-epilog-
Nagisa membereskan barang-barangnya kedalam tas, sudah waktunya untuk pulang. Murid yang lain sudah keluar dari kelas, dan Nagisa hanya diam di kelas, menunggu Karma selesai. Karena, Karma dipanggil guru. Tadi, karma mengajak nya untuk pulang bersama, makanya Nagisa menunggunya.
Suara derap kaki terdengar, Nagisa berpikir itu Karma karena itu ia berniat mengejutkan Karma dari balik pintu. Tapi, yang muncul bukanlah sosok Karma melainkan Terasaka.
"Menunggu Karma ya?" Nagisa memandang horor, ia segera lari. Terasaka memukulnya, tapi Nagisa lebih gesit. Ia mengelak pukulan itu.
Terasaka menarik rambut Nagisa yang panjang dan menjambaknya lalu menutup mulut Nagisa dengan kain. Nagisa terus memberontak, tapi kesadaran nya semakin menipis. Ia pingsan.
Terasaka menyeret tubuh itu ke gudang, dan menguncinya. Ia akan membukanya besok pagi, agar Nagisa kapok dengannya.
Di lain tempat, Karma baru datang ke kelas. Ia tidak melihat keberadaan Nagisa sama sekali.
"Apa Nagisa sudah pulang ya?"
Karma menggeleng, Nagisa bukan tipe orang seperti itu. Ia pun mencari Nagisa kemana-mana. Firasat buruk datang menghantui pikirannya. Ia menelpon Kayano, dan bertanya apa Nagisa sudah pulang? Dan jawaban Kayano membuat Karma semakin khawatir.
Sudah sekitar satu jam ia mencari, tapi Nagisa tidak ada di manapun. Karma mulai berpikir, ia mencoba mengingat tempat apa yang belum ia cari. Dan akhirnya ia tahu, itu gudang.
Ia langsung berlari ke gudang, pintunya terkunci. Ia mencoba mengetuk pintu berkali-kali sambil berteriak memanggil Nagisa. Saat terdengar suara lirih disana, rahang Karma mengeras. Siapa yang mengunci Nagisa?
Karma mulai mendobrak pintu, berkali-kali sampai akhirnya pintu itu terbuka. Beruntung pintu nya sudah usang, jadi tidak lama untuk merusaknya.
Karma langsung mendatangi Nagisa, Nagisa terlihat lemas. Karma menggendong Nagisa ala bridal style. Karasuma-sensei yang untungnya belum pulang, melihat Nagisa yang lemas digendong Karma. Seandainya Karasuma tidak melihat wajah khawatir Karma, ia pasti berpikir Karma lah yang melakukan itu pada Nagisa
Ia menyuruh Karma untuk membawa Nagisa kedalam mobil, dan mereka pun pergi ke UGD terdekat. Nagisa langsung dirawat secepatnya.
.....
"Kau tau siapa yang sekiranya melakukan ini pada Nagisa?" Tanya Karasuma saat Karma selesai menceritakan apa yang terjadi.
"Aku tidak tau, kemungkinan Terasaka. Tapi Terasaka itu idiot, ia tidak mungkin bisa merencanakan ini"
Karasuma berpikir sejenak, "orang yang merencanakan nya pasti yang tahu saat pulang sekolah kau akan aku panggil. Dan yang tau hanya Okuda. Apa mungkin mereka bekerja sama?"
Darah Karma mendidih, ia begitu marah, dan kecewa pada dirinya. Ia hampir saja membahayakan Nagisa Jika benar itu Okuda, sudah pasti alasan yang ia lakukan adalah karena Karma.
Karasuma menatap Karma, "biar aku saja yang mengurusnya, kau tidak usah melakukan apapun"
Karasuma takut jika-jika Karma ingin menghajar mereka berdua sampai babak belur, Karma bisa dikeluarkan dari sekolah jika melakukan itu.
Karena itu biar karasuma saja yang menangani nya, ini juga tanggung jawabnya sebagai guru.
Pintu terbuka, dokter keluar dari ruangan itu. Karma langsung menghampiri dokter itu dan menanyakan kabar Nagisa.
"Dia baik-baik saja, kalian tepat waktu membawanya"
Karma langsung bernafas lega, dia masuk ke ruangan Nagisa. Ibu dan ayahnya masih belum datang. Ngomong-ngomong Karma tidak pernah melihat ayah Nagisa, kemana ya ayahnya?
Pintu terbuka lagi, ia bisa melihat ibu Nagisa dan sosok pria paruh baya yang karma duga ayah Nagisa.
"O-otou-san?" Nagisa beranjak dari kasurnya dan memeluk ayahnya lemah.
"Maafkan otou-san ya, meninggalkan mu dan ibumu.." Ayahnya balas memeluk Nagisa sambil menangis.
Karma memutuskan keluar, tidak baik ikut campur masalah keluarga orang. Ia duduk sambil menunggu, orang tua Nagisa selesai. Tidak lama, kedua orang tuanya keluar dan mempersilahkan Karma untuk masuk.
"Makasih karena sudah menolongku," ucap Nagisa sambil tersenyum manis.
"Ini salahku, jika saja aku tidak meninggalkan mu sendirian tadi"
Nagisa menggeleng pelan, meski Nagisa mengatakan kata-kata untuk menghibur Karma, tapi penyesalan itu tetap ada di hati Karma.
"Kalau kau ingat perbuatan ku dulu, pasti kau akan sangat membenci ku sekarang," gumam Karma tapi masih bisa didengar Nagisa. Nagisa terkekeh, membuat karma bingung.
"Aku tidak membencimu"
"Kan aku sudah bilang, jika kau in-"
"Aku sudah mengingatnya," potong Nagisa. Membuat Karma berdiri dari kursinya dan menangkup kedua pipi Nagisa.
"Benarkah?"
Nagisa hanya mengangguk, dengan pipi memerah. Karma menyadari Nagisa memerah, ia tersenyum jahil lalu tanpa aba-aba mengecup bibir Nagisa cepat, membuat Nagisa sempat loading sesaat.
"Ka-"
"Aku menyukai mu" Karma memotong perkataan Nagisa, lalu mengecup bibir itu lagi.
Karma menaikkan alis saat tidak mendengar balasan dari Nagisa
"Balasannya?"
Nagisa menutup mata lalu mengecup bibir Karma singkat
"Kau tau ja-" ucapan Nagisa terpotong saat bibirnya dicium paksa.
END
-bonus kejadian ayah nagisa-
Ayah Nagisa memutuskan untuk menghubungi Ibu Nagisa setelah sekian lama, dulu ayahnya meninggalkan mereka berdua karena ibu Nagisa yang memaksa Nagisa untuk menjadi perempuan. Ayahnya tidak tahan dengan ibunya dan memutuskan pergi dari rumah itu.
Tapi akhir-akhir ini ia menyesal dengan perbuatannya, ia selalu ingin kembali dengan keluarga nya. Tapi ia tahu diri untuk tidak melakukannya.
Dan akhirnya ia menghubungi nomor istrinya saat mendengar kabar dari teman istrinya bahwa istrinya masih mencintai dirinya. Ia bahkan sudah berubah, dan tidak memaksa Nagisa lagi.
-Tamat-
Ngaco sumpah 😭, btw setahun baru selesai nih cerita!? Maafkan aku yang slow update
Terimakasih buat para pembaca yang udh baca cerita ngaco ini dan ngasih like juga komentar yg bikin aku tambah semangat buat nerusin nih cerita~
Hukuman terasaka dan Okuda hanya karasuma-sensei yang tau.
Btw buat yg suka Drarry, kalian bisa cek karya aku satu lagi. Siapa tau tertarik :'>
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry | Karunagi ✅
FanfictionAkabane Karma membenci pernyataan tentang penyesalan selalu datang di akhir. Karena saat ini, karma menyesal melakukan sesuatu yang menyakitkan pada Nagisa Shiota. Ingin karma mengucapkan maaf atas perbuatan nya yg kejam pada Nagisa. Tapi, bisakah i...