(7)

615 10 0
                                    

Tujuan pertama mereka adalah toko es krim. Aldiano tahu Diandra pasti mood nya sedang buruk jadi dia ingin mengajaknya untuk membeli es krim agar mood nya kembali naik.

"Ayo turun, gue tau lo lagi kepengen es krim" kata Aldiano lalu Diandra turun

Ya, toko itu bersebelahan dengan toko buku yang di maksud Diandra di sekolah. Tapi mereka duduk di belakang jadi tidak ada yang tahu, termasuk saat Abimanyu pulang nanti dari toko buku.

"Lo mau es krim apa?" Tanya Aldiano

"Coklat aja" kata Diandra

"Yakin ngga mau beli banyak?"

"Iyaa, nanti gigi aku sakit lagi"

"Oke bentar ya"

Aldiano beranjak dari tempat duduknya dan memesan es krim. Setelah selesai Aldiano kembali duduk dan memperhatikan wajah Diandra yang terlihat murung.

"Ada apa?" Tanya Aldiano

Diandra kaget, "e-eh? ng-nggak apa-apa hehehe" jawab Diandra

"Yakin? udah ceritain aja" kata Aldiano

"Nggak kok, nggak penting juga lagian ini masalah Abim" sahut Diandra

Aldiano hanya manggut-manggut mengerti. Jujur, Diandra takut kalau Abimanyu tahu dia pulang bersama Aldiano. Tapi dia tahu kalau Abimanyu hanya teman nya bukan kakak apalagi kekasih nya. Tapi dia panik, takut kalau selesai membeli buku Abimanyu langsung menemukan nya dan mengajaknya pulang lalu membentak nya.

"Ini es krim nya, mas mba" kata Waiters menghentikan keheningan antara Diandra dan Aldiano

Diandra menerima es krim cup itu dengan tersenyum lembut. Lalu Diandra menghabiskan es krim itu dengan benar dan tidak belepotan. Karena dia tidak mau Aldiano repot-repot membersihkan nya.

Beberapa jam ada di toko es krim, mereka berdua berdiri dan segera pulang kerumah. Tapi mereka mampir sebentar ke supermarket untuk membeli makanan ringan.

"Pilih aja, gue yang bayar" kata Aldiano

"Beneran? Waahh" kata Diandra tidak percaya dan Aldiano hanya mengangguk pelan, lucu sekali gadis di depan nya ini

Diandra juga tidak mengambil banyak, hanya biskuit dan snack sisanya adalah minuman untuk nya dan Aldiano. Setelah itu Diandra pergi membayar.

Mereka pun keluar dari toko, "Makasih banget ya, Di. Walaupun hanya makan es krim sama beli makanan ringan gue udah seneng kok, pokoknya hari ini makasih" kata Diandra lalu tersenyum lembut

Aldiano membalas senyuman itu. Karena ada urusan mendadak, Aldiano pergi dan meninggalkan Diandra sendirian, lagi pun supermarket itu hanya beda satu gang dari rumah Diandra jadi tak perlu khawatir, dan Diandra sendiri yang meminta jalan kaki.

Di temani langit malam yang kelihatan nya mendung, Diandra berjalan sambil mengembangkan senyum manis nya. Walaupun hari ini bisa di bilang kacau tapi berkat Aldiano semuanya kembali ceria.

Tidak butuh waktu lama, Diandra sudah kembali kerumah namun ada suara berisik di sebelah rumahnya, tepatnya rumah Abimanyu. Sepertinya hari ini ayah dan ibu nya kembali dari luar negeri dan mulai bertengkar. Diandra menatap rumah Abimanyu yang berisik itu, dia takut Abimanyu seperti kejadian 8 tahun lalu.

Diandra kemudian masuk kerumah dan melihat ibu nya menghampiri kamar nya sendiri yang tepat berada di sumber suara itu.

"Kenapa bun?" Tanya Diandra

"Mama papa Abimanyu bertengkar lagi?" Tanya Bunda pelan kepada Diandra

"Iya bun, kira-kira Abim udah pulang belum ya?" Kata Diandra ragu-ragu

"Abim udah pulang daritadi sayang" kata Bunda

Diandra hanya mengangguk, meletakkan plastik belanjaan di atas meja makan lalu segera pergi ke kamar nya. Ia mandi dan segara belajar, tapi suara berisik itu menganggu nya.

"Apa kejadian 8 tahun itu akan terulang lagi?" Gumam Diandra pelan sambil memperhatikan rumah Abimanyu dari kaca kamar

Kejadian 8 tahun lalu itu selalu terngiang di pikiran Diandra saat ada pertengkaran antara ayah dan ibu Abimanyu. Kejadian itu dimana ayah dan ibu Abimanyu bertengkar sampai jam 12 malam dan mereka tidak memperdulikan Abimanyu di kamar, semua barang yang ada di banting. Dan tahu apa yang terjadi selanjutnya? Saat Diandra ingin mengetuk pintu rumah Abimanyu berniat untuk memberhentikan pertengkaran, Abimanyu ada dirumah Diandra sambil menutup telinga nya yang berdarah karena suara berisik itu.

Kini Diandra segera turun dari kamar dan memakai celana panjang serta jaket nya dan topi. Dia pun juga menghiraukan panggilan bunda nya untuk tidak menganggu mereka. Diandra naik ke atas pembatas rumah Abimanyu dan Diandra, lalu dengan takut-takut dia mengetuk pintu rumah Abimanyu.

TOK! TOK! TOK!

"Abim!!" Teriak Diandra

Suara berisik itu terhenti. Lalu seorang wanita paruh baya membuka pintu, terlihat sekali ada bekas tamparan di pipi kanan nya dan bekas tangisan. Itu mama nya Abimanyu.

"Eh Diandra, apa ada malam-malam begini?" Tanya mama Abimanyu berusaha tersenyum

"Gini tante.... Abim nya ada di dalem? Boleh di suruh keluar ngga?" Kata Diandra

Mama nya Abimanyu mengangguk sambil tersenyum lalu pergi memanggil Abimanyu. Abimanyu turun dari kamar lalu membanting pintu keras, Abimanyu langsung menarik Diandra ke halaman rumah Diandra dan disana Abimanyu menangis.

"Abim? Lo ngga kenapa-kenapa kan? Kuping lo baik-baik aja kan? Masih kenal gue kan?" Tanya Diandra tak santai

Abimanyu menghapus air mata nya, "lagi-lagi mama gue minta cerai, Yan." Kata nya pelan

Diandra kaget, setelah kejadian 8 tahun meminta cerai itu kini kejadian itu kembali lagi. Diandra menepuk-nepuk pundak Abimanyu.

"Sabar Bim... Tuhan punya jalan keluar yang terbaik," kata Diandra

"Tapi–"

"Tapi kenapa?"

"Kalau gue ikut mama gue, gue akan tinggal di Austria selamanya"

Tentu Diandra kaget, setelah bertahun-tahun bersama sahabatnya ini pergi? Lalu siapa yang akan pulang dan berangkat bareng lagi? Siapa yang akan membelikan Diandra es krim lagi? Siapa yang akan selalu membuat Diandra tertawa lagi? Diandra hanya menatap Abimanyu sendu dan terjadi keheningan cukup lama. Sebelum hujan mengguyur mereka berdua di halaman rumah Diandra.

"Lo kenapa hujan-hujanan temenin gue? Kenapa ngga masuk aja?" Tanya Abimanyu

"Ngga apa-apa, selama ini gue nggak pernah kena setetes air hujan. Gue pengen nyoba hal baru aja" kata Diandra

Sebenernya, Diandra menangis di tengah deras nya hujan. Jujur, kalau Abimanyu pergi tidak ada lagi kebahagiaan untuknya. Diandra kini menatap Abimanyu yang sedang menunduk sambil memegang kepalanya dan kini dia melihat jam, sudah jam sembilan malam.

"Abim, lo mau pulang atau nginep dirumah gue aja?" Tanya Diandra

"Pulang, tenang aja gue nggak apa-apa" kata Abimanyu tersenyum lalu naik ke atas pembatas rumah dan melambaikan tangan ke Diandra

Diandra hanya menatap Abimanyu yang berjalan ke pintu rumah. Biarkan dia sakit besok, biarkan dia di marahi bunda nya besok, asalkan Abimanyu selalu bersamanya.

"Entah kenapa, aku tak ingin dia pergi jauh dari ku. Perasaan ini, kini saling bertabrakan entah apa yang mereka mau, kali ini aku hanya bisa menangis di tengah deras nya hujan yang mengguyur tanah." —Diandra Novelia Puspita.

————————

Teman rasa PacarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang