Lisa tak pernah menduga kedekatannya dengan si mahasiswa baru bernama Felix akan seperti ini. Awalnya ia hanya terkesan dengan gerakan dance yang pemuda itu lakukan, namun saat mendengar suaranya ia semakin terpesona. Suaranya yang berat terkesan dewasa dan sangat manly. Type suara yang Lisa sukai karena suara seperti itu sangat seksi menurutnya.
I love you...
Felix. Nama itu kini menginvasi sebagian besar pikirannya. Setelah mengatakan kata yang sangat tak terduga itu, pikirannya selalu dipenuhi oleh pemuda itu.
Felix.
Sejujurnya Lisa tak pernah menduga Felix menyukainya. Selama ini Felix cenderung tak acuh padanya. Tak seperti kebanyakan orang yang berusaha mencuri perhatiannya. Ia pun terkadang berpikir. Apakah dengan cara seperti itu Felix ingin mendapatkan perhatiannya? Dengan mengacuhkannya?.
Namun menurut Lisa itu sedikit tak masuk akal. Mungkin Felix hanya segan. Bagaimanapun pemuda itu tiga tahun lebih muda darinya. Sehingga dia pasti sedikitnya merasa segan atau malu.
"Lalisa. Kau kenapa?."
Lisa sedikit terperanjat. "Hey Bams. Tak apa. Kau sudah sembuh?."
Bambam terkekeh, "Seperti yang kau lihat. Aku sudah bisa berjalan. Aku dengar ada yang melakukan adegan ciuman sungguhan dipanggung." Bambam mengerlingkan matanya, menggoda Lisa.
Lisa memukul pelan lengan Bambam. "Jangan dibahas."
Bambam tergelak apalagi saat melihat wajah Lisa yang memerah hingga telinga bahkan lehernya. Sekarang ia yakin Lisa sedang tersipu malu, hal yang sangat jarang terjadi.
"Tapi kau hebat. Bisa menang lagi walau tanpa aku. Aku pikir dia sangat hebat. Siapa namanya? Fel....?."
"Felix." ujar Lisa dengan sedikit merengut. Hanya bersama Bambam, Lisa akan menunjukkan sikap manjanya. Karena Bambam adalah sahabat terdekatnya sejak saat bayi.
"Ahh iya Felix." Bambam menatap Lisa. "Tapi kau tak terlihat senang Lis. Kenapa?."
Lisa menghela nafas. "Tak apa. Hanya sedang ada yang dipikirkan." ia merebahkan kepalanya diatas meja.
"Tentang apa?."
"Felix."
Bambam membulatkan matanya. "Kenapa memikirkannya?."
"Dia mengatakan dia menyukaiku."
"Lalu masalahnya dimana?."
Lisa termenung. Benar, apa masalahnya jika Felix menyukainya?.
"Dia memintamu menjadi kekasihnya?."
"Tidak."
"Lalu untuk apa kau memikirkannya jika dia tidak memintamu menjadi kekasihnya?."
Lisa kembali termenung. Benar. Apa yang harus ia pikirkan? Jika Felix menyukainya yasudah. Tidak jadi masalah, tak perlu ia pikirkan. Lagipula pemuda itu tidak memintanya menjadi kekasih. Jadi tak perlu memikirkannya terlalu dalam. Jika bertemu pun, ia tak perlu mengatakan apapun tentang hal itu. Cukup bersikap seperti biasa saja.
***
Lisa dan Bambam memasuki ruangan club untuk berlatih rutin. Semua orang menyapa Bambam dan menanyakan keadaannya.
"Akhirnya pasangan sesungguhnya kita bersatu lagi." celetuk seseorang.
Lisa tertawa dengan sekilas melirik Felix yang tak mengeluarkan ekspresi apapun. Dia hanya mengobrol dengan temannya yang bernama Hyunjin.
"Apa yang akan kita lakukan hari ini?." tanya Lisa.
"Sejujurnya, aku ingin melihat tarianmu di kompetisi kemarin Lis." ujar Bambam dengan tatapan penuh godaan pada Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENIOR [Felix x Lisa]
Fiksi Penggemar"Aku hanya ingin mengatakan, aku menyukaimu sunbae-nim." --- Felix ©2018 Dy