5 회

15 2 1
                                    

Tiba tiba saja hati ini bergetar karenamu
Dan fikiran ini selalu tertuju padamu
Bukankah ini lucu?

###

Minhyun menatap minji dari kaca pintu ruangan yang tertutup. Dia tidak tega dengan keadaan adiknya yang sampai sekarang masih menutup matanya. Dia menyesali semuanya, dia menyesal menyetujui semua kemauan minji, jika satu kali saja dia menolak kemauannya mungkin minji tidak akan terbaring lemah didalam sana. Dia bukanlah kakak yang baik untuk minji, dia sama sekali tidak bisa menjaga adiknya itu. Minhyun terus saja menyalahkan dirinya sampai seseorang menepuk pundak minhyun dengan lembut untuk memberikannya kekuatan. Minhyun tau dia adalah sungwoon sahabatnya yang juga dokter yang emnangani minji.

"sungwoon-ah, sampai kapan dia akan tidur?" tanya minhyun masih menatap minji.

"entahlah, ini adalah kondisi terburuk yang minji alami. Kita berdoa saja agar minji segera bangun" ujar sungwoon.

Minhyun membalikkan badannya dan bersandar pada pintu sambil menundukkan kepalanya.

"andai saja aku melarangnya untuk pergi menemui laki laki itu. Mungkin semuanya tidak akan seperti ini." ujar minhyun mengacak rambutnya frustasi. "andai saja aku tau laki laki itu tidak menyukai minji, aku akan melarang minji untuk menemuinya. Aku bukan kakak yang baik untuknya kan?" lanjutnya.

"sudahlah ini bukanlah salah siapa siapa. Dan jangan salahkan dirimu juga untuk masalah ini" jelas sungwoon sambil menenangkan minhyun. Minhyun hanya diam merutuki kesalahannya.

"hyung apa minji masih belum sadar" tanya daehwi yang datang bersama jihoon. Minhyun hanya menggelengkan kepalanya.

"ah bukankah kau yang membawa minji kemari? Sekali lagi terima kasih jihoon ssi" ujar sungwoon sambil membaca nametag di seragam jihoon dan menepuk pundak jihoon.

Jihoon hanya diam dan menatap minji dari kaca pintu itu. Entahlah apa yang membuat jihoon khawatir padanya dan entah sejak kapan jihokn menyukai gadis itu. Padahal dia baru beberapa kali ketemu dan itupun singkat. Jihoon teringat betapa cerianya gadis itu saat sedang bersama orang orang yang ia kenal. Sifat polos minji membuatnya mempercayai semua orang dan itulah yang membuatnya berada di dalam ruangan itu. Jika waktu itu dia tidak mendengar pembicaraan bora mungkin keadaan minji akan jauh lebih parah dari ini.

*
*
*

Flashback

Jihoon yang frustasi karena tidak menemukan minji dimanapun akhirnya memutuskan untuk menemui bora. Dengan penuh amarah jihoon berlari menuju kekelasnya yang juga kelas bora.

Brakk...

Jihoon membuka pintu kelas dengan kerasnya membuat semua yang berada di kelas menatapnya dan terdiam. Jihoon menghampiri bora dan teman temannya yang sedang asik mengobrol.

"jihoon-ah kena..." ujar jaehwan yang juga berada dikelas.

"dimana kau mengurung minji!" ujar jihoon menahan amarahnya dan mengabaikan ucapan jaehwan.

"apa maksudmu?" tanya bora berpura pura bodoh.

"cepat jawab!!!! Dimana kau mengurungnya shin bora!!!" bentak jihoon membuat seluruh kelas menatap jihoon.

"ya! Kenapa kau membentakku!!" ujar bora sambil berdiri menatap jihoon.

"sekarang jawab dimana minji?" tanya jihoon menatap tajam bora.

"apa kau sedang mengkhawatirkan gadis penyakitan itu?" tanya bora sambil memiringkan senyumnya.

"apa kau bilang?" ujar jihoon menatap bora.

My Love W [Park Woojin Story] //END//Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang