Chapter 03

5.1K 587 89
                                    

-chapter tiga-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-chapter tiga-

"Nagisa Shiota"

"Tidak hadir, pak," seru Isogai.

Karma menyerngitkan dahi, akhir-akhir ini Nagisa sering sekali tidak sekolah.  Apa Karma sudah kelewatan? apalagi Karma melihat kalau kemarin Nagisa menangis. Karma mendesah, ia bangkit dari kursinya dan bolos seperti biasa.

Karma pun menghabiskan waktu pelajaran dengan membaca komik di atap tidak melupakan susu stroberi yang diminumnya setiap saat.

Bel istirahat sudah bunyi, Karma turun kebawah dengan melompat dari pagar. Nakamura yang dibawah melihat karma tiba-tiba muncul dihadapan nya terkejut, padahal dia sendiri juga sering begitu.

"Oi karma! kau mau kemana?" tanya gadis bersurai kuning itu yang tak lain dan tak bukan adalah Nakamura Rio.

"Mau jumpa Okuda" Karma langsung berlari kecil meninggalkan Nakamura yang menggeleng-gelengkan palanya.

"Bisa-bisanya si Karma masih suka sama tuh cewek!"

"Nakamura-san!" teriak Kayano temen akrabnya Nakamura.

"Maaf hari ini aku harus pulang cepat! Nagisa masuk rumah sakit!" Nakamura mengangguk mengerti. Dia tau nagisa ada penyakit tapi dia tak tau penyakit apa yang diderita Nagisa karena Nagisa tidak ingin membicarakan nya.

Nah jadi kini tinggalah Nakamura sendiri, dia jadi bosan juga kalau begini. Batinnya berkecamuk memikirkan apa yang akan dia lakukan. Jadi dia putuskan untuk memata-matai karma saja.

Sampai di tempat Karma, dia melihat ada Karasuma-sensei juga disana.

"Karma, berikan buku ini pada nagisa" Karma mendelik. Kenapa harus dirinya? Tapi dia tidak mungkin juga menyuruh pacar nya.

"Baiklah," ucap Karma pada akhirnya.

Karasuma-sensei pun pergi meninggalkan Karma dan Okuda disana. "Karma-kun, aku juga harus pergi ya" Karma mengangguk dan Okuda pun langsung pergi. Nah sekarang tinggal Karma saja disitu dengan nakamura yang memata-matai nya.

"Tch, aku tidak tahu no hp dan alamat rumah Nagisa", tiba-tiba terlintas ide di pikiran nya. 'kenapa tidak ku tanya saja pada Asano, bukankah mereka dekat?'

.....

"Kenapa kau menanyakan nya?", Karma menghela napas kenapa sih harus bertanya segala "aku ingin memberi buku ini padanya," ujar karma "biar aku saja yang memberikan nya!" ucap Asano sinis.

Karma melempar buku itu ke Asano dan pergi.

"Sialan!"

Asano segera bergegas pergi ke rumah sakit tempat Nagisa dirawat. Tidak lupa juga membawa buah-buahan walau pun ia tahu Nagisa tidak akan memakannya dalam keadaan koma begitu.

"Permisi," gumam Asano saat membuka pintu tempat Nagisa dirawat. Disana ada Kayano yang menjaganya.

"Sudah berapa lama kau disini Kayano?" tanya Asano. "Tidak lama, berhubung kau ada di sini, aku tinggal bentar ya nagisa dengan mu. Aku mau beli pudding dulu soalnya" tanpa mendengar jawaban Asano, Kayano langsung pergi secepat kilat begitu saja.

"Tcih, dasar maniak pudding!"

Kini Asano berbalik dan menatap wajah tidur Nagisa. Nagisa terlihat sangat lemah, wajahnya pucat dan bibirnya kering. Asano tidak sanggup melihat keadaan Nagisa yang begini. 

Perlahan mulut Nagisa membuka, Asano tidak tahu apa yang Nagisa sebut di alam bawah sadarnya. Tapi mulutnya seperti sedang menyebut nama Karma.  Dan itu tentu saja sukses membuat Asano cemburu. 

Asano melihat beberapa luka lebam yang mengintip dari baju Nagisa.  Ini membuat Asano khawatir sekaligus penasaran. Tidak mungkin luka jatuh seperti ini dan juga sebanyak ini?  tidak salah lagi,  pasti ada yang membully Nagisa. Hanya saja siapa yang membully Nagisa? Jangan-jangan...

Karma...?

Asano harus mencari tahunya, Jika benar Karma yang membully nya maka Asano tidak akan segan untuk menghabisinya. 

.....

Beberapa menit kemudian, Kayano kembali bersama pudding nya. Asano pun izin untuk pulang duluan dikarenakan ingin mencari tau siapa yang membully nagisa.

Kayano yang untungnya tidak keberatan, mengizinkan Asano pergi. Dan Kayano saja yang menjaga Nagisa, lagipula sebentar lagi ibunya Nagisa akan datang.

Asano segera pergi ke lokasi dimana sekiranya Karma berada. Setelah beberapa kali salah tempat akhirnya Asano menemukannya juga. Digunung belakang sekolah. Karma sedang nongkrong dengan gengnya.

"Tcih! Nagisa hari ini tak datang. Padahal dia mainan kesukaan ku" Asano yang mendengar itu tanpa ba-bi-bu lagi langsung menerjang karma dan memukulinya.

Tapi bukan karma namanya kalo mudah dipukuli. Dia balas memukul Asano balik. Dan terjadilah pertengkaran yang sengit di antara mereka. Tidak ada yang mengalah, mereka terus memukul dan dipukul.

"Sialan! apa maksudmu Nagisa mainan ha?!" Asano melayangkan lagi pukulan, dan dihindari oleh Karma. 

Sedangkan Itona hanya menonton sambil menikmati popcorn yang entah didapat dari mana

Beberapa menit mereka berkelahi, hingga suara Kayano mengehentikan mereka.

"Asano gawat! Nagisa..... Kritis"

Deg

"K-kritis?" Asano segera berlari menuju rumah sakit tempat Nagisa berada. Sedangkan Karma diam mematung.

Ia tidak bisa mencerna ucapan Kayano.  Nagisa? kritis? kenapa?  bagaimana bisa? Karma mengenyahkan pemikiran itu, egonya terlalu tinggi.  Kenapa ia harus peduli dengan Nagisa? Nagisa mati pun bukan urusannya.

Meski dibilang begitu,  Karma sama sekali tidak bisa mengenyahkan pemikiran itu. Perasaannya dibuat bercampur aduk oleh Nagisa. 

Sialan! sialan!  Karma terus mengumpat dan mencoba tidak memedulikan pemikiran sialannya. 

TBC

Sorry | Karunagi ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang