Jurang Pemisah

170 11 0
                                    

Aku meminta semangkuk air hangat dilantai bawah. Kubawa semangkuk air hangat itu didekat Kevin. Kucelupkan sapu tangan yang terdapat di dalam tas milikku ke mangkuk iitu. Kemudian ku bersihkan bekas pukulan Reno yang membuat tepian bibir Kevin yang berdarah. Dengan hati hati aku mulai membersihkannya. Kevin menyeringai kesakitan. Aku bilang padanya untuk menahan rasa sakit itu. setelah luka itu bersih, aku mengompres luka itu perlahan.
"Aw..sakit Lova" kata Kevin sambil menyeringaikan wajahnya.
"bentar lagi selesai kok. " Kataku.
Aku kembali mencelupkan sapu tangan itu kedalam mangkuk dan memerasnya.
"sekarang kamu pegang ya. tempelin dideket lukanya. Ini bisa bantu baut hentikan pendarahan" . kataku .
Kevin mengikuti Intruksi yang kuberikan. Judoka ini menempelkan sapu tangan itu didekat bibirnya dengan sedikit ditekan.
"Aku gak nyaka bakal kayak gini." Keluh Kevin.
"Aku gak habis pikir kalau Obellia rela berbohong didepan cowoknya. " Tambah Kevin.
" Sudahlah Kev, jika kenyataannya kayak gini kamu harus terima. Mungkin Obellia bukan yang orang yang tepat buat kamu. "
Mata Kevin memandangiku dengan tajam. Ia juga meempar sapu tangan itu. " Gak usah sok Ceramahin aku! " Kevin membentakku dengan nada yang tinggi.
" Bukannya Gitu Kev,"
"Alah ! udah deh. Bilang aja kamu cemburuan sama Obellia!" tambah Kevin dengan nada yang emosi.
Mendengar bentakan itu, tubuhku gemetaran. Air mataku berlinang. Aku berlari kebawah meninggalkan Kevin.
"Lovania! " teriak Kevin yang mulai mengejarku.
Aku tak menghiraukan Kevin. aku terus berlari masuk kesebuah taksi . Kevin mengetuk jendela taksi itu. Air mataku terus mengucur.
"Lovania, buka dulu pintunya " Kata Kevin mengetuk Kaca mobil taksi yang sedang kunaiki.
"Jalan pak" Kataku pada supir taksi ini.
Taksi itu langsung melaju dengan pelan. Aku tak bisa lagi untuk melihat Kevin. bentakannya membuat hatiku tercambuk. Aku hanya bisa menangis dan menangis didalam taksi ini. Ternyata Kevin rela membentakku demi Obellia. Suatu kenyataan yang pahit bagiku saat mengetahui fakta betapa berartinya Obellia itu untuknya, sekalipun ia telah ditikam.

***

Malam kembali menyaksikan ceritaku. Mungkin ia bosan menjadi penonton setia dengan genre mellow. Tak terhitung berapa banyak linangan air mata yang terus mengaliri kisahku. Bagian ini merupakan kisah yang jauh dari terkaanku.
Tiba dirumah aku membuka pintu depan dengan hati hati. Aku melihat Tante Linda dan Calista sedang duduk menonton serial Tv diruang keluarga. Langkahku mengganggu konsentrasi Ibu dan anak yang sedang bersantai ini. Mereka menyambutku dengan seyuman. Melihat senyum itu, aku tak ingin menceritakan betapa pilunya malam ini kepada Tante Linda dan Calista.
" Hai say, Gimana makan malamnya ?"
"Berjalan dengan semestinya Tan. " Kataku.
" Tante, Calista, Jaja langsung kekamar ya. Jaja ngantuk "
" Ya udah. Istirahat ya . " Kata Tante Linda.
Setau tante Linda aku hanya makan malam dengan Kevin. Aku tak ceritakan rencana Kevin yang ingin balikan dengan Obellia. Maafkan Aku tan, Aku tak bisa libatkan Tante dalam cerita yang kelam ini.
Akupun melangkakan kakiku dengan lesu. Bentakan Kevin seolah masih terdengar jelas menggema dikepalaku. Bahkan sekujur tubuhku masih gemetaran dibuatnya. Langkahku dibuat linglung oleh suara kevin yang keras saat membentakku. Aku langsung membuka kamar.
Calista mendatangiku. Aku harus sembunyikan tangisan ini dari dirinya. Aku tak ingin dia ikut penat dengan kisah yang aku jalani. Tapi sepupuku ini tau betul jika ada yang sesuatu yang terjadi padaku.
"Kamu kenapa lagi?" Calista duduk disamping kakiku yang sedang berselonjor.
"Enggak apa apa kok."
" Aku gak yakin kalo kamu gak kenapa napa."
" Beneran Cal. Im okay"
"Kamu abis nangis ya ? "
" Enggak kok . Aku memang rada pilek."
Calista membentangkan lengannya. Aku langsung memeluknya dengan berlinang air mata. Sedih ini tak bisa kutahan sendiri. Mau tidak mau aku harus membaginya pada Calista. Karena dengan berbagi cerita kepada orang yang terpercaya bukan hal yang buruk. Dengan sendu, aku menceritakan apa yang kualami malam ini pada Calista.
"Kamu yang sabar ya Ja. Mungkin Kevin lagi stress karena Obellia lebih pilih pacarnya dari pada dia."
"Iya. Mungkin aku yang terlalu perasa"
" Bukannya Aku belain Kevin ya, Jujur saja Kevin itu gak kayak gitu. Aku udah lama kenal sama dia." Kata Calista yang kini mencoba menenangkan aku.

Lovania ( Complete ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang