sedikit meringis berada di situasi begini. Ia tidak mau terus-terusan canggung dengan teman baiknya. Tapi ia juga sadar, saat ini Asano pasti sedang tidak ingin berbicara. Jadi Nagisa berpikir bahwa saat Asano keliatan sudah baik-baik saja, maka Nagisa akan mengajak nya berbicara lagi.

Saat sudah sampai di depan rumah Nagisa, Asano melambaikan tangannya dengan memasang senyum sendu. Setelah itu Asano berbalik dan menaiki taxi yang mengantar mereka tadi.

Nagisa menghela nafas, terlalu lelah dihadapkan dengan situasi tadi.

.....

Esok paginya, Nagisa demam. Ia tidak diizinkan ibunya untuk pergi kesekolah. Padahal hari ini adalah hari yang dinantikan Nagisa karena ia akan berbicara pada Karma. Tapi sekarang ia harus berbaring di kasur nya dan tidak boleh ke mana-mana.

Nagisa memejamkan matanya, ia butuh istirahat yang banyak. Agar besok ia sudah sembuh dan bisa pergi kesekolah.

Setelah beberapa jam Nagisa tertidur, Nagisa pun terbangun. Ia melihat ibunya yang tersenyum kecil di depannya

"Syukurlah panasmu sudah turun, ngomong-ngomong apa anak yang menjenguk mu tadi pacar mu?"

Nagisa mengerjapkan matanya beberapa kali, tidak tahu siapa orang yang ibunya maksud.

"Siapa?"

Ibu nya mengambil air putih dan memberikan nya pada Nagisa untuk diminum sambil mengucapkan, "ibu lupa namanya siapa. Tapi ia memiliki rambut merah. Ia baru saja pulang tadi"

Dan detik itu, tanpa basa-basi Nagisa langsung beranjak dari kasur nya dan berlari ke luar rumah. Mengabaikan air yang menunggu untuk diminum.

TBC-

Sorry | Karunagi ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang