Harapan yang tak berteman dengan kenyataan

146 12 2
                                    


Sebuket Bunga Gerbera yang terletak dikasurku mulai berubah warna. Ia layu dan mulai rapuh. Sama seperti jiwa ini yang perlahan mulai layu dan perlahan letih. Aku sama seperti Gerbera itu. Gerbera yang hilang akan harapan, yang musnah akan keadaan. Yang berjuang hidup melawan padang yang yang gersang, tak berair.
Mataku tertuju pada sebuah kado yang batal untuk kuberikan semalam. Kubuka sendiri kado itu bersama air mata. Ku keluarkan kemeja maroon yang kubuat sepenuh hati. kupeluk kemeja itu. biarlah Gerbera layu dan Kemeja yang tak bertuan menjadi saksi bagaimana hancurnya aku sekarang.

***

Waktu terus berlalu. Waktu kini membungkus kesedihanku dengan plastik berwarna biru. Ia menyimpan luka itu disebuh peti hitam yang gelap. Waktu yang berlalu telah mengubah kesedihan dan luka bermetamorfosa menjadi Sejarah.
Hari hari yang sepi setelah malam it uterus berdatangan. Aku selalu coba untuk melawan dan kini sedang berproses membiasakan diri dengan kondisi yang sangat asing menurutku.
Terdengar ada yang mengetuk pintu diruang tamu. Tante Linda yang berlibur hari ini membukakan pintu untuk orang itu. saat pintu dibuka, Terlihat dengan jelas Kevin yang sedang berdiri didepan pintu.
" Tante. " sapa Kevin sambil menyalami tangan Tante Linda.
"Hai Kev. Ayo masuk."
Kevin melangkahkan kakinya masuk kedalam ruang tamu. Tante Linda mempersilahkan Kevin untuk duduk dikursi.
"Udah lama banget gak kesini Kev." Kata Tante Linda.
"Iya Tan. Lagi sibuk."
Suara Calista yang memanggil mamanya terdengar hingga keruang tamu. Calistapun segera datang dan duduk disebelah mamanya.
"Eh,,Ada Kevin." Ucap Calista
" Hai Calista. Apa kabar ?"
"Baik Vin. Kamu apa kabar ? "Tanya Calista.
" Baik . Lovania kemana ya ? "Tanya Kevin.
"Ada kok. Dia lagi dikamar. Yaudah Tante panggilin dulu ya."
Tante linda segera menuju kelantai atas dan membuka pintu. Dia sedang mendapati aku yang tengah menyusun bunga Gerbera layu. Kumasukkan bunga yang nyaris tak berkelopak ini kedalam sebuah gelas kaca.
", Ada Kevin dibawah"
Aku menghentikan kegiatanku yang memasukkan tangai tangkai Gerbera kedalam gelas yang berisi air bening ini. Aku menolah pada Tante Linda. Atas saran darinya, aku turun kebawah dan menemui Kevin diruang tamu.
" Kevin ..." Kataku sambil duduk berhadapan dengannya.
"Hai Lovania."
Ekspresi Kevin kikuk. Ia bingung menatapku yang kini seolah baik baik saja.
" aku mau minta maaf atas perkara malam itu. Aku gak mau hubungan kita sebagai teman rusak karena pilihan aku."
" tidak ada yang salah Kevin. Kau berhak membuat pilihan dalam hidup ini. Tak perlu minta maaf. Kamu tidak bersalah. Meskipun kamu gak bisa terusin perjodohan ini, bukan berarti silaturahmi kita stop. Kita akan terus jadi teman. Teman yang selalu mendukung satu sama lain. Jadi aku tetap akan temenan sama kamu. "
Kevin tersenyum melihat aku yang kini melempar senyuman padanya.
"Oh ya, Aku butuh bantuan kamu " Kata Kevin.
" Aku bakal bantu apapun itu buat Kamu. pasti aku bantu."
" Aku mau kamu jadi juru Camera."
"Buat apa Vin ?" Tanyaku penasaran
"Malam ini, aku ingin balikan sama Obellia. Jadi kamu rekam ya. Aku ingin mengabadikan momen itu"

Ada bagian hatiku yang nyaris sembuh kini harus patah mendengar rencana Kevin yang ingin menyataka n cinta nya dengan Obellia. Aku terdiam. Kini granat itu dilempar tepat dijantungku. Tinggal menunggu waktu untuk meledakkan jantungku.
" aku juga butuh kamu buat pilih cincin buat Obellia. "

Sakit, namun aku harus berpura pura tidak sakit. Pedih, dan sangat Perih. Hatiku seolah teriris oleh pisau yang diberikan cipratan jeruk nipis. Tabahlah hati. ikhlas agar kita bisa berteduh dari kejamnya kenyataan yang tak adil ini. Aku tau arus ini sulit untuk dilawan. Maka dari itu berhentilah memberontak dan mulailah mengalur. Kucoba untuk terus melupakan apa yang menimpaku. Tapi angina membuka plastik biru yang tersimpan dipeti itu. kini rasa sakit itu menjalar. Ia menyerang setiap ruang yang ada dihati ini . Tanpa iba.

Aku dan Kevin perhi menuju toko emas. Sesampainya disana Kevin meminta aku untuk memilih satu cincin yang menurutku bagus. Dari seklain cincin yang terpajang, aku memilih sebuah cincin perak .
"Kamu yakin jariku sama ukurannya dengan Obellia ?"
" Iya . Aku yakin." Kata Kevin.
Aku pun mencoba cincin ini di jari manisku. Dan sempurna! Cincin ini melingkar cantik di jari ku.
" Koh yang ini ya." Kata Kevin
" Oke. Untuk Tunangan ? Saya liat kamu sama nona ini juga serasi" kata pemilik tokoh itu dengan logat mandarinnya Kata pemilik tokoh itu.
Kevin hanya tersenyum mendengar perkataan pemilik toko itu.
Aku tersenyum mendengar kata pemilik toko emas ini. Tapi setelah aku sadar dan tau diri bahwa ini milik Obellia, mataku berkaca kaca. Segera kulepas cincin itu .aku segera ketoilet untuk mencuci muka. Muka yang sesari tadi berpura pura bahagia.
Sesampainya disana. Hatiku kembali patah dan retak saat sadar akan kenyataan ini. Kuusap wajahku dengan air mengalir agar air mataku tidak ketahuan. Sulit. Ini keadaan yang sulit namun harus dihadapi dengan sekuat tenaga.
Aku segera kembali bersama Kevin. kupancarkan kembali senyuman palsu yang selalu tersungging saat bersama Kevin. kamipun kembali menuju Mobil dan pualng kerumah.
"Obellia pasti suka sama cincin pilihan kamu."
"Semoga saja Vin."
" Kamu masih inget gak sama cewek yang aku tolong pas kena jambret di BKB waktu itu ?"
"Iya. Kenapa Vin ?"
"Ternyata dia satu kampus sama aku. Kayaknya sih adik tingkat aku . beberapa hari yang lalu dia kasih Kartu mahasiswaku. Kalau nggak ada dia , aku gak bisa bayangin gak ikut UAS. Aku hutang budi banget sama dia"
" Kamu udah tau namanya ?" Tanyaku pada Kevin.
"Namanya Nayla."
"Nama yang Indah" Kataku.
Kevin mengantarku pulang. Saat aku masuk ke kamar, aku melihat agenda kalender . Wacana hari ini adalah pergi berwisata ke Al Quran Al- Akbar yang terletak di Gandus. Impianku bisa melihat Al Quran besar itu harus sirna karena mungkin Kevin telah melupakannya. Hal ini tidak menutup kemungkinan kalau wisata Ke Pulau Kemaro juga akan terbengkalai.

Lovania ( Complete ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang