(4)

918 14 0
                                    

Pagi hari yang mendung, Diandra pergi ke sekolah sendiri lagi. Abimanyu minta izin untuk tidak masuk sehari kali ini, dia untuk sementara di rawat dirumahnya.

Diandra melangkahkan kaki nya masuk ke dalam sekolah dan melihat teman-teman nya sudah berkumpul di dekat pintu gerbang, lebih tepatnya di pos satpam dengan anggota OSIS.

"Lah kok lo sendiri lagi sih Yan? Why? Why?" Tanya Yunita

"Abimanyu sakit, nih surat nya" kata Diandra dan memberi surat ke Alivia selaku sekretaris kelas

Alivia hanya mengangguk dan Diandra langsung menaruh tas nya ke kelas sementara yang lain melihat Diandra dengan tatapan bingung.

"Dian... Nggak ada Abim kenapa lesuh gitu ya?" Tanya Alivia

"Mungkin ada ikatan batin," jawab Zahra

"Gue masih nggak yakin kalo mereka cuman temenan. Karena kalo Abim nggak ada aja Dian males begitu sementara pas ada Abim dia seneng-seneng aja deh, tapi Abim pernah ngebentak kita bilang kalo dia sama Diandra itu cuman sahabatan" jelas Yunita

Akhirnya mereka berinisiatif untuk menemui Diandra di kelas. Karena tidak ada Abimanyu, mereka ingin bertanya tentang hubungan sebenarnya. Karena bagaimana pun Diandra adalah gadis yang jujur.

Diandra duduk di kursi nya dan membuka buku novel nya. Lalu tiba-tiba datang lah teman-teman nya yang ingin minta penjelasan.

"Kenapa?" Tanya Diandra yang tidak melirik mereka satu pun

"Gue mau nanya" kata Zahra

"Nanya apaan?" Tanya Diandra lagi

"Tentang hubungan lo sama Abim" jawab Yunita

Entah kenapa setelah mendengar itu wajah Diandra menjadi marah dan dia meletakkan buku nya di atas meja.

"Gue bilang gue cuman sahabatan, masih belum percaya?" kata Diandra dengan nada marah yang tertahan

"Gue nggak yakin, Dian. Lo itu lebih dari sahabatan kalau lagi sama Abim" jelas Yunita

Diandra berdiri, "Abim udah punya pacar, namanya Ranasya. Mereka backstreet gegara kalian! Kalian nyebarin isu kalau gue sama Abim pacaran dan semua itu ke sebar! Dan akhirnya Abim mutusin kalau dia sama Ranasya backstreet" jelas Diandra lalu pergi

Teman-teman Diandra kaget dengan penjelasan Diandra barusan. Jadi selama ini Abimanyu punya kekasih? Mereka kira tidak jadi nya mereka menyebarkan isu seperti itu.

Sementara Diandra pergi ke kantin membeli es krim untuk menghilangkan mood buruk nya. Dan dia bertemu dengan Ranasya yang sedang bersama Gheivara, teman nya.

"Eh kak Diandra" panggil Ranasya sambil tersenyum manis

Diandra menoleh dan ikut tersenyum. Mereka bertiga memutuskan untuk duduk di kursi kantin yang kosong dekat toko es krim.

"Kak Diandra sendiri? Dimana teman-teman kakak?" Tanya Ranasya

"Mereka di kelas, lagian cuman beli es krim buat ngilangin mood buruk. Oh ya panggil kak Dian aja kalo kak Diandra kepanjangan" jelas Diandra sambil tertawa renyah dan Ranasya ikut tertawa

"Kak Dian, kak Abim nggak masuk ya?" Tanya Ranasya lagi

"Iya, luka nya masih harus di obati. Ya jadi dia nggak sekolah dulu hari ini, mungkin besok" kata Diandra dan di angguki Ranasya

Diandra menganggap Ranasya sebagai teman nya sendiri padahal mereka juga belum terlalu akrab. Karena Diandra sendiri mengenal Ranasya lewat Abimanyu yang waktu itu senang sekali di terima perasaan nya oleh Ranasya.

"Hm.. Asya, saya mau tanya boleh?" Tanya Diandra kali ini

Ranasya yang sedang minum terhenti dan mendongak, "tentu boleh kak, oh ya panggil aku Acha aja" kata Ranasya

"Sifat Abimanyu ke kamu gimana? Apa dia pernah nyakitin kamu atau apa?" Tanya Diandra

"Kak Abim selama ini sifat nya baik sama aku. Dia pengertian, aku nggak makan di omelin, aku tidur malem di omelin, dia juga suka ngelus kepala aku kalo mau pergi. Kak Abim juga humoris, selalu bisa bikin aku ketawa padahal itu nggak lucu" jelas Ranasya

"Dia nggak pernah nyakitin kamu kan?"

"Nggak pernah kok"

Diandra bernafas lega. Ia tidak mau Ranasya kenapa-kenapa karena Abimanyu.

"Dan satu lagi nih" kata Diandra

"Kenapa?" Tanya Ranasya

"Kamu sebenarnya sakit nggak kalau saya di isu in sama Abim? Kamu benci sama saya iya kan?"

————

Bel pulang telah berbunyi, Diandra membereskan buku-buku nya dan segera menggendong tas nya. Ia keluar paling akhir karena dia malas jalan keluar tadi. Karena hari sudah semakin sore jadinya dia terpaksa berjalan kaki, toh tidak ada angkutan umum yang lewat jam segini.

Sambil berjalan, dia juga memikirkan jawaban dari Ranasya yang benar-benar di luar pikiran nya.

"Kamu sebenarnya sakit nggak kalau saya di isu in sama Abim? Kamu benci sama saya iya kan?" Tanya Diandra serius

Ranasya mengambil nafasnya berat, "kalau sakit sih mungkin ada, tapi nggak apa-apa kok karena kakak itu sahabatnya kak Abim. Aku tau karena aku pernah berada di posisi kak Dian. Aku juga pernah ngerasain apa yang kak Dian rasain. Sebenarnya aku sama temenku pas SMP itu cuman sahabatan. Dia juga punya pacar, aku nggak pernah suka sama sahabatku itu. Kesal juga mungkin padahal aku udah kasih penjelasan panjang kalau aku sama sahabatku itu cuman sahabatan tapi temen-temen ku malah nganggep pacaran."

"Lagipun, aku nggak berhak ngatur kak Abim. Kak Dian itu sahabat kecilnya kak Abim, masa cuman karena aku kalian jadi menjauh, aku gamau itu sampe terjadi. Aku mau kak Abim ngejalanin hidup nya sesuai jalannya sendiri. Kalau emang dia udah terbiasa dan respect sama kak Dian duluan ya udah nggak apa-apa lagian aku kenal kak Abim juga baru-baru ini, sementara kak Dian? Udah lama daripada aku."

Diandra tersentak dengan jawaban Ranasya yang di luar pikiran nya.

"Jadi kalau kakak mikir aku benci sama kakak ya itu nggak kok. Aku nggak berhak ngatur hidup kak Abim,"

Dan sempat-sempatnya Ranasya tersenyum setelah menjelaskan semua itu. Diandra terharu dengan jawaban Ranasya. Dan tidak lama Ranasya kembali ke kelas karena bel masuk sudah berbunyi.

Tiba-tiba ada suara yang memanggil nama Diandra, Diandra tersentak dan menoleh lalu dia memasang wajah antara senang dan marah.

Itu Abimanyu.

"Woy lah gue panggilin juga!" Omel Abimanyu dan memarkirkan sepedanya di depan Diandra

"Lo tuh ya bukan nya istirahat malah jemput gue!" Omel Diandra tak mau kalah

"Ini spesial edisi sakit, udah buruan ayo"

"Gue aja yang goes, lo yang gue bonceng"

"Nggak bisa, lo aja. Udah naik buruan"

Diandra terpaksa naik dan Abimanyu menggoes sepedanya menuju rumah Diandra. Diandra cerita dan memberitahu kan info penting yang tadi ada di sekolah.

"Bim, lo beruntung punya Ranasya" kata Diandra agak kencang

"Maksudnya?" Tanya Abimanyu

"Ya beruntung aja, nanti aja teleponan"

"Kenapa kagak sekarang aja sih, gue kan penasaran Maimunah"

Diandra tersenyum mengingat kejadian di sekolah tadi.

—————————

Teman rasa PacarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang