(6)

786 17 0
                                    

Bel istirahat sudah berbunyi, semua murid membubarkan diri mereka ke kantin untuk makan siang, kecuali Diandra yang ada di kelas sendirian. Dia tadi nitip makan ke teman-teman nya, dia malah mengantri katanya.

Saat ingin tertidur, ada pesan masuk di handphone nya membuat dirinya kaget tak karuan.

"Etdah, ngasih pesan gausah pas gue mau tidur kali" gumam Diandra pelan dengan nada mengomel

Diandra membuka pesan itu, dari Abimanyu.

To : Diandra
Pulang mau ikut gue apa pulang bareng temen-temen lo? gue mau mampir ke toko buku

Diandra tidak akan menolak ajakan ke toko buku, apalagi sebelah toko buku itu toko es krim.

From : Diandra
Ikutttttt yakali gue sendirian

Tidak ada balasan lagi dari Abimanyu.

Diandra tahu, toko buku adalah tempat favorit Abimanyu saat mood nya sedang buruk. Bisa di bilang, dia sangat menyukai buku terutama buku tentang alam dan puisi. Diandra tidak akan menolak ajakan Abimanyu karena ada dua alasan. Pertama, karena kalau dia pulang sendiri pasti ada kesempatan untuk Aldiano dan dia akan kena marah lagi. Kedua, karena sebelah toko buku adalah toko es krim jadi dia tak bisa menolak.

"Pas banget gue lagi kepengen nyari buku diary gitu" gumam Diandra lalu tertawa pelan

Tidak lama, teman-teman Diandra kembali membawa pesanan Diandra. Mereka langsung makanan jajanan mereka sambil bercerita tentang kejadian-kejadian aneh.

"Zah, lo ngapa dah? Tadi pagi muka di tekuk gitu" kata Yunita

Zahra diam sebentar, dia sedang mengunyah makanan nya.

"Itu tadi Rifki, ih tau ah sebel banget gue kalo di ceritain!" kata Zahra kesal sendiri

"Lah Rifki kenapa woy? Yang jelas kalo cerita, kali gitu bisa bantu" sahut Alivia

"Janjian sama gue di halte bilangnya mau berangkat bareng, gue tunggu eh dia berangkat bareng si Nayla, sabar gue kok" jelas Zahra kesal sendiri

"Terus? Si Rifki keciduk sama lo ga?" Tanya Yunita

"Iya, tuh tadi ngasih gue es krim depan si Raka, Gheivara, Aldiano, sama Ranasya" jelas Zahra lagi

Mereka langsung manggut-manggut mengerti, tidak lama mereka kembali tertawa dan saling meledek. Banyak kejadian lucu yang mereka alami hari ini, tapi Diandra tidak bergeming sejak tadi.

"Dian, diem aja lo, ngapa?" Tanya Yunita

"Eh? Nggak apa-apa," kata Diandra

"Yakin? Cerita aja elah, gausah di pendem sendiri" kata Alivia

Diandra menghembuskan nafas nya pelan, "gue di ajak Aldiano pulang bareng. Salah ya gue izin ke Abimanyu? Gue cuman takut Abimanyu nggak suka sama gue"

Mereka terkejut, siapa yang tidak terkejut dengan hal ini? Aldiano laki-laki yang banyak di dekati adik kelas, teman sekelasnya, bahkan kakak kelas itu mengajak Diandra pulang bersama. Kesempatan emas untuk Diandra, tapi apa? Lagi-lagi Diandra melibatkan Abimanyu. Banyak perempuan disana yang nasib nya tak sehebat Diandra. Ayolah, Abimanyu sudah punya kekasih, untuk apa tidak mengizinkan Diandra pergi bersama Aldiano? Hanya karena Diandra takut persahabatan mereka berakhir?

Yunita menggebrak meja, Zahra melotot, dan Alivia hanya melihat mereka berdua secara bergantian, tanda tidak mengerti.

"Siapa sih cewe yang nggak mau pulang bareng sama Aldiano? Cowo tinggi, ganteng, boyfriend-able, dan manis? Lo tolak gitu aja cuman gegara Abim? Ini gue makin curiga, Yan!" Jelas Yunita kesal sendiri

"Kesempatan emas yang menurut perempuan lain itu lo sia-sia in? Cuman gegara Abim? Yan, itukan hak lo! Kenapa bawa-bawa Abim sih? Emang Abim siapa lo?! Bapak?! Abang?! Sahabat doang kenapa harus sampai izin begitu sih!?" Jelas Zahra juga kesal sendiri

Diandra diam menunduk. Benar, itu menurut perempuan lain adalah kesempatan emas. Dia menolaknya dengan mentah-mentah, dan lagi-lagi melibatkan Abimanyu yang bukan orang penting untuknya, hanya sekedar sahabat kecil.

"Dian, coba lo ambil keputusan lagi. Kali ini menurut apa yang lo rasain aja, nggak usah bawa-bawa Abim, ikutin kata hati lo, Yan. Masih ada waktu" jelas Alivia pelan-pelan tidak seperti Yunita dan Zahra

Diandra mengangguk dan terdiam sebentar. Pikiran nya bilang, dia ingin sekali menolak ajakan Aldiano untuk pulang bersama sementara hatinya merasa kasihan. Apa yang harus dia lakukan? Tidak mungkin mengajak Aldiano ikut Abimanyu ke toko buku. Dia sudah janji akan ikut Abimanyu, lalu ini bagaimana?

"Huft, gue..."

Alivia, Zahra, dan Yunita langsung menatap Diandra lekat-lekat,

"Nggak bisa sekarang, gue ada janji sama Abimanyu nganterin dia ke toko buku, mungkin lain hari" jawab Diandra dengan wajah kecewa

Yunita dan Zahra manggut-manggut mengerti sementara Alivia menepuk pundak Diandra mengartikan sabar.

"Yaudah, lo bilang ke Aldiano nanti malam kalo lo mau pulang bareng" kata Yunita

Diandra hanya mengangguk pelan.

———————

Sekolah sudah sepi karena beberapa menit yang lalu bel sudah di bunyikan. Diandra pergi ke parkiran tapi dia tidak melihat Abimanyu ada di sekitar sana. Sepi sekali.

Sampai akhirnya ada pesan masuk yang belum dia baca dua puluh menit yang lalu. Dari Abimanyu.

To : Diandra
Sorry, gue bareng Ranasya. Lo sama temen-temen lo aja ya, besok gue beliin es krim oke

Baiklah, Diandra menyesal. Dia harusnya mendengarkan kata teman-teman nya tadi. Dengan wajah kesal dia melangkah kan kakinya menuju rumah yang agak jauh dari sekolah.

Tapi ada seorang laki-laki dengan motor metic nya berhenti di halte dekat sekolah, jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat Diandra berdiri. Awalnya Diandra tidak peduli namun laki-laki itu memanggil namanya dan membuka helm yang ia pakai.

"Loh? Aldi? Ku kira kamu udah pulang" kata Diandra sambil nunjuk Aldiano dengan jari telunjuk nya

"Tadi Ranasya bilang pas keluar dari kelas, dia ada janji ke toko buku bareng Abimanyu. Yaudah gue tungguin lo disini" jelas Aldiano

"Oh begitu, jadi sekarang kita pulang kan?" Tanya Diandra

"Iya tapi nanti, aku udah izin ke bunda kamu, aku mau ajak kamu main dulu nggak lama kok paling jam setengah tujuh udah pulang" kata Aldiano

Diandra tersenyum dan mengambil helm yang di berikan Aldiano lalu memakainya. Sebenarnya dia ingin sekali bertanya kemana tujuan mereka ini tapi dia pendam karena sedari tadi Aldiano terlihat sangat bahagia bisa pulang bersama Diandra.

Diandra masih merasa kecewa dengan Abimanyu hari ini, tadi pelajaran IPA dia nanya nggak di sahutin, dia tadi ngechat nggak di bales, dia tadi nanya soal ke toko buku malah di bentak, penyebab nya karena pertanyaan Diandra pagi tadi di perpustakaan.

Diandra hanya tersenyum tipis saat Aldiano menjelaskan hal-hal lucu yang pernah dia alami.

"Mungkin untuk hari ini, semesta tak mengizinkan aku bahagia dulu. Kebahagiaan nya di simpan dulu, siapa tahu ada keajaiban tak terduga lain hari"—Diandra Novelia Puspita.

———————

Teman rasa PacarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang